Pinjaman Daerah Sumber-Sumber Penerimaan Pendapatan Daerah

perhitungan pajak yang elastis elastic tax base yang relative memberikan kepastian jumlah yang akan diterima. 204 Sementara itu, conditional grant adalah bantuan yang membolehkan pemerintah pusat untuk mengawasi penggunaan dana tersebut dengan asumi agar daerah menjalankan fungsi yang memiliki eksternalitas positif dan atau distribusi keuntungan. 205 Distribusi conditional grant, menurut Bahl dilakukan dengan beberapa cara, namun yang paling umum digunakan adalah sistem pembayaran yang didasarkan pada beberapa standar pengeluaran. 206 Biasanya pola conditional grant berhasil mencapai target yang diinginkan. Namun persoalannya, conditional grant diterapkan dengan pola yang seragam di seluruh daerah dan tidak memberikan pertimbangan yang cukup terhadap kondisi daerah. 207 Hal tersebut menyebabkan pola pengeluaran keuangan pemerintahan daerah menyimpang dari kecenderungan lokal. 208 Sementara itu, transfer dana bantuan keuangan yang sifatnya Ad- Hoc didasarkan pada pertimbangan politis. Hal tersebut menyebabkan pola bantuan tersebut tidak transparan dan jauh dari ukuran-ukuran objektif. Bahkan Cina dan Thailand, yang mengalokasikan sebagian bantuan dalam bentuk ad-hoc, menghadapi persoalan ketidakpastian anggaran di tingkat daerah. 209

c. Pinjaman Daerah

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pinjaman daerah sangat berkatan dengan penerapan hard budget constraint pembatasan anggaran secara ketat di mana tidak ada bantuan dari pusat pada saat 204 Ibid. 205 Ibid., hlm. 14. 206 Ibid 207 Ibid. 208 Ibid. 209 Ibid. terjadi akhir tahun anggaran. Menurut Davey 1983 ada beberapa alasan pemerintah daerah melakukan pinjaman dana seperti: 210 a. untuk menutup defisit keuangan jangka pendek; b. untuk membiayai kekurangan belanja rutin dan penghasilan retribusi dalam anggaran tahunan annual budget; c. membiayai pembelian perlengkapan dan mesin-mesin; d. membiayai investasi yang akan menghasilkan pendapatan; e. membiayai pembentukan modal jangka panjang long term capital development. Menurut J. Glasson, tujuan utama pemanfaatan dana pinjaman daerah adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan melakukan pembangunan yang menerus sustainable development. 211 Hal tersebut sangat wajar karena dengan penerapan hard budget constraint terbatasnya kemampuan keuangan daerah, maka terselenggaranya progam-program daerah tidak hanya bergantung pada pendapatan daerah dan bantuan dari pusat, namun sangat bergantung pada pinjaman daerah. Oleh karena itu, seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa keleluasaan bagi daerah untuk melakukan pinjaman merupakan salah prinsip dari desentralisasi fiskal. Pengaturan mengenai pinjaman daerah di setiap menunjukkan pola yang berbeda-beda. Menurut Shah, di negara-negara berkembang di mana pasar keuangan belum terbangun dengan baik untuk kredit jangka panjang dan kemampuan daerah untuk membayar pinjaman, menyebabkan akses daerah untuk melakukan pinjaman sangat terbatas. 212 Hal tersebut menyebabkan pengaturan pinjaman daerah lebih menekankan pada pengawasan pemerintah pusat, sementara bantuan pusat untuk mendorong daerah melakukan pinjaman sangat jarang menjadi perhatian. Biasanya yang menjadi ukuran pola pengawasan pusat dalam hal pinjaman daerah adalah 210 Lihat Bachrul Elmi dan Syahrir Ika, “Hutang Sebagai Salah Satu Sumber Pembiayaan Pembangunan Daerah Otonom”, Jurnal Kajian Ekonomi Dan Keuangan, Vol. 6 No. 1, Maret, 2002, hlm. 64. 211 Ibid., hlm. 62. 212 Anwar Shah, “Fiscal Decentralization…., op.cit., hlm. 29 apakah daerah berwenang melakukan pinjaman? Jika dibolehkan, apakah daerah dapat melakukan pinjaman ke luar negeri?

6. Hakikat Pengawasan Pemerintah Pusat terhadap Daerah a. Pengertian dan Tujuan Pengawasan