B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai
berikut
15
:
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,30
Sukar 0,31
– 0,70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
3. Uji Daya Pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto, “Daya pembeda soal adalah kemampuan
sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
”.
16
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kemampuan soal instrumen dalam membedakan peserta didik yang pandai dengan siswa
yang kurang pandai. Daya pembeda penelitian ini dihitung dengan menggunakan program ANATES V-4. Adapun rumus yang digunakan untuk
menentukan daya pembeda adalah
17
:
15
Ibid., h.210
16
Ibid., h.211
17
Ibid., h.213
Keterangan: J
: Jumlah peserta tes JA
: Banyaknya peserta kelompok atas JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
18
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek 0,20
– 0,40 Cukup
0,40 – 0,70
Baik 0,70
– 1,00 Sangat baik
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis respponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
18
Ibid., h.218
masalah, untuk melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
19
Dalam pengolahan dan penganalisaan data tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut adalah :
1. Uji Normalitas Gain
Data preteset dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS
siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah diterapkan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan.
Menurut Meltzer untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest dapat menggunakan rumus Normalized Gain sebagai berikut :
20
Tabel 3.6 Kategorisasi Skor N-Gain
Rentang Indeks Gain Kategori Peningkatan
Nilai G ≥ 0,70 Tinggi
Nilai 0,30 ≤ G 0,70 Sedang
Nilai G 0,30 Rendah
Setelah itu data kuantitatif akan diuji dengan uji parametrik yaitu dengan uji-t, dengan ketentuan jika data berdistribusi normal dan homogen.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2008, h.207
20
Septiani Jamilah, Analyzting ChangeGain Scores, 2013 http:www.list.asu.educgi- binwa?=ind9903L=area-dp=6855
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji
liliefors
taraf signifikan α = 0,05:
L
o
= FZi – SZi
Keterangan : L
o
: harga mutlak terbesar FZi : peluang angka baku
SZi : proporsi angka baku Dengan kriteria pengujian :
Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal
Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal
Langkah-langkahnya sebagai berikut : a.
Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar b.
Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus : ̅
Keterangan : Zi : skor baku
xi : skor data ̅ : mean
S : simpangan baku
c. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F kolom Z table
d. Nilai kolom FZi : jika Zi negatif, maka FZi : 0,5-Zt ; jika Zi positif,
maka FZi : 0,5 + Zt e.
Untuk kolom S Zi :
f. Kolom [Zi-SZi] merupakan harga mutlak dari selisih antara FZi-SZi
g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan
Lo h.
Apabila Lo hitung Lo table maka sampel berasal dari distribusi normal
3. Uji Homogenitas
Variansi kedua populasi perlu homogen atau sama besarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian variansi pada kedua populasi. Adapun rumus
yang digunakan adalah:
21
Apabila kedua data dari sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, rumus menguji homogenitas menjadi:
22
Keterangan : F
: homogenitas S
1 2
: varian besar S
2 2
: varian kecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a.
Hipotesis Ho : kedua varians berasal dari populasi yang homogen
21
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: PT Refika Aditama, 2010, h.160
22
Ibid
Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen b.
Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika F hitung F table : Ho diterima
Jika F hitung F table : Ho ditolak c.
Tentukan db pembilang dan db penyebut varians terbesar dan varians terkecil
d. Tentukan nilai F hitung
e. Tentukan nilai F table
Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah F hasil Fh F table Ft pada taraf signifikan α 0,05
maka data berdistribusi homogen. Jika Fh Ft, maka data berdistribusi tidak homogen.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes siswa dari hasil pretest dan posttest. Pengujian dilakukan dengan uji-t dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
23
:
√
Keterangan : Md
: Mean dari deviasi antara pretest dan posttest Xd
: Perbedaan deviasi dengan mean deviasi N
: Banyaknya subjek Df
: Atau db adalah N-1
23
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 h., 86
Selanjutnya menghitung hipotesis : Jika t
hitung
t
tabel
: H
o
diterima dan H
a
ditolak Jika t
hitung
˃ t
tabel
: H
o
ditolak dan H
a
diterima
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H
a
: μA
≠
μB H
o
: μA =
μB Keterangan:
μA = nilai pretest siswa pada mata pelajaran IPS sebelum menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan.
μB = nilai posttest siswa pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan.
Hipotesis H
a
: Terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai pretest
dan posttest. Hipotesis H
o
: Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar IPS siswa dilihat dari nilai
pretest dan posttest.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum MTS Darul Ma’arif Jakarta
a. Sejarah Singkat Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif merupakan bagian dari Yayasan Darul Ma’arif yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1956, berkedudukan
di Jakarta Selatan. Didirikan oleh KH. Dr. Idham Khalid. Beliau adalah seorang ulama, pendidik, sekaligus politisi yang tidak hanya dikenal luas dan
disegani di negeri sendiri melainkan juga di dunia internasional. Meskipun sekolah ini didirikan oleh seorang tokoh Nahdatul ulama NU, bukan berarti
yang boleh bersekolah di lembaga ini hanya org-orang dari golongan NU, tetapi semua golongan dapat mengenyam pendidikan di lembaga ini.
MTs Darul Ma’arif berdiri di atas lahan perguruan seluas 1200 meter persegi dengan luas bangunan 800 meter persegi. MTs Darul Ma’arif
menempati lantai 1 dari bangunan Per guruan Darul Ma’arif, berdampingan
dengan sejumlah unit pendidikan lainnya, yaitu SD Islam, SMP, MTs, SMA, dan MA.
Berdirinya MTs Darul Ma’arif adalah buah dari perjuangan yang panjang dari para pendirinya dan juga masyarakat, lembaga pendidikan ini
tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu duniawi saja tetapi juga ilmu-ilmu agama. Fungsi pengembangan MTs Darul Ma’arif adalah mengakses,
menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi, dan mengembangkan kapasitas para peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut dibingkai dalam suasana yang
Islami, sehingga diharapkan setelah lulus dari MTs Darul Ma’arif, para peserta didik dapat menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang
teguh pada nilai-nilai luhur agama Islam.
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
Visi : 1
MTs Darul Ma’arif unggul dalam bidang iptek, imtaq, pelayanan dan pengamalan.
Misi : 1
Membentuk insan yang berakhlak mulia, islami dengan memperkuat iman dan taqwa.
2 Mempersiapkan peserta didik untuk dapat diterima di sekolah lanjutan
yang bermutu dan diterima di masyarakat. 3
Membekali peserta didik dengan keterampilan dasar sesuai dengan perkembangan iptek dan imtaq.
Tujuan : 1
Mendidik siswa menjadi insan yang berkarakter dengan dilandasi keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
2 Mendidik siswa menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta
menghormati dan mentaati kedua orang tua dan guru-gurunya. 3
Mendidik siswa menjadi warga negara Indonesia yang mencintai bangsa dan negaranya serta peduli kepada lingkungan dan
masyarakatnya, dengan berlandaskan Aqidah Islam, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4 Mendidik siswa menjadi insan Indoneia yang siap menyongsong Era
Globalisasi dengan memiliki kemampuan intelektual serta menguasai keterampilan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
c. Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Darul Ma’arif
Adapun jumlah guru dan tenaga kependidikan karyawan yang bertugas di MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran 20142015 ini berjumlah 21
orang, dengan jumlah guru laki-laki sebanyak 12 orang dan guru perempuan sebanyak 9 orang. Sedangkan jumlah karyawan
di MTs Darul Ma’arif
berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 orang sebagai karyawan tata usaha dan 2 orang lainnya sebagai office boy. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah guru
dan tenaga kependidikan di MTs Darul Ma’arif dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Pegawai MTs Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015
NO NAMA
GOL PENDDIKAN
JURUSAN JABATAN
MAPEL 1
H. Antung Abdullah -
- -
Kepsek Fiqih
2 Hj. Sri Komariyati S.Ag
IV A S.1 IAIN
PAI Wakasek
Fiqih 3
Nur Hidayat, MA III B
S.2 UMJ Pend. Islam
Wakasek Bhs. Arab
4 Ayyip Muhammad
III A S.1 IKIP
Kepelatihan Guru
Penjaskes 5
Drs. H. Abdul Alim III A
S.1 IAIN Ushuludin
Guru Al-
Qur’an Hadist
6 Wahyu Purnomo S.E
III A S.1 IKOPIN
Manajemen Guru
PKN 7
Asep Iffan A, M.M.Pd III D S.2 STM IMNI
Manajemen Pendididkan
Guru MTK
8 Rizki Ahmad F, S.Pd. I
- S.1 UIN
Bhs. Arab Guru
Bhs. Arab 9
Dra. Hasidah III A
S.1 IAIN Bhs. Inggris
Guru Bhs. Inggris
10 Dra. Hj. Marwanih
III A S.1 IAIN
PAI Guru
Aqidah akhlak
11 Ika Mustikawati S.Pd
II A S.1 UHAMKA
Bhs. Indonesia
Guru Bhs.
Indonesia 12
H. Rosyidul Anam S.Pd -
S.1 UNINDRA Matematika
Guru MTK
13 Sutamto S.Pd
III B S.1 UNS
IPS Guru
IPS 14
H.A. Muthohar SQ -
S.1 PTIQ KPAI
Guru SBK
kaligrafi 15
Lili Nurlinda Sari S.Psi -
S.1 UIN Psikologi
Guru BKPLKJ
16 Nur Aini S.Pd
- S.1 UIN
Biologi Guru
IPA 17
H. Fathi MA -
S.2 IIQ Qur’an
Guru Al-
Qur’an Tajwid
18 Badruzzaman S.Pdi
- S.1 STAI DM
PAI Guru
SKI 19
H. Ahmad Syauqi S.Kom -
S.1 STIK Komputer
Guru TIK
20 Zahratunnisa, S.Pd. I
- S.1 STAI DM
PAI TU
- 21
Arief Muhammad -
S.1 UIN PAI
TU -
Sumber : MTs D arul Ma’arif Tahun Ajaran 2015
d. Daftar Siswai MTs. Darul Ma’arif
Siswa merupakan sentral dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini siswalah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tujuan perhatian di
dalam proses belajar mengajar. Siswa sebagai prihal yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapai secara optimal.
Jumlah siswa- siswi MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran
20142015 adalah 188 orang yang terdiri dari tiga angkatan, dengan masing- masing angkatan terdiri atas dua rombongan belajar. Mengenai keadaan siswa
di MTs Darul Ma’arif, sesuai dengan data yang penulis peroleh data
selengkapnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jumlah Siswa MTs Darul Ma’arif
NO KELAS
JUMLAH 1
VII 53
2 VIII
63 3
IX 72
JUMLAH KESELURUHAN 188
Sumber data : buku induk sekolah
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lain. Untuk mengetahui sarana fisik
MTs Darul Ma’arif peneliti melakukan penggalian data observasi secara langsung dilokasi penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang
penulis peroleh. Secara lebih jelasnya penulis paparkan sebagai berikut: Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada sebanyak 6 kelas,
yaitu kelas VII terbagi menjadi 2 kelas, kelas VIII terdapat 2 kelas, demikian juga dengan kelas IX terdapat 2 kelas. Selain ruang kelas, terdapat pula
ruang penunjang untuk pembelajaran, yaitu laboratorium walaupun hanya