3 Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki
pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.
20
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan lingkungan dalam
suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Lingkungan erat kaitannya antara pembelajaran dengan kehidupan
siswa sehingga siswa lebih bisa memahami apa yang dipelajari dan yang terjadi di lingkungannya.
Teori belajar yang dapat digunakan untuk mendukung pendekatan lingkungan adalah teori belajar konstruktivisme. Menurut Suyono dan
Hariyanto, “Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun,
mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup
”.
21
Menurut Sardiman, konstruktivisme merupakan filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi atau bentukan kita
sendiri. Menurut pandangan dari teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari siswa untuk merekonstruksi atau membentuk makna. Belajar
merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang telah dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki,
sehingga pengertiannya atau pemahamannya menjadi berkembang.
22
Menurut Asri Budiningsih, “Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan
dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas- aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman
”.
23
20
E Mulyasa, op.cit, h.102
21
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 105
22
Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2007,h.37
23
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012, h. 60
Sebagaimana dikatakan Komarudin kaitannya dengan pembelajaran, menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh
pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data.
24
Sebagaimana dikatakan oleh Yatim Riyanto, Tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan
pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berpikir. Menurut prinsip teori ini, guru hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Praktik pembelajaran konstruktif dilakukan untuk membantu siswa membentuk,
mengubah diri atau mentransformasikan informasi baru.
25
Selain teori konstrutivisme, teori belajar kognitif juga mendukung pendekatan lingkungan. Teori kognitif adalah teori belajar yang berfokus pada
pembentukan konsep berpikir, membangun pengetahuan atau proses-proses sentral seperti ide-ide, sikap, harapan.
26
Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Teori ini
menyatakan, proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika seorang pendidik mampu memberi kesempatan pada siswanya untuk menemukan suatu
konsep atau informasi melalui contoh-contoh yang kongkret.
27
24
Sukardjo Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 55
25
Yatim Riyanto, op. cit., h. 144-145
26
Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 12, h. 22
27
Imalatur Roihah, “Implikasi Teori Kognititf Jean Piaget Dalam Pembentukan Kepribadian
Muslim Pada Anak Usia Sekolah 7-12 Tahun ”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2009, h. 6
Kognitif merupakan kemampuan yang berpusat di otak berfungsi untuk menerima, mengolah dan menginterpretasikan pengetahuan dan pengalaman
yang diperoleh anak melalui interaksinya dengan lingkungan.
28
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan merupakan strategi pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar bagi siswanya. Dimana pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan ini didukung oleh teori
belajar konstrutivisme dan teori belajar kognitif.
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan
Pendekatan merupakan strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran . Setiap pendekatan dalam pembelajaran memilki tujuan dan
manfaat bagi siswa maupun bagi keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan oleh Wina Sanjaya, Tujuan pembelajaran pada
hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam
bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan
sikap siswa, pengembangan psikomotorik adalah pengembangan keterampilan siswa.
29
Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan dan upaya mengembangkan potensi peserta didik, proses pembelajarn tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan kecakapan aspek afektif dan psikomotorik. Selanjutnya akan mengembangkan kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual secara berimbang. Menurut Wina Sanjaya, “Implementasi pemanfaatan sumber belajar di
dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang
28
Ibid., h. 16
29
Wina Sanjaya, op.cit.,h.28
menggunakan berbagai ragam sumber belajar ”.
30
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sangat efektif untuk menciptakan suatu kegiatan belajar
yang produktif. Sumber belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar sehingga siswa mudah memahami pelajaran. Lingkungan sebagai
sumber belajar dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Siswa dapat mengekspresikan diri mereka dalam berbagai cara memecahkan masalah
dan membentuk pengetahuan serta memperoleh pemahaman konsep nyata di dalam lingkungan hidup mereka.
Menurut Leksono, ”Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran
akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa jika apa yang kita peroleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan
dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Manfaat tersebut merupakan salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan
lingkungan ”.
31
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dikemas melalui keterampilan proses sangat tepat disajikan dalam proses pembelajaran IPS dan
akan menciptakan interaksi yang lebih tinggi karena fisik maupun mental siswa terlibat langsung ke dalam lingkungan. Antara guru dan siswa dapat bekerja
sama dalam proses belajar dengan cara memilih lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, misalnya dalam materi hidrosfer, siswa secara langsung
mengamati gejala-gejala hidrosfer pada lingkungan alam sekitar. Dampak positif diterapkannya pendekatan lingkungan dalam pembelajaran
yaitu dapat memacu sikap rasa ingin tahu siswa. Semakin sering siswa diajak berinteaksi dengan lingkungan secara langsung maka rasa ingin tahu serta
partisipasi belajar siswa akan semakin meningkat. Dengan demikian,
30
Ibid., h. 228
31
Ibut Priono Leksono, Implikasi Penerapan PAIKEM dalam Prosses Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, 21 September
2014, h.2
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memacu motivasi belajar siswa.
4. Teknik Pendekatan Lingkungan
Setiap pendekatan pembelajaran memilki teknik dalam penerapannya begitu juga pembelajaran dengan menggunakan strategi pendekatan lingkungan
memiliki langkah-langkah maupun teknik dalam penerapannya. Menurut E Mulyasa, dalam pendekatan lingkungan pengetahuan yang
diberikan harus memberi jalan keluar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya, pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan
lingkungan peserta didik. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara
mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan.
32
Menurut Nasution, ada bermacam-macam cara untuk menggunakan sumber-sumber dalam lingkungan untuk kepentingan pelajaran. Pada
umumnya dapat dibagi dalam dua golongan sebagai berikut:
1 Membawa siswa ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan
pelajaran karyawisata, school camping, survey. 2
Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran resource person, benda-benda seperti pameran atau
koleksi.
33
Kedua jenis cara tersebut tidak terlepas satu sama lain, karena siswa biasanya sering mengunjungi lingkungan atau membawa benda dan contoh ke
dalam kelas. Dapat juga melakukan keduanya, yaitu mengunjungi lingkungan kemudian membawa yang di dapat dari lingkungan ke dalam kelas.
Pembelajaran Pendekatan Lingkungan sama halnya seperti karyawisata, sebagaimana yang diungkapkan Nasution, karyawisata mempunyai nilai-nilai
sebagai berikut: 1
Memberi pengalaman-pengalaman langsung.
32
E Mulyasa, op.cit, h.101
33
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet. 2, h. 133
2 Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada
3 Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu
4 Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat di dalam
masyarakat 5
Memberikan pengertian yang luas tentang kehidupan.
34
Teknik pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan lingkungan dapat mendukung keberlangungan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih
bermakna bagi siswa.
C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Setiap individu mengalami proses perubahan sikap dan tingkah laku. Seseorang akan memperoleh perubahan tingkah laku, kecakapan keterampilan
serta memperoleh pengetahuan melalui proses belajar. Sebagaimana dikatakan
Martinis Yamin, “Belajar merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari
masa kecil sampai akhir hayat seseorang ”.
35
Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
”.
36
Seseorang dikatakan belajar apabila telah terjadi perubahan di dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi dengan orang lain
atau lingkungannya yang menyangkut semua aspek kepribadian individu, berkenaan dengan penguasaan dan penambahan wawasan pengetahuan.
34
Ibid, h.133
35
Martinis Yamin, Strategi Pembelajarn Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2003, Cet. 2 h. 97
36
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 78