d. Daftar Siswai MTs. Darul Ma’arif
Siswa merupakan sentral dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini siswalah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tujuan perhatian di
dalam proses belajar mengajar. Siswa sebagai prihal yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapai secara optimal.
Jumlah siswa- siswi MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran
20142015 adalah 188 orang yang terdiri dari tiga angkatan, dengan masing- masing angkatan terdiri atas dua rombongan belajar. Mengenai keadaan siswa
di MTs Darul Ma’arif, sesuai dengan data yang penulis peroleh data
selengkapnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jumlah Siswa MTs Darul Ma’arif
NO KELAS
JUMLAH 1
VII 53
2 VIII
63 3
IX 72
JUMLAH KESELURUHAN 188
Sumber data : buku induk sekolah
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lain. Untuk mengetahui sarana fisik
MTs Darul Ma’arif peneliti melakukan penggalian data observasi secara langsung dilokasi penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang
penulis peroleh. Secara lebih jelasnya penulis paparkan sebagai berikut: Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada sebanyak 6 kelas,
yaitu kelas VII terbagi menjadi 2 kelas, kelas VIII terdapat 2 kelas, demikian juga dengan kelas IX terdapat 2 kelas. Selain ruang kelas, terdapat pula
ruang penunjang untuk pembelajaran, yaitu laboratorium walaupun hanya
laboratorium komputer saja, perpustakaan, dan beberapa jenis ruangan yang menunjang proses akademik.
Masjid MTs Darul Ma’arif ini berada diluar area sekolah, tepatnya digerbang masuk sebelum memasuki kelas di sebelah barat ruang Kepala
Sekolah. Masjid tersebut biasa digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka pembentukan moral siswa secara Islami. Sedangkan
di halaman sekolah terdapat lapangan dengan posisi lapangan di tengah yang dikelilingi kelas-kelas. Lapangan itu digunakan untuk berbagai kegiatan
olahraga. Selain itu, halaman yang sekaligus lapangan tersebut juga digunakan untuk upacara sekolah setiap hari senin. Di samping itu, terdapat pula ruang
kegiatan ekstrakurikuler, seperti ruangan Osis.
Adapun Sarana dan Prasarana ya ng terdapat di MTs Darul Ma’arif secara
rinci adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MTs Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015
No. Sarana dan Prasarana
Jumlah Kondisi
1 Ruang BelajarKelas
6 Baik
2 Ruang Kepala Madrasah
1 Baik
3 Ruang wakepsek bdg. Kurikulim
1 Baik
4 Ruang wakepsek bdg. Kesiswaan
1 Baik
5 Ruang Tata Usaha
1 Baik
6 Ruang Guru
1 Baik
7 Ruang Lab. Komputer
1 Baik
8 Masjid
1 Baik
9 Ruang Perpustakaan
1 Baik
10 Koperasi Madrasah 2
Baik 11 Ruang BP
1 Baik
12 Ruang Osis 1
Baik 13 Kamar Mandi Guru dan Karyawan
2 Baik
14 Kamar Mandi Siswa 4
Baik 15 Ruang Administrasi
1 Baik
16 Kantin 2
Baik
17 Pos Satpam 1
Baik 18 Ruang UKS
1 Baik
19 Aula Pertemuan 1
Baik 20 Lapangan upacaraolahraga
1 Baik
21 Area Parkir 1
Baik Sumber : MT
s Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2015
B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest
Pada bab ini akan dibahas beberapa hasil analisis data dan temuan selama penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul
dari tes yang telah diberikan kepada siswa kelas VII MTs Darul Ma’arif Jakarta, yang berupa pretest dan posttest, diterapkan pada satu kelompok yaitu kelompok
eksperimen. Pretest diberikan sebelum diadakannya perlakuan, pretest ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman berpikir siswa. Sedangkan posttest
dilakukan setelah perlakuan selesai dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Pada pertemuan pertama eksperimen dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015. Pada saat itu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di dalam kelas.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan menggunakan metode ceramah dan diskusi, dan diakhir jam pelajaran siswa diberikan pretest yang berjumlah 15 butir soal
pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diterapkannya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan.
Pada pertemuan kedua eksperimen dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2015 di luar kelas. Siswa melaksanakan studi observasi ke Curug Cilember, Bogor.
Pada pertemuan kedua inilah diterapkannya strategi pembelajaran berbasis pendekatan lingkungan. Di Curug Cilember guru membimbing siswa untuk
melakukan pengamatan terkait materi hidrosfer. Pada pertemuan ketiga eksperimen dilaksanakan kembali di dalam kelas
pada tanggal 13 Mei 2015. Kegiatan belajar mengajar dilakukan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Guru menjelaskan dan mereview kembali materi
hidrosfer yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, guru melakukan sesi tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa. Dan diakhir jam pelajaran
siswa diberikan posttest berjumlah 15 butir soal pilihan ganda yang soalnya sama dengan soal pretest.
Setelah dilakukan perhitungan hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest
Hasil Kategori
Nilai Jumlah siswa
Pretest Rendah
40 2
Tinggi 73
3 Posttest
Rendah 67
1 Tinggi
100 2
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil pretest data yang diperoleh dari responden atau siswa sebanyak 20 orang, nilai terendahnya adalah 40
diperoleh 2 orang siswa, sedangkan nilai tertingginya adalah 73 diperoleh 3 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari
seluruh siswa yaitu 57. Setelah pembelajaran yang direncanakan selama dua pertemuan telah berakhir maka dilakukanlah posttest. Dari responden yang sama
dengan pretest dapat diketahui nilai posttest terendahnya adalah 67 diperoleh 1 orang siswa sedangkan nilai tertingginya adalah 100 diperoleh 2 orang siswa.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa yaitu 87,05.
Sedangkan untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut
hasil rekapitulasi uji N-Gain pretest posttest:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain
Pretest Posttest Rentang Indeks Gain
Jumlah Kategori
Nilai G ≥ 0,70 11
Tinggi Nilai 0,30 ≤ G 0,70
8 Sedang
Nilai G 0,30 1
Rendah
Dari uji N-Gain tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil belajar yang tinggi dengan rentang nilai lebih dari 0,70 diperoleh 11 orang siswa,
sedangkan 8 orang siswa memperoleh kategori sedang dengan rentang nilai antara 0,30 sampai 0,70. Kategori peningkatan hasil belajar yang rendah yaitu
dengan rentang nilai kurang dari 0,30 yang hanya diperoleh 1 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-Gain 20 siswa tersebut yaitu
0.691 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar rata-rata dari seluruh siswa dikategorikan sedang. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat
pada lampiran 16.
Gambar 4.1 Grafik Nilai
Pretest dan Posttest
Pretest 40
47 53
60 67
73 Posttest
67 73
80 87
93 100
20 40
60 80
100 120
Berdasarkan grafik di atas diperoleh data nilai pretest terendah 40 dan nilai pretest tertinggi 73. Kemudian mengalami peningkatan pada nilai posttest, yaitu
nilai posttest terendah 67 dan nilai posttest tertinggi 100. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai posttest setiap siswa mengalami peningkatan karena
nilai posttest setiap siswa lebih besar dari nilai pretestnya.
C. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes. Instrument tes pada penelitian ini berupa soal pretest
dan posttest. Uji instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menghitung reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk
perhitungan lengkap menggunakan ANATES V-4 dapat dilihat pada lampiran 10. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument tes maka digunakan kategori-kategori tertentu yang dapat menunjukan apakah data memiliki
tingkat reliabilitas kecil, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi. Setelah dilakukan uji coba instrument tes yang diuji cobakan pada 20
subjek menggunakan Uji Reliabilitas ANATES V-4 maka diperoleh simpangan baku 1.76, rata-rata 8.15 dan korelasiXY 0.02 sehingga didapat
reliabilitas tes 0.03. dari kategori yang terdapat pada tabel di atas maka reliabilitas yang memilliki koefisien korelasi 0.03 tersebut dikategorikan
sangat rendah.
2. Uji Tingkat Kesukaran
Kriteria yang digunakan pada uji tingkat kesukaran adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut.