Menyusun Rencana Perubahan Kompetensi MSDM pada Bank BTN

4.5.2 Menyusun Rencana Perubahan Kompetensi MSDM pada Bank BTN

Model konseptual yang telah didiskusikan seringkali menjadi upaya mencapai konsensus perumusan langkah tindakan. Hal ini, tidak sepenuhnya benar karena situasi hubungan antarmanusia yang sifatnya kompleks memerlukan konsensus yang lebih halus yang disebut akomodasi di antara orang-orang yang

berkepentingan. 84 Format dan versi saran tindak adalah situasi baru dimana para pihak terkait merasakan lebih bisa hidup aktivitas bersama-sama (self efficacy)

baik sebagai individu maupun organisasi (organization efficacy). Perubahan yang dapat diterima cocok dengan sistem aktivitas manusia (systemically desirable) dan layak secara kultural (culturally feasible) terkait dengan tiga macam perubahan, yaitu: struktur, proses atau prosedur, dan people (attitude dan behavior). Perubahan tersebut dapat dilaksanakan untuk tujuan pemecahan masalah dalam konteks pemecahan masalah di Bank BTN. Sedangkan untuk tujuan riset akademik digunakan acuan berdasarkan forum akademik, seperti: diskusi ilmiah, FGD, call paper, dan pengujian penelitian sebagai disertasi.

Desain ulang kompetensi SDM berdasarkan dialog panjang dan berulang- ulang model konseptual tentang pendidikan, pelatihan, dan pengembangan di Bank BTN adalah hasil utama penelitian ini dalam tujuan pemecahan masalah. Perubahan struktural dan proses sudah dilaksanakan dan diimplementasikan melalui tahapan-tahapan dalam berbagai rangkaian aktivitas di kantor pusat maupun kantor cabang. Orientasinya adalah menumbuhkan kesadaran karyawan untuk menyadari dan mengelola kompetensi SDM yang dimilikinya.

Penelitian dengan metode SSM berbasis riset tindakan tahap demi tahap, menghasilkan rekomendasi akomodasi perubahan yang disepakati. Kegiatan tersebut mulai dari awal pembentukan nilai-nilai organisasi dapat diterima oleh semua aktor terkait dan direproduksi dari waktu ke waktu sampai kepada perubahan aspek manusia dalam hal attitude dan perilaku. Perubahan ini secara

84 Sudarsono Hardjosoekarto, 2012, Soft System Methodology (Metode Serba Sistem Lunak), p. 113 dan Peter Checkland & John Poulter, 2006, Learning for Action: A Short Definitive

Account of Soft Systems Methodology and its use for Practitioners, Teachers, and Students . England: John Wiley & Sons Ltd.

bersamaan menjadi refleksi teoritis penelitian yang akan dibahas dalam butir tersendiri.

Dengan model dua putaran yang digunakan di sini menggunakan model yang dikenalkan oleh McKay dan Marshall yang kemudian ditekankan oleh Cronholm

dan Goldkuhl. 85 Penjelasan model ini dilakukan pada pembahasan tersendiri berdasarkan deskripsi awal di Bank BTN. Pembahasan tersebut berada dalam

polarisasi antara riset positivis dengan riset tindakan. Siklus keempat terkait erat dengan penggunaan metode penelitian riset

tindakan dalam pendekatan SSM. Hardjosoekarto 86 me nyatakan bahwa “tahap keenam dalam SSM adalah rekomendasi untuk perubahan, dan tahap ketujuh

adalah tindakan perubahan atas situasi permasalahan”. Sementara Checkland dan Scholes 87 mendesk ripsikan perubahan sebagai “systemically desirable” dan

“culturally feasible”. Artinya proses-proses yang berlangsung dalam siklus sebelumnya secara sistemik dan budaya bermuara menjadi solusi permasalahan.

Solusi itu bermula dari definisi akar permasalahan, model konseptual yang telah dibuat dan telah dikomparasikan dengan dunia nyata menghasilkan ide-ide mengenai perubahan. Perubahan akan diimplementasikan dalam perubahan budaya kerja tersebut. Dengan demikian, perubahan hanya akan diimplementasikan jik a selaras dengan budaya “if they are perceived as meaningful within that culture, within its worldview” 88 .

Tujuan utama dari penelitian SSM adalah memberikan solusi berupa pemecahan masalah maupun pengetahuan berdasarkan pengalaman (experience based knowledge ) melalui model perubahan yang disepakati para aktor dengan landasan konsep yang dikembangkan dari kondisi dunia nyata. Baik pemecahan secara konseptual maupun pemecahan masalah berupa saran dan tindakan secara budaya dapat diterima (desirable) dan dapat dilaksanakan (feasible) berdasarkan nilai lokal.

85 Sudarsono Hardjosoekarto, 2012, Soft System Methodology (Metode Serba Sistem Lunak), pp.139-144 dan 155-163 86 Sudarsono Hardjosoekarto, 2012, Soft System Methodology (Metode Serba Sistem Lunak), p. 129 87 Checkland dan Scholes, 1990 dalam Sudarsono Hardjosoekarto, 2012, Soft System Methodology (Metode Serba Sistem Lunak), pp.111 88 Checkland dan Scholes, 1990

Sejak awal proses, SSM melibatkan baik clients maupun owner dalam proses sistem pembelajaran (learning systems), maka peneliti yang berdasarkan logic based sudah mendapatkan hasil yang benar-benar bulat, dalam proses debating dapat meniadakan resistensi dalam saran langkah tindakan yang dirumuskan. Meskipun demikian, sejauh mana intensitas pelaksanaan SSM, terutama langkah ke tujuh, mencerminkan sejauh mana industri perbankan berproses dalam dinamika strategi pembelajaran organisasi (organizational learning strategy) dan

strategi organisasi pembelajaran (learning organization strategy). 89 Strategi yang pertama menekankan pembelajaran dalam beberapa siklus dan yang kedua

menekankan proses kolektif dalam pemecahan masalah. Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, situasi problematik dalam pengembangan kompetensi SDM Perbankan di Indonesia telah ditelaah untuk mengkonstruksi pengetahuan baru. Pengetahuan baru tersebut kemudian akan dielaborasi untuk membangun model kompetensi yang dapat digunakan untuk memperbaiki situasi problematik yang ada. Pada bab ini akan dibangun model kompetensi yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki kompetensi SDM di Indonesia. Penggunaan SSM untuk “memperbaiki” situasi problematik ini mengacu pada Checkland dan Poulter yang menyatakan, “The „process‟ referred to is an organized process of thinking your way to taking sensible „action to improve‟ the situation; and, finally, it is a process based on a particular body of ideas, namely systems ideas”. 90

89 Michael Armstrong, 2008, Strategic Human Resource Management, London; Kogan Page Limited, pp. 133-140 90 Peter Checkland & John Poulter, (2006), Learning for Action: A Short Definitive Account of Soft Systems Methodology and its use for Practitioners, Teachers, and Students . England: John

Wiley & Sons Ltd. 200