Bagian Ketiga: Debat Model terhadap Dunia Nyata

3.6 Bagian Ketiga: Debat Model terhadap Dunia Nyata

Melalui diskusi yang terkelola dan akomodasi dari berbagai sudut pandang diharapkan akan muncul saran tindak, baik untuk perbaikan, penyempurnaan, maupun perubahan. Jika hal ini diperkirakan akan membuat situasi yang dianggap problematis menjadi lebih baik atau berkurang tingkat problematisnya, maka diskusi dilanjutkan dengan memfokuskan diri pada beberapa perubahan yang memenuhi dua syarat, yaitu:

1. Dapat diterima argumennya (arguably desirable) – sering kali juga disebut cocok dengan sistem aktivitas manusia (systematically desirable).

2. Dapat dimungkinkan secara kultural (culturally desirable) Di sisi lain debat juga dilakukan dalam kerangka research interest sebagai proses pembelajaran. SSM merupakan siklus pembelajaran. Proses ini akan terus

berlanjut melalui pengenalan situasi problematis, pembuatan rich picture, penulisan root definition, pembuatan model konseptual, diskusi terkelola melalui pembandingan antara model dengan situasi dunia nyata, perumusan saran tindak, pelaksanaan perbaikan, penyempurnaan, serta perubahan, dan seterusnya kembali lagi ke situasi problematis.

3.7.1 Membandingkan model dengan real world

Yang dimaksud dengan membandingkan di sini adalah menggunakan model konseptual yang sudah dibuat untuk memahas situasi problematis yang ada

di dunia nyata. Checkland dan Poulter 105 mengingatkan bahwa tahap ini bukanlah dimaksudkan untuk menilai kekurangan situasi problematis dunia nyata

dibandingkan dengan model konseptual yang “sempurna”. Justru, yang harus selalu diingat adalah bahwa model konseptual merupakan alat buatan yang didasarkan pada sebuah sudut pandang murni, sementara dunia nyata diwarnai oleh beraneka ragam sudut pandang, bahkan di dalam diri satu orang, yang terus mengalami perubahan, baik perubahan lambat, maupun perubahan cepat.

Model kompetensi SDM (HR competencies) individual, departemen dan organisasi direfleksikan melalui pengalaman pelatihan, workshop dan cara-cara kreatif lain dalam upaya menemukan (invention) kompetensi baru SDM melalui kegiatan seperti talent mapping.

3.7.2 Perumusan Saran Perubahan

Tahap ini adalah tahap perumusan saran tindak untuk perbaikan, penyempurnaan, dan perubahan terhadap situasi dunia nyata. Ada pertimbangan penting untuk kemungkinan perubahan dunia nyata, yakni (1) argumen dapat diterima dan (2) secara kultural dapat dilaksanakan.

Kendati demikian, praktisi SSM dapat memutuskan sampai mana proses SSM dilakukan, apakah hanya sampai pada perumusan saran tindak atau sampai pada pelaksanaan atas saran tindak tersebut. Dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti prioritas, sumber daya tenaga, waktu dan biaya, serta kebutuhan organisasi, penelitian ini hanya sampai langkah keenam dari 7 siklus baku SSM.

Perumusan saran tindak pada dasarnya diperoleh dari akomodasi atas pandangan orang-orang dengan beragam sudut pandang dan pendapat. Maksud akomodasi di sini adalah bahwa semua orang yang terlibat dalam situasi problematis dan proses SSM tersebut harus mencari format dan versi situasi yang baru ke dalam mana mereka bisa lebih hidup bersama-sama.

Dengan mengacu pada kerangka teori kompetensi baik dari sisi nurture (Ulrich) maupun nature (Spencer) diharapkan dapat diperdebatkan secara teori kompetensi SDM yang dapat dikembangkan dengan situasi lokal.

The debate at stage 6 should, whenever possible, involve all types of

105 Peter Checkland & John Poulter, Op. Cit., pp

stakeholders. The purpose of this debate is to subject the implications of possibly conflicting world views to the collective judgment of the group in an open and nondefensive manner. The aim is to develop new ideas for change in the real world that are systemically desirable and culturally

feasible. 106

Debat yang dilaksanakan atas perbandingan real world dengan model yang disusun pada dasarnya adalah suatu proses logis yang dilakukan oleh praktisi SSM dengan owner sebagai pemecahan masalah dengan melihat sistem sebagai HAS dari subsistem-subsistem dan satu sistem dengan sistem lainnya.

Proses perumusan saran tindak dan pelaksanakan perbaikan adalah suatu proses pembelajaran dalam suatu siklus holon. Holon individual dapat memengaruhi holon di atasnya ataupun sebaliknya holon global dapat memengaruhi holon di bawahnya. Siklus pemelajaran tersebut dapat disingkat menjadi akronim LUMAS: learning (pembelajaran), user methodology (pengguna metodologi), methodology (penggambaran secara metodologis), actual (situasi yang diaktualisasikan pengguna), dan situation (realitas masalah). Situasi permasalahan diselesaikan melalui siklus LUMAS dan dapat dilanjutkan kepada permasalahan baru yang ditimbulkan.