17 Perumusan Langkah Tindakan Sistem Kerja Kinerja Unggul

Tabel 4.17 Perumusan Langkah Tindakan Sistem Kerja Kinerja Unggul

Aktivitas konseptual

Realitas Human Capital organisasi perbankan

Saran aktivitas

Refleksi kerangka teori

perubahan

Aktor

Deskripsi aktivitas

Keluaran

Pemosisi strategis dengan departemen HCM

1 Menyusun arsitektur SKKU

Komisaris, board of

1. Membangun sistem aktivitas

Visi, misi, budaya dan

 Sesuai harapan

(strategic berperan utama dalam

director, HCM, HCD,

manusia (human activity systems)

kepemimpinan bisnis

stakeholder dan

positioner)(Ulrich, 2012, empat faktor: capability

corporate secretary

SKKU dengan departemen HCM

standar global

Hitt, 2010) builder, change champion,

berperan sebagai: capability builder,

change champion, HR innovator

HR innovator dan Integrator,

dan Integrator, serta technology

serta technology proponent

proponent.

HCM (Arsmstrong, pelatihan dan

2 Memetakan kebutuhan

Kantor Pusat (direktur

2. Memfasilitasi masukan program

Data kebutuhan

 Model peran

2011) pengembangan organisasi

HC, HCM division,

pelatihan dan pengembangan

pelatihan dan

kepemimpinan

HCD, manajer fungsi)

secara periodik.

pengembangan

berorientasi rencana

melalui empat faktor

dan manajer lini

organisasi

bisnis

penciptakan nilai (value

(cabang, SBU, dll.)

creation) kompetensi SDM. 3 Memembuat road-map

HCM (Arsmstrong, program pembelajaran,

HCM, HCD, BI/OJK,

3. Membuat disain arsitektur dan

Arsitektur dan road map  Berorientasi pelanggan

2011) pelatihan, dan

lembaga pemeringkat,

road-map pembelajaran, pelatihan,

transformasi HC jangka

dan realistik

konsultan, dan

dan pengembangan HC

panjang, sedang,

pengembangan sistem

asosiasi

pendek

kerja berkinerja unggu (high performance work systems - SKKU).

Universitas Indonesia

Positive psychology reference (TOR) pelatihan

4 Menentukan term of

HCD, learning center,

4. Merencanakan pelaksanakan

Rencana pelatihan,

 Kegiatan pelatihan,

(Seligman, ) Strength fi SKKU:

user/manajer

training dan development

pengembangan, dan

pengembangan, dan

der (Sahar, ) neuro 5 Mengkapitalisasi organisasi;

lini/fungsional

leadership sendiri

pembelajaran yang

pembelajaran berbasis

linguistic programming Pengelolaan perubahan

5. Mengkoordinasikan partisipasi pada

efektif berbasis

talent (strength)

(Bandler ) organisasi; Optimasi dan

program Lembaga Pengembangan

kompetensi

Perbankan Indonesia /

itegrasi organisasi;

6. Mengkoordinasikan penyertaan

Penggunaan teknologi

pada public training sesuai dengan

informasi dan komunikasi

kebutuhan;

7. Merencanakan pelaksanaan program on the job kepemimpinan melalui aktivitas stewardship

Positive psychology materi dan melaksanakan

6 Membuat kustomisasi

HCD, Assessment

8. Melakukan seleksi peserta

Rencana pelatihan,

 Kegiatan pelatihan,

(Seligman, ) Strength fi pelatihan, pengembangan

center, learning

9. Melakukan koordinasi dengan

pengembangan, dan

pengembangan, dan

der (Sahar ) neuro dan coaching bidang sesuai

center

bagian assessment center dan

pembelajaran yang

pembelajaran berbasis

linguistic programming TOR dalam kesepakatan

user (manajer lini)

efektif berbasis

talent (strength)

(Bandler,) kerja

10. Menyusun materi dan menentukan

kompetensi

trainer internal bersertifikat.

11. Memfasilitasi pelaksanaan, partisipasi, dan penyertaan pelatihan, dan pengembangan

12. Memfasilitasi pembelajaran on line, konsultasi, dan coaching

Universitas Indonesia

Positive psychology SOP serta menentukan

7 Menyusun materi/sosialisasi/ HCM, HCD, peserta

13. Menyelaraskan strategi, budaya, • Kapitalisasi organisasi;

 Gunakan pemetaan

(Seligman,2005 dan trainer internal bersertifikat.

(ODP,MDP,EDP),

praktik, dan perilaku; penciptaan • Pengelolaan perubahan

bakat (talent mapping)

2010) Strength finder 8 Memfasilitasi pelaksanaan

provider, konsultan,

SKKU.

• Inovator danintegrator

berbasis kekuatan

(Buckingham dalam proses pelatihan,

LPPI, learning center

14. Mengelola perubahan Individual,

perubahan.

untuk melengkapi

Ulrich, 2010) neuro pengembangan, konsultasi,

Initiative perubahan, dan perubahan • Penggunaan teknologi

kompetensi jabatan

linguistic programming dan coaching sesuai TOR

organisasi

untuk operasional SDM

dan meningkatkan

15. Melakukan audit HC; Talent pool

dan pengubung

kompetensi individu

(Bandler, )

management; mendorong praktik

antarkaryawan;

Johari window (Ingham)

terbaik; manajemen kinerja;

penggunaan social

membangun leadership brand.

media sebagai leverage

16. Mendorng penggunaan teknologi untuk operasional SDM dan pengubung antarkaryawan; penggunaan social media sebagai leverage

Efetifitas pelatihan jaran dan pemberian

9 Memantau hasil pembela-

HCD, trainer/

17. Mengukur reaksi,

Ranking peserta,

 Komunikasi dan

(Kirkpatrick, 1994); feedback pelaksana

provider, pembimbing

18. Memahami pengetahuan,

trainer, provider terbaik.

selebrasi hasil

Kearns kegiatan di kelas maupun di

lapangan, atasan

19. Perubahan perilaku, dan

pembelajaran kepada

langsung

20. Mengihitung return on investement

pemangku kepentingan

luar kelas (pembimbing

(ROI) pelatihan

lapangan). 10. Melaporkan hasil

HCM (Arsmtrong, 2011), pembelajaran/perubahan

HCD, PMO, pimpinan

21. Memberikan laporan mengenai

Rekomendasi promosi,  Pemanfaatan media

cabang, pimpinan unit

hasil pembelajaran/perubahan

job enrichment, job

cetak, intranet, dan

HR Scorecard (Huselid,

kerja

kepada atasan langsung secara

enlargement,

internet untuk

2010), ROI Human

berkala dan kepada direksi dalam

dokumentasi dan

Capital (Jac Fitz-enz,

laporan empat bulanan

konsultasi

Universitas Indonesia

HCM (Arsmtrong, 2011), pengawasan dan

11. Melaporkan ke otoritas

HCD, PMO

22. Melakukan rapat bulanan

Performance record

 Publikasiskan secara

HR Scorecard (Huselid, pertimbangan staffing

(performance

23. Melakukan rapat pesiapan laporan

bulanan, tiga bulanan,

konsisten agar dengan

2010), ROI Human strategis

management office)

tiga bulanan

tahunan sebagai data

memanfaatkan

dan BoD

24. Melakukan rapat tahunan untuk

untuk pemberian

teknologi (internet dan

Capital (Jac Fitz-enz,

pelaporan ke otoritas pengawasan

intranet)

(BI/OJK) dan pertimbangan

sumber : pengolahan data

Universitas Indonesia

Situasi masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, yaitu situasi pengembangan kompetensi MSDM organisasi perbankan telah diuraikan secara lengkap pada Bank BTN. Secara bersamaan juga dilakukan refleksi teori yang terkait. Kemudian, situasi problematik tersebut telah digambarkan dalam sebuah rich picture yang merupakan hasil dari tahap 1 dan tahap 2 pada SSM. Dalam subbab ini, rich picture industri perbankan dan permasalahan Bank BTN tersebut digunakan sebagai dasar untuk membangun model pengembangan kompetensi SDM organisasi perbankan. Jadi, rich picture yang digunakan di sini adalah sama dengan konsep yang digunakan untuk mendesain ulang pengembangan kompetensi SDM Bank BTN seperti yang telah dijelaskan. Dengan demikian maka penggunaan SSM pada bagian ini tidak perlu mengulangi tahap 1 dan tahap

2 untuk membangun rich picture, tetapi langsung dimulai dengan tahap 3. Mengacu pada pendapat tersebut di atas maka konstruksi model pengembangan kompetensi SDM perbankan dibangun berdasarkan pengalaman para pemangku kepentingan yang telah digali melalui proses dialog dan digambarkan dalam rich picture. Proses desain ulang (redesign) model pengembangan kompetensi SDM organisasi perbankan ini merupakan sistem aktivitas manusia yang digambarkan dalam model konseptual 2 (dua) tingkat. Model konseptual tingkat pertama merupakan model konseptual sistem aktivitas manusia untuk memahami kebijakan dan tata kelola SDM, dalam rangka mendesain ulang model pengembangan kompetensi SDM organisasi perbankan.

Model konseptual tingkat kedua, yang menjadi temuan penelitian ini, bersandar pada tuntutan perubahan lingkungan. Perbedaan antara model tradisional dan transformasional ini mengikuti pola yang dilakukan Ulrich menjadi dua langkah: konteks bisnis dan strategi bisnis di bidang HC.

Perumusan dan langkah perbaikan berikut secara konseptual mengacu kepada kompetensi SDM 91 dan sebagai praktik riset tindakan berbasis SSM menghasilkan

model konseptual Human Capital Competency (HC Competency). Hal ini didukung oleh fenomena pengukuran daya saing human capital yang dilakukan oleh World Economic Forum.

91 Dave Ulrich, Jon Younger, Wayne Brockbank, and Mike Ulrich, 2012, HR from the Outside In: Six Competencies for the Future of Human Resources, New York: The RBL Institute

& The McGrawHill Company.

Dua dimensi yang perlu mendapat perhatian dari sisi pengembangan adalah di bidang talenta dan training. Pertama, dalam pengelolaan talenta, indikator pendidikan menunjukkan kesenjangan cukup tinggi. Hal sama juga terjadi pada jurnal ilmu pengetahuan. Tantangan terbesar organisasi perbankan Indonesia adalah memerhatikan proses (pipelining) pemimpin (leader) dan kepemimpinan (leadership) serta konvergensi sesuai bidang. Pada dasarnya semua orang adalah pemimpin. Artinya talenta tersebut, merupakan potensi yang ada di dalam setiap orang membentuk pemimpin kompeten (competent leader). Proses menyadari kepemimpinan dalam diri individu merupakan suatu awal menuju pemimpin selebriti (celebrity leader) dan keterkaitannya dengan sistem kepemimpinan (leadership systems). Keduanya harus dikelola agar menghasilkan sinergi yang menjawab tuntutan lingkungan menjadi kepemimpinan merek (leadership

brand). 92 Dalam hal ini, kapabilitas kepemimpinan organisasi bank mampu diwujudkan dalam sinergi antarindividu secara individual dan institusional

melalui inisiatif yang nyata. Kegiatan ini bersifat multilayer pada organisasi, industri, dan negara.

Kedua, pelatihan dapat menjadi penggerak utama (booster) dalam upaya meningkatkan daya saing dan nilai tambah (value creation). Kapabilitas organisasi dapat ditingkatkan dengan mengembangkan kompetensi teknis individu. Dengan menguasai keterampilan teknis akan tumbuh penguasaan diri (self mastery) sehingga individu dapat berkolaborasi mewujudkan kompetensi antarpribadi (interpersonal competence) kapabilitas teknis inti (core technical capabilities). Keduanya membentuk kapabilitas organisasi (organizational capability) yang menjadi identitas dan daya saing berkelanjutan. Organisasi yang berhasil meningkatkan kapabilitasnya adalah yang mampu menghasilkan resultan budaya dan kompetensi secara seimbang dan berkelanjutan.

Hasil pelatihan dan pengembangan yang baik tidak pernah bersifat instan dan jangka pendek. 93 OJK mendorong evaluasi pelatihan mulai level 1-4. Dalam

kaitan dengan temuan penelitian ini, dimensi talent diwujudkan dalam dua peran:

92 Dave Ulrich & Norm Smallwood, 2007, Leadership Brand: Developing Customer- Focused Leaders to Drive Performance and Build Lasting Values , Harvard Business School Press.

93 Kirkpatrick, dalam Angela Baron & Michael Arsmtrong, 2013, Human capital Management, Jakarta: Penerbit PPM, p.

pemosisi strategik dan aktivis kredibel. Sedangkan dimensi traning diwujudkan dalam: sistem kerja kinerja unggul. Ketiga peran tersebut dijabarkan dalam tiga tabel. Tiga tabel tersebut berasal dari diskusi informal dan formal pada industri perbankan dan dokumen berisi skenario perencanaan SDM bank sentral sebagai pembuat regulasi dan OJK sebagai pengawas.