Sub Model Sosial Kependudukan

4.7 juta orang per tahun 2054. Pertumbuhan wisatawan seiring dengan peningkatan pelayanan, skesibilitas dan informasi. Aspek pelayanan merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung. Adanya bermacam wahana permainan yang nyaman, aman dan representatif menjadikan wisata bahari Pantai Gedambaan Sarang Tiung menjadi salah tujuan wisata yang banyak diminati. Saat ini wahana yang dimiliki Pantai Gedambaan meliputi : kolam renang, water boom mini, lapangan gokart, gokart dan air terjun. Sementara dari aspek informasi, pemerintah daerah banyak melakukan program dan kegiatan untuk agenda tahunan promosi tahunan seperti : Festival Budaya Saijaan, Upacara Adat Macceretasi, Lomba Perahu Katir dan lainnya Dispora Kotabaru, 2013. Sementara itu, untuk aspek aksesibilatas sarana jalan dan transportasi Kabupaten Kotabaru memiliki panjang jalan sampai tahun 2011 adalah 1.608,666 km dan sarana laut melalui keberadaan Pelabuhan Kotabaru dengan kapal masuk mencapai 6.706 buah dan Pelabuhan Stagen sebesar 664 buah. Selain itu jalur udara melalui Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam Kotabaru sampai selama Tahun 2013 kedatangan pesawat mencapai 2.402 buah dengan jumlah penumpang 51.827 orang BPS, 2014. Pendapatan nelayan mengalami kenaikan dari tahun awal simulasi sampai akhir simulasi, pendapatan nelayan yang mencapai 26 juta per tahun pada tahun 2013 terus naik sampai tahun 2024, setelah tahun 2024 mengalami penurunan sampai hanya dibawah 5 juta pada tahun 2037 dan dibawah 1 juta pada 2047 ke atas. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah nelayan karena peningkatan permintaan akan ikan yang terjadi pada tahun 2013 sampai tahun 2024 yang akan menaikkan pendapatan nelayan yang ada sekarang dan setelah tahun 2024 pendapatan nelayan akan turun karena jumlah produksi ikan yang terus turun karena melebihi MSY pada tahun 2024 keatas dan semakin sempitnya daerah penangkapan karena peningkatan pemanfaatan lahan akibat peningkatan jumlah penduduk. Pada sub model ekologi lahan, terdapat kecenderungan menurun ketersediaan lahan dari tahun 2013 sebesar 22.200 ha menjadi 51,09 ha tahun 2054. Ha ini disebabkan bertambahnya aktifitas ekonomi seperti wisata bahari, perikanan maupun pemukiman, kepelabuhanan dan lahan-lahan pengolahan produk hasil laut. Namun demikian dilihat dari laju penurunannya agak lambat. Pada pendapatan Asli Daerah, kontribusi pariwisata lebih tinggi daripada sektor perikanan. Hal tersebut dikarenakan total sumbangan nilai penerimaan pariwisata lebih besar dibandingkan total nilai penerimaan perikanan, seperti yang ditunjukkan gambar grafik di bawah ini. Gambar 46 Simulasi model kontribusi perikanan dan pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi perikanan PAD. Dari 47 juta rupiah pada tahun 2013 hingga mencapai 90,1 juta rupiah pada tahun 2027 dan setelahnya turun sampai 2,6 juta tahun 2954. Peningkatan Tahun ko nt r_ P A D _p rw st R p 2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054 5e9 1e1 0 2e1 0 2e1 0 Tahun ko nt r_ P A D _p er ik R p 2. 013 2. 024 2. 035 2. 054 20. 000.000 40. 000.000 60. 000.000 80. 000.000 kontribusi perikanan terhadap PAD disebabkan oleh makin meningkatnya jumlah penduduk yang secara signifikan akan meningkatkan jumlah nelayan pemilik kapal dan nelayan pemanfaat lahan tangkapan ikan. Meningkatnya jumlah nelayan akan meningkatkan nilai retribusi perikanan yang akan menjadi sumber pendapatan asli daerah berdasarkan Perda No. 14 Tahun 2001 tentang Izin Usaha Pungutan Hasil Perikanan dan Perda No. 10 Tahun 2001 tentang Pasar Grosir khusunya dibidang perikanan tentang Tempat Pendaratan Ikan. Dari grafik hasil simulasi model juga dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PAD, dari 221 juta rupiah pada tahun 2013 hingga mencapai 68 miliar rupiah pada tahun 2054. Peningkatan pendapatan daerah dari hasil pariwisata disebabkan oleh peningkatan jumlah pengunjung wisata yang akan meningkatan penerimaan daerah dari hasil pariwisata. Untuk retribusi sub sektor pariwisata berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2009 tentang Perizinan dan Retribusi dibidang Kepariwisataan Kabupaten Kotabaru Gambar 47 Hasil simulasi kontibusi perikanan dan pariwisata terhadap PDRB Berdasarkan hasil simulasi model terlihat kontribusi perikanan terhadap PDRB yang cenderung meningkat pada yang mulanya 0,367 pada tahun 2013 yang terus meningkat menjadi 0,476 pada tahun 2023 dan setelah tahun 2023 akan terus turun hingga hanya menjadi 0,0325 pada tahun 2054, hal ini disebabkan adanya prosesreproduksi proses pertumbuhan perikanan seperti yang telah yang terlihat pada gambar 44. Sedangkan kontibusi subsektor pariwisata terhadap PDRB terus meningkat secara bertahap, dari yang mulanya 0,00218 pada 2013 hingga mencapai 0,672 pada tahun 2054. Peningkatan kontribusi subsektor pariwisata terhadap PDRB terjadi karena peningkatan jumlah pengunjung pariwisata seperti yang terlihat pada gambar 44.Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat bahwa total nilai ekonomi produksi perikanan laut fluktuatif yang disebabkan oleh produksi perikanan yang fluktuatif dengan harga yang diasumsikan konstan sebesar Rp. 10.620,47kg. Detail untuk produksi perikanan, jumlah wisatawan, kontribusi PAD dan PDRB ditunjukkan Lampiran 31. Model Skenario 1 Pada Skenario 1 satu ini terdapat 2 dua asumsi yang digunakan : 1 terdapat tiga kegiatan ekonomi di Selat Sebuku, yang meliputi : perikanan, pertambangan dan pariwisata, 2 produksi tambang batu bara sebesar 89 juta ton selama umur tambang 12 tahun dengan produksi rata-rata 7,42 juta tontahun serta luas area tambang 3.251 Ha. Berdasarkan hasil simulasi dari ketiga submodel dapat dilihat hubungan antara jumlah penduduk, sumberdaya perikanan, sumberdaya tambang dan wisata bahari. Struktur model dapat dilihat pada Model Skenario 1. Tahun kontr_PDRB_perik 1 kontr_PDRB_ws t 2 2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2