Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Dimensi Sosial Kelembagaan

Berdasarkan tabel tersebut memperlihatkan bahwa jumlah faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap keberlanjutan sistem pengembangan wilayah Selat Sebuku berdasarkan hasil analisis MDS sebanyak 17 faktor, terdiri atas dimensi ekologi sebanyak 3 faktor yang terdiri dari : 1 Daya dukung kawasan, 2 Penataan kawasan, dan 3 Tingkat kerusakan lingkungan. Sementara untuk dimensi ekonomi sebanyak 4 faktor, yang meliputi : 1 Kontribusi terhadap PAD dan PDRB, 2 Pendapatan masyarakat, 3 Akses terhadap sumberdaya, dan 4 Pengembangan Usaha Lokal. Selanjutnya, utnuk dimensi sosial kelembagaan terdapat 7 faktor, yang meliputi : 1 Peran Pemerintah, 2 Peran Swasta, 3 Potensi Konflik, 4 Tingkat Pendidikan, 5 Ketersediaan dan Kelengkapan Aturan, 6 Rezim Pengelolaan Sumberdaya, dan 7 Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya. Terakhir, dimensi teknologi sebanyak 3 faktor yang meliputi : 1 Teknologi pemanfaatan renewable resource, 2 Teknologi pemanfaatan non-renewable resource, dan 3 Kepelabuhanan. Mengingat perencanaan pemanfaatan Selat Sebuku untuk meningkatkan kesejahteraan, maka diperlukan suatu instrumen yang konsisten agar ketiga tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai, yaitu pertumbuhan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan dan kepedulian antar generasi, sehingga diharapkan tingkat kesejahteraan generasi saat ini dan generasi mendatang tidak terjadi kesenjangan yang lebar. Oleh karena itu salah satu instrumen yang perlu segera diterapkan dalam pengembangan wilayah berkelanjutan adalah membangun suatu model optimal bagi para pelaku ekonomi atau stakeholders guna tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan.

6.5 Model Pengembangan Wilayah

Model dalam pengembangan wilayah Selat Sebuku merupakan interaksi antara submodel renewable resources, submodel non-renewable resources, dan submodel jasa lingkungan yang saling berinteraksi membentuk suatu kecendurungan sebuah system global. Dalam membangun pemodelan system menggunakan perangkat lunak software Powersim Constructor 2.5. Tahapan-tahapan pendekatan system sebagai berikut : 1. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam pengembangan wilayah Selat Sebuku. Berdasarkan kajian pustaka dan survey awal di lokasi penelitian, stakeholders yang terlibat dalam pengembangan kawasan Selat Sebuku dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 45 Analisis kebutuhan dalam pendekatan system AktorStakeholder Kebutuhan 1. Pemerintah Daerah 1 Adanya peruntukkan ruang wilayah selat yang jelas dan optimal sesuai dengan kesesuaian lahannya 2 Memiliki ketentuan dan kekuatan hukum yang pasti dan jelas 3 Pemanfaatan sumberdaya selat secara lestari dan optimal sesuai daya dukung lingkungan 4 Dapat menarik investor untuk menanamkan modal untuk pengembangan wilayah selat 5 Dapat menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat 6 Penataan wilayah selat diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan pendapatan wilayah 7 Peningkatan kontribusi sumberdaya selat dalam pemasukan PAD 8 Adanya basis data potensi sumberdaya SDA dan SDM wilayah selat 9 Master plan Renstra Pesisir dan Zonasi dan Pengelolaan Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil 10 RTRW yang terintegrasi 2. Masyarakat Nelayan 1 Peningkatan produksi perikanan laut di selat 2 Peningkatan harga jual hasil perikanan laut 3 Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan 4 Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai 5 Terdapatnya jalur atau zonasi penangkapan ikan yang jelas 6 Peningkatan keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan usaha 7 Penegakan peraturan perundangan yang tegas 8 Terbukanya lapangan kerja baru 9 Tersedianya lahan untuk budidaya ikan 10 Pemasaran yang baik dengan harga jual yang layaktinggi 11 Kontinyuitas permintaan 12 Tidak tercemarnya perairan 13 Pemukiman di wilayah pesisir 14 Tidak mendangkalnya wilayah pesisir 3. SwastaPengusaha 1 Tersedianya potensi sumberdaya wilayah selat untuk investasi 2 Tersedianya sumberdaya secara kuntinyu dalam kuantitas dan kualitas 3 Tersedianya infrastruktur dan aksesibilitas yang memadai 4 Jaminan kepastian dan kelayakan usaha 5 Kemitraan 6 Iklimusaha kondusif 7 Daya saing kompetitif 8 Kemudahan administrasi 9 Regulasi yang jelas di wilayah selat 4. Dinas Kelautan dan Perikanan 1 Fungsi perairan selat yang lestari 2 Peningtkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakatnelayan 3 Kontinyuitas produksi perikanan 4 Terbukanya kesempatan berusahakerja 5. Dinas Kehutanan 1 Fungsi hutan di pesisir selat yang lestari 2 Tidak adanya aktifitas perambahan hutan 3 Erosi diminimalkan 6. Dinas Perhubungan 1 Sistem transportasi selat yang handal dan efisien 2 Transportasi aman, selamat, nyaman, terjangkau dan efektif, menjangkau seluruh daerah 7. Dinas Pariwisata 1 Sarana rekreasiekowisata di selat 2 Nilai estetika wilayah pesisir tertata 3 PAD meningkat 8. Dinas Pertambangan 1 Keamanan pasokan energi di selat 2 Aksesibilitas masyarakat terhadap energi 3 Harga energi dan mineral yang ekonomis 4 Pengelolaan energi, mineral dan kegeologian 5 Usaha energi secara berdaya guna, berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 6 Kualitas SDM dan sektor ESDM 9. Badan LH 1 Pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau 2 Pelestarian fungsi lingkungan hidup 3 Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi dan berkelanjutan 10. Perguruan Tinggi 1 Kegiatan penelitian 2 Praktikum 11. LSM 1 Lingkungan selat yang lestari 2 Tidak terjadi konflik sosial 3 Transparansi 4 Good clean governance 5 Keamanan 6 Peningkatan Kesejahteraan masyarakat 12. Penyedia Jasa Transportasi Selat 1 Keamanan dan kemudahan berusaha di selat 2 Kemitraan dengan pedagang atau nelayan 2. Formulasi masalah Tabel 46 Formulasi masalah dalam pendekatan sistem Stakeholder Permasalahan 1. Pemerintah 1 Pemanfaatan sumberdaya selat belum optimal 2 Sarana dan prasarana belum memadai 3 Dana dan investasi terbatas 4 Peruntukan lahan wilayah selat belum jelas 5 Peningkatan kontribusi sumberdaya selat dalam pemasukan PAD masih kecil 6 Basis data potensi sumberdaya SDA dan SDM wilayah selat tersedia belum memadai 7 Belum adanya RTRW yang terintegrasi 8 Adanya ketidaksesuaian regulasi dari pemerintah mengenai zonasi pemanfaatan sumberdaya selat 2. Masyarakat Nelayan 1 Produksi perikanan laut masih rendah 2 Sarana dan prasarana yang belum memadai 3 Belum jelasnya jalur atau zonasi penangkapan ikan 4 Peningkatan keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan usaha masih rendah 5 Peraturan perundangan yang belum memadai dalam pemanfaatan selat 6 Konflik wilayah pemanfaatan 7 Adanya pencemaran 3. Swasta 1 Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya 2 Fluktuasi harga 3 Infrastruktur dan aksesibilitas yang belum memadai 4 Jaminan kepastian dan kelayakan usaha