Analisis Valuasi Ekonomi Metode Analisis Data

Kuantifikasi Seluruh Manfaat dan Fungsi Kedalam Nilai Uang Beberapa teknik kuantifikasi yang digunakan adalah : 1 Nilai pasar : untuk merupiahkan komoditas-komoditas yang langsung dapat dipasarkan untuk menilai manfaat langsung hasil hutan mangrove, hasil perikanan dan lain-lain. Adrianto 2005 menyebutkan bahwa untuk menduga nilai ekonomi suatu sumberdaya diperlukan langkah-langkah pendugaan sebagai berikut ; 1 menduga fungsi permintaan, 2 menstransformasi intersep baru fungsi permintaan, 3 menstransformasi kembali fungsi permintaan baru ke fungsi permintaan asal, 4 menduga total kesediaan membayar, 5 menduga consumer surplus, 6 menduga nilai ekonomi, harga yang dibayarkan dan consumer surplus per unit sumberdaya, dan 7 menduga nilai total ekonomi. Pendugaan Fungsi Permintaan Q = β X 1 β1 X 2 β2 …X n βn … … … 1 Dimana Q : jumlah sumberdaya yang diminta kayu bakar, udang laut dan lain-lain X ₁ : Harga X 2, X 3, X 4 …X n : Karakteristik sosial ekonomi konsumenrumah tangga Transformasi intersep baru fungsi permintaan LnQ = β + β 1 LnX ₁ + β 2 LnX 2 + … + β n LnX n … … … 2 LnQ = β + β 2 LnX 2 + β n LnX n + … + β 1 LnX 1 … … … 3 LnQ = β ’ + β 1 LnX ₁ … … … 4 Transformasi kembali fungsi permintaan baru ke fungsi permintaan asal Q = β ’ X 1 β₁ … … … 4 Menduga total kesedian membayar U = … … … 5 Dimana : U : utilitas terhadap sumberdaya a : batas jumlah sumberdaya rata-rata yang dikonsumsidiminta fQ : fungsi permintaan persamaan 4 Menduga consumer surplus CS = U - P t … … … 6 dimana nilai P t didapat dengan persamaan P t = X ₁ x Q … … … 7 Dimana : CS : Consumer Surplus P t : harga yang dibayarkan Q : rata-rata jumlah sumberdaya yang dikonsumsidiminta X ₁ : harga per unit sumberdaya yang dikonsumsi diminta diturunkan dari fungsi permintaan persamaan 5 . Pendugaan nilai ekonomi U, Harga yang dibayarkan P t dan consumen surplus per unit sumberdaya CS Pendugaan nilai total ekonomi : TEM = U ₁ X ₁ Dimana : : faktor pengganda sumber daya misal untuk ikan karang adalah jumlah nelayan penangkap ikan karang 2 Harga tidak langsung : digunakan bila mekanisme pasar gagal memberikan pada komponen sumberdaya yang diteliti, misalnya karena komponen tersebut belum memiliki nilai pasar. Cara ini digunakan untuk merupiahkan manfaat tidak lang- sung dari sumberdaya. 3 Contingent valuation method : yaitu untuk memperoleh nilai manfaat keberadaan sumberdaya. Untuk itu dalam survei digunakan tiga model pertanyaan yang saling melengkapi, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan pilihan dan pertanyaan setuju atau tidak setuju binom choice kepada responden. Contingent Valuation Method CVM merupakan perkiraan nilai amenity atau estetika dari suatu barang publik. Metode CVM paling banyak digunakan untuk memperkirakan nilai non guna non use value atau nilai guna pasif passive use value. CVM juga dapat diumpamakan sebagai suatu pendekatan untuk mengukur seberapa besar keinginan membayar Willingness to Pay, WTP, seperti yang diperoleh dalam kuesioner survei dapat diagredasi menjadi nilai keseluruhan populasi Fahrudin dan Adrianto, 2007. Menurut Fauzi 2007, pada metode pengukuran dengan teknik ini, responden diberi nilai rupiah kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak. Nilai Ekonomi Total NET untuk pemanfaatan sumberdaya di kawasan Selat Sebuku adalah sebagai berikut: NET = TEM + TETK + TEPR + TEPI + TEBB dimana : TEM = Nilai ekonomi total ekosistem mangrove TETK = Nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang TEPR = Nilai ekonomi total kawasan perairan TEPI = Nilai ekonomi total kawasan pantai TEBB = Nilai ekonomi total areal tambang batubara

4.6.2 Analisis Game Theory

Ada dua elemen dasar yang seringkali menimbulkan konflik, yaitu: pertama, identitas adalah mobilisasi orang-orang dalam kelompok-kelompok komunal yang didasarkan atas ras, agama, kultur, bahasa, dan lain-lain. Kedua, distribusi yakni cara untuk membagi sumberdaya ekonomi, sosial dan politik dalam masyarakat Andriani, 2013. Selain itu adanya kegiatan baru yang mempengaruhi ruang pesisir seperti energi terbarukan, penggunaan rekreasi dan budidaya atau yang lainnya akan menimbulkan sumber konflik baru di kalangan pemanfaat daerah pesisir Lacroix and Pioch, 2011. Munculnya potensi konflik yang disebabkan kepentingan kuat antara para pemangku kepentinganstakeholders harus dicari jalan penyelesaiannya untuk menetapkan aturan yang disepakati Kustanti, 2014. Teori permainan adalah metode analisis dan alat pengambilan keputusan pengembangan dari matematika terapan dengan tujuan memeriksa interaksi antara individu atau berbagai struktur lainnya seperti tim atau lembaga yang memiliki penggunaan yang luas dalam berbagai bidang ilmu-ilmu sosial, terutama ekonomi, dan juga sosiologi dan hubungan internasional serta ilmu alam Kocak, 2014. Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan yaitu strategi optimum dari situasi-situasi persaingan yang berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan. Menurut Anwar 2002, teori permainan game theory adalah merupakan pendekatan yang mempunyai sifat interdisiplin kepada penelaahan studi tentang perilaku manusia human behavior. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan sumberdaya alam mengarah pada pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan sustainable menuju suatu keseimbangan Anwar, 2003. Sementara itu, Myerson 1991 menyatakan bahwa game theory banyak digunakan sebagai model pengambilan keputusan baik dalam suasana konflik non-cooperative maupun yang ke arah kooperatif. Pemain teori permainan terdiri setidaknya dua individu yang masing-masing pemain memiliki pilihan antara berbagai cara berperilaku strategi yang memiliki preferensi lebih dari hasil yang mungkin dari interaksi. Preferensi yang diwakili oleh bilangan real yang melekat pada masing-masing hasil dari situasi secara terpisah untuk masing-masing pemain, masing-masing pemain memilih utilitas tinggi atau utilitas lebih rendah Jaeger, 2008.Teori permainan digunakan dalam situasi konflik atau persaingan antara berbagai kepentingan yang saling berhadapan sebagai kompetitor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan strategi yang optimal untuk setiap pemain Simamora dkk, 2013. Teori permainan merupakan alat yang ideal di bidang ekonomi untuk menganalisis konflik, di mana lawan terlibat dalam perjuangan yang intens dengan satu sama lain atas properti dan kehidupan Sandler, 2003. Tujuan praktis dari teori permainan adalah menemukan kondisi alokasi sumber daya yang dapat mengurangi konflik atau meningkatkan kerjasama pengelolaan sumberdaya Guerin, 2002 dan untuk pengambilan keputusan dalam konflik kepentingan antara pemain untuk memilih strategi yang terbaik bagi kepentingan bersama Menurut Purnomo 2012, game theory merupakan teori bagaimana individu- individu rasional membuat keputusan ketika saling bergantung satu sama lain atau interdependen mutually interdependent. Definisi lain oleh Neumann dan Morgenstern 1953, permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri ataupun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Untuk mengetahui makna game theory, diperlukan asumsi dasar yaitu individualism, rasionalitas dan interdependen Romp dalam Purnomo, 2012. Dalam prosesnya, game mencapai suatu kesimbangan atau ekuilibrium jika strategi apapun yang dipilih oleh seorang pemain adalah optimal ketika para pemain lain memilih strategi ekuilibrium. Untuk mencari ekuilibrium nash diperlukan dua tahapan, yaitu 1 mengidentifikasi strategi optimal untuk setiap pemain dalam merespons apa yang akan diakukan oleh pemain lainnya, 2 ekuilibrium nash, jika semua pemain memainkan strategi optimalnya secara simultan John Nash dan Romp dalam Purnomo, 2012. Sementara itu, menurut Muhardi 2011 dalam teori permainan terdapat beberapa unsur dasar diantaranya: 1 jumlah pengambil keputusan yang kompetitif, 2 unsur lain dalam pengklasifikasian permainan adalah pay off, dan 3 strategi yang digunakan pemain dalam permaianan. Namun demikian tidak setiap keadaan persaingan konflik dapat disebut sebagai permainan game, hanya persaingan yang memenuhi kriteria atau ciri-ciri yang meliputi: 1 terdapat persaingan kepentingan di antara pemain pelaku, 2 setiap pemain mempunyai sejumlah pilihan, terbatas atau tidak yang disebut strategi, 3 aturan permainan untuk mengatur pilihan-pilihan itu disebutkan satu-satu dan diketahui oleh semua pemain, dan 4 hasil permainan dipengaruhi oleh pilihan-pilihan yang dibuat oleh semua pemain diketahui dan didefinisikan secara numerik Kurdhi, 2013. Manurut Mustaqim 2013, model teori permainan dapat diklasifikasikan dengan sejumlah cara seperti jumlah pemain, jumlah keuntungan dan kerugian serta jumlah strategi yang digunakan dalam permainan. Model teori permainan memungkinkan untuk mempelajari implikasi rasionalitas, kepentingan dan keseimbangan, baik dalam interaksi pasar yang dimodelkan sebagai game seperti di mana jumlah kecil informasi yang tersembunyi, tindakan tersembunyi atau kontrak yang tidak lengkap dan di pasar non interaksi seperti antara regulator dan perusahaan, bos dan pekerja, dan sebagainya Gibbons, 1997. Pemeriksaan menunjukkan bahwa model yang diinginkan jika diterapkan, tidak diragukan lagi, meningkatkan pemecahan masalah keputusan bisnis dalam bisnis dari negara-negara berkembang Aigbokhaevbolo, 2011. Dalam penelitian digunakan pendekatan Game theory pada permainan yang kooperatif, menggunakan landasan pareto optimum, yaitu jika tidak ada seseorang yang dapat dibuat lebih baik keadaannya tanpa membuat seseorang lain menjadi lebih jelek. Apabila terjadi perubahan dari keadaan pareto optimum, maka ini akantejadi kerugian untuk keseluruhannya. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Setiap pemain stakeholder memiliki strategi yang berhingga banyaknya finite, dan mungkin berbeda dengan pemain lainnya. 2. Setiap pemain stakeholder bersikap rasional. Pemain selalu berusaha memilih strategi yang memberikan hasil paling optimal untuk dirinya, berdasarkan payoff dan jenis game yang dimainkan. 3. Game kooperatif, yaitu para pemain membuat komitmen yang mengikat binding commitment untuk meningkatkan outcome pemain. Prosedur penyelesaian secara umum dengan teori permainan dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Merumuskan permasalahan permainan, dengan kriteria maximin dan minimax. Penggunaan kriteria maximin yang dilakukan salah satu pemain adalah mengidentifikasi keuntungan terendah minimum masing-masing dari strategi utama yang digunakan. Setelah itu dilanjutkan dengan memilih keuntungan tertinggi maksimum diantara nilai terendah tadi kriteria keuntungan maximin. Penggunaan kriteria minimax, yang dilakukan untuk salah satu pemain adalah mengidentifikasi kerugian tertinggi maksimum masing-masing dari strategi tersebut yang digunakan, untuk kemudian memilih kerugian terendah minimum diantara nilai tertinggi tadi kriteria kerugian minimax. 2. Menentukan strategi permainan. Dalam penelitian ini, analisis strategi yang dipilih oleh para pemain tersebut menunjukkan bahwa terdapat suatu solusi yang memuaskan para pemain. Untuk para pemain dalam permainannya menghasilkan sebuah strategi tunggal sebagai suatu strategi optimal yang dapat memuaskan para pemain, berarti menunjukkan adanya permainan strategi murni yang menghasilkan solusi titik pelana saddle point. Hal ini penting menegaskan bahwa, dengan kriteria maximin dan minimax dapat dihasilkan solusi optimal untuk setiap pemain dalam permainan. 3. Menentukan nilai permainan value of the game, merupakan ekspektasi hasil dari permainan terbaik bagi seseorang pemain melawan permainan terbaik saingannya. Permainan yang disimulasikan dalam penelitian ini, yaitu antara pemerintah, swasta dan nelayan. Permainan antara pemerintah, swasta dan nelayan digunakan bentuk kooperatif game. Secara umum langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan membuat tabel pay-off dari masing-masing stakeholders pemain, kemudian menetapkan besarnya nilai keuntungan dan kerugian dari masing-masing stakeholder berdasar strategi pilihannya Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 8 Matriks strategi dan pay off antara Pemerintah dengan Swasta Pemain Swasta Exploitative Sustainable Pemerintah Open Acces PO : SE PO : SS Limited Entry PL : SE PS : SS Tabel 9 Matriks strategi dan pay off antara Pemerintah dengan Nelayan Pemain Nelayan Exploitative Sustainable Pemerintah Open Acces PO : NE PO : NS Limited Entry PL : NE PS : NS Tabel 10 Matriks strategi dan pay off antara Swasta dengan Nelayan Pemain Nelayan Kooperatif Non kooperatif Swasta Kooperatif SK : NK SK : NNK Non kooperatif SNK : NK SNK : NNK Keterangan : Pemain : Strategi : Pemda P Open Acces O - Limited Entry L Swasta S Eksploitatif E - Sustainable S Nelayan N Kooperatif K - Non Kooperatif NK

4.6.3 Analisis Keberlanjutan : Multidimentional Scalling MDS

Analisis keberlanjutan terhadap kawasan Selat Sebuku dalam penelitian ini dilengkapi dengan analisis kebutuhan stakeholders, produk kebijakan atau regulasi. Analisis keberlanjutan pengembangan wilayah di kawasan Selat Sebuku ini menggunakan metode Rap-Sebuku. Rap-Sebuku merupakan pengembangan Rapfish Rapid Appraisal of Fisheries. Metode Rapfish dikembangkan oleh Pitcher et al. 1998 dan terus disempurnakan serta diaplikasikan untuk menilai keberlanjutan perikanan tangkap Pitcher dan Preikshot 2001; Kavanagh 2001; Alder et al. 2002; Fauzi dan Anna 2002. Metode Rap-Sebuku merupakan teknik pendugaan keberlanjutan secara sederhana, dengan atribut yang mudah diberi penilaian berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya serta dapat diaplikasikan untuk berbagai aspek penilaian multi disiplin. Metode MDS Rap-Sebuku juga dapat menunjukkan tingkat keberlanjutan kawasan Selat Sebuku pada saat ini yang dilihat dari konsep pembangunan. Secara ringkas metode Rap-Sebuku dapat dilihat pada Gambar 18 dan prosedur analisis MDS Rap-Sebuku dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: 1. Penentuan kajian penelitian, dalam hal ini kajian keberlanjutan untuk pengembangan wilayah di kawasan Selat Sebuku. 2. Penentuan indikator keberlanjutan pengembangan wilayah, yaitu indikator yang dapat merepresentasikan pengembangan wilayah di Selat Sebuku yang berkelanjutan dan mencakup empat dimensi, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial kelembagaan dan dimensi teknologi. 3. Penentuan masing-masing atribut keberlanjutan pada setiap dimensi, jika ada dan diperlukan maka dilakukan penambahan atribut sesuai kondisi lokasi penelitian. 4. Penentuan nilai untuk setiap atribut dalam skala ordinal yang mencerminkan realitas kondisi lokasi penelitian. 5. Melakukan skoringdengan mengacu pada literatur dan dari hasil penambahan atribut di lokasi penelitian. 6. Melakukan ordinasi Rap-Sebuku Multidimensional Scaling untuk setiap atribut. 7. Penentuan kategori status keberlanjutan Selat Sebuku. 8. Melakukananalisis sensitivitas leverage analysis untuk melihat atribut yang mem- memberikan pengaruh terhadap indeks keberlanjutandan Monte Carlo Analysis untuk melihat kestabilan indeks yang dihasilkan memperhitungkan aspek ketidakpastian. 9. Penyusunan rekomendasi pengembangan wilayah berkelanjutan di Selat Sebuku berbasis sumberdaya alam berdasarkan atribut yang sensitif. Gambar 18 Prosedur yang digunakan dalam aplikasi Rap-Sebuku Penentuan Kajian Penelitian Penentuan kajian penelitian dalam hal ini adalah kajian keberlanjutan pengembangan wilayah di kawasan Selat Sebuku.Kajian ini berupaya untuk mengetahui status keberlanjutan pengembangan wilayah di kawasan Selat Sebuku saat ini. Status keberlanjutan tersebut yang kemudian menjadi bahan untuk membuat rekomendasi pengembangan wilayah berkelanjutan. Penentuan Indikator keberlanjutan pengembangan wilayah Penentuan Indikator Keberlanjutan Pengembangan Wilayah, yaitu indikator yang dapat merepresentasikan pengembangan wilayah yang berkelanjutan yang mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Penentuan masing-masing atribut keberlanjutan pada setiap dimensi Dalam penilaian status keberlanjutan dari sebuah sistem yang akan dikaji perlu dilakukan persiapan atribut keberlanjutan yang sesuai dengan kebutuhan. Kriteria umum penentuan atribut setiap dimensi adalah dari kemudahannya untuk diberi skor secara objektif, serta memiliki titik ekstrim keberlanjutan yang dapat dinyatakan secara sederhana sebagai baik atau buruk. Atribut yang dipilih dalam satu dimensi mereflek- sikan keberlanjutan dari dimensi tersebut serta dapat dimodifikasi dengan atribut lain jika informasinya telah tersedia. Atribut-atribut tersebut mangacu dan modifikasi dari Bintoro 2005, Sinaga 2010, Sujiman 2010, Nur 2011 dan Putera 2013. Penentuan kajian penelitian Penentuan indikator keberlanjutan pengembangan wilayah Penentuan nilai dan skoring untuk setiap atribut Penentuan ordinasi Rap-Sebuku untuk setiap atribut Penentuan masing-masing atribut keberlanjutan pada setiap dimensi Leverage analysis Monte Carlo Analysis Penentuan indeks dan kategori status keberlanjutan pengembangan wilayah Penyusunan rekomendasi pengembangan wilayah berkelanjutan di Selat Sebuku - Dimensi Ekologi Dimensi ini merupakan cerminan dari kualitas lingkungan dan tatanan sistem lingkungan yang dapat mendukung berlangsungnya pengembangan wilayah secara berkelanjutan.Pengertian dari dimensi ini dijabarkan kedalam 9 atribut. Secara operasional, seluruh atribut tersebut dapat menggambarkan dari sudut pandang ekologi kondisi kawasan Selat Sebuku yang dianalisis. Penjelasan penggunaan 9 atribut tersebut diuraikan dalam Lampiran 1. - Dimensi Ekonomi Dimensi ini merupakan cerminan dari kemandirian pendanaan kawasan, pemanfaatan kawasan berbasis sumberdaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan daerah sehingga dapat mendukung berlangsungnya pengembangan wilayah secara berkelanjutan.Pengertian dari dimensi ini dijabarkan kedalam 9 atribut.Secara operasional, seluruh atribut tersebut dapat menggambarkan dari sudut pandang ekonomi kondisi kawasan Selat Sebuku yang dianalisis. Penjelasan penggunaan 9 atribut tersebut diuraikan dalam Lampiran 2. - Dimensi Sosial Kelembagaan Dimensi ini merupakan cerminan dari sistem sosial manusia yang dapat mendukung berlangsungnya pengembangan wilayah secara berkelanjutan.Pengertian dari dimensi ini dijabarkan kedalam 15 atribut. Secara operasional, seluruh atribut tersebut dapat menggambarkan dari sudut pandang sosial kelembagaan kondisi kawasan Selat Sebuku yang dianalisis. Penjelasan penggunaan atribut tersebut diuraikan dalam Lampiran 3 dan 4. - Dimensi Teknologi Dimensi ini merupakan cerminan dari sistem teknologi yang dapat mendukung berlangsungnya pengembangan wilayah secara berkelanjutan.Pengertian dari dimensi ini dijabarkan kedalam 5 atribut. Secara operasional, seluruh atribut tersebut dapat menggambarkan dari sudut pandang teknologi terhadap kawasan Selat Sebuku yang dianalisis. Penjelasan penggunaan atribut tersebut diuraikan dalam Lampiran 5. Penentuan nilai dan skoring untuk setiap atribut Penentuan nilai untuk setiap atribut didasarkan pada kondisi sebenarnya lokasi penelitian. Penentuan nilai setiap atribut diperoleh dari hasil analisis terhadap setiap atribut tersebut. Ada 3 tiga pilihan nilai yang terdapat pada setiap atribut didalam penentuan nilai setiap atribut, yaitu nilai buruk diberi nilai 0 nol, nilai antara diberi niali 1 satu, dan nilai baik diberi nilai 2 dua. Setiap atribut diberikan satu nilai, nilai tersebut merupakan cerminan kondisi atribut tersebut. Kriteria dalam penentuan nilai pada setiap atribut tersebut ditentukan berdasarkan “scientific judgement”. Lampiran 6. mencantumkan kriteria dalam penentuan nilai pada setiap atribut dari kelima dimensi. Penentuan ordinasi Rap-Sebuku untuk setiap atribut Seluruh data dari atribut yang dipertimbangkan didalam penelitian ini selanjutnya dilakukan rodinasi Rap-Sebuku Multidimensional Scaling untuk menentukan satu titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan pengembangan wilayah yang dikaji terhadap dua titik acuan utama yang titik baik dan titik buruk.Ordinasi Rap- Sebuku dilakukan setelah pemberian nilai pada setiap indicator dari setiap dimensi, penentuan titik referensi utama yang menjadi acuan arah horizontal baik dan buruk, penentuan titik referensi utama lainnya yang menjadi acuan arah vertika dan membuat titik referensi tambahan yang berguna agar titik-titik yang diteliti tidak berada di luar dari titik referensi. Melalui ordinasi Rap-Sebuku, posisi titik keberlanjutan divisualisasikan dalam dua dimensi sumbu vertikal dan horizontal.Melalui metode rotasi sumbu maka posisi titik-titik tersebut dapat diproyeksikan pada garis mendatar dimana titik buruk diberi nilai 0 dan titik baik diberi nilai 100. Posisi keberlanjutan pengembangan wilayah yang dikaji akan berada di antara dua titik tersebut dan dapat dianalisis indeks keberlanjutannya dengan melihat nilai persentase keberlanjutan pengembangan wilayah pada garis horizontal tersebut. Proses ordinasi Rap-Sebuku ini menggunakan perangkat lunak modifikasi RAPFISH Repair Apraisal for fisheries yang dikembangkan oleh University of British Columbia, Kanada untuk melakukan evaluasi berkelanjutan di bidang perikanan Kavanagh 2001 yang dalam perkembangannya dipakai juga untuk evaluasi keberlanjutan bidang-bidang lainnya seperti budidaya ternak, usaha tani padi organik, agribisnis sapi dan ketahanan pangan. Pendekatan MDS dalam RAPFISH dipilih dengan salah satu alasan yaitu dapat memberikan analisis yang lebih stabil dibandingkan dengan metode multivariate analysis lain seperti faktor analisis. Dalam MDS dua titik atau objek yang sama dipetakan dalam satu titik yang berdekatan. Sebaliknya, objek atau titik yang tidak sama digambarkan dengan titik-titik yang berjauhan. Teknik ordinasi atau penentuan jarak dalam MDS didasarkan pada Euclidian Distance yang dalam ruang berdimensi n dan dapat ditulis sebagai berikut : … … … … 1 Dimana : d : distance jarak antar titik Euclidian x 1 -x 2 : selisih nilai atribut x y 1 -y 2 : selisih nilai atribut y z 1 -z 2 : selisih nilai atribut z Konfigurasi dari objek atau titik di dalam MDS kemudian diaproksimasi dengan meregresikan jarak Euclidian d ij dari titik i ke titik j dengan titik asal σ ij sebagaimana persamaan berikut : d ij = α + σ ij + ε … … …. …. … β dimana : d ij : jarak euclidian dari titik i ke titik j α : konstanta : Koefisien regresi σ ij : nilai Euclidian titik i ke titik j ε : Standar Error Teknik yang digunakan dalam meregresi persamaan diatas adalah Algoritma ALSCAL Alder et al, 2000 . Metode ALSCAL mengoptimalkan jarak kuadrat square distance = d ijk terhadap data kuadrat titik asal = σ ijk , yang dalam tiga dimensi i, j, k ditulis dalam formula yang disebut S-Stress sebagai berikut : s = … … … γ Dimana : s : nilai stress m : banyaknya atribut d ijk : jarak euclidian dalam dimensi i , j, k