Indeks dan Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

ekonomi 50,59, sosial kelembagaan 52,74 dan teknologi 51,95, dengan memperlihatkan bahwa ke empat dimensi pengembangan wilayah Selat Sebuku rata-rata berada pada nilai indeks 51,50 pada skala keberlanjutan 0-100, sehingga berstatus cukup berkelanjutan.

6.4.6 Nilai Stress dan Koefisien Determinasi Multidimensi

Ketepatan konfigurasi dari suatu titik yang mencerminkan data aslinya dapat diukur dengan melihat nilai stress dari hasil analisis ordinasi Rap-Sebuku terhadap setiap dimensi yang dianalisis. Kemampuan setiap atribut untuk menjelaskan dan memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan sistem yang dikaji dengan melihat nilai koefisien determinasi R 2 setiap dimensi yang dianalisis. Nilai stress dan koefisien determinasi setiap dimensi, dapat dilihatpada Tabel 43. Tabel 43 Nilai stress dan koefisien determinasi multidimensi DIMENSI NILAI STRESS R 2 Squared Correlation = RSQ NILAI KEBERLANJUTAN MONTECARLO EKOLOGI 0,1502286 0,9376389 50,70 50,19 EKONOMI 0,1915047 0,9322574 50,59 50,10 SOSIAL KELEMBAGAAN 0,1544965 0,9241215 52,74 56,83 TEKNOLOGI 0,1874802 0,9258291 51,95 51,56 Rata-rata 0,1709275 0,929962 51,50 52,17 Sumber : Hasil analisis, 2014 Tabel 58 memperlihatkan bahwa nilai stress rata-rata dimensi adalah 0,1709275 dan nilai R 2 rata-rata adalah 0,929962. Didalam keberlanjutan, nilai stress dikatakan baik apabila nilainya 0,25 Malhotra, 2006, berarti nilai goodness of fit dalam MDS yang menyatakan bahwa konfigurasi atribut dapat mencerminkan data aslinya. Sedangkan nilai R 2 sebesar 0,929962 menunjukkan bahwa atribut atau faktor yang dinilai pada setiap dimensi mampu menerangkan dan memberikan kontribusi 92,996 terhadap keberlanjutan sistem yang dikaji. Menurut Kavanagh 2001, nilai R 2 yang baik apabila 80 atau mendekati 100.

6.4.7 Pengaruh Galat

Evaluasi pengaruh galat Error acak dengan menggunakan analisis Monte Carlo bertujuan mengetahui: a pengaruh kesalahan pembuatan skor atribut, bpengaruh variasi pemberian skor, c stabilitas proses analisis MDS yang berulang- ulang, d kesalahan pemasukan atau hilangnya data missing data, dan e nilai stress dapat diterima apabila 20. Hasil analisis Monte Carlo dan nilai stress multidimensi memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata nilai indeks keberlanjutan hasil Rap-Sebuku dengan hasil analisis Monte Carlo nilaistress 5 baik pada nilai sebaran maupun pengaruh galat pada taraf 95.Dapat dipastikan bahwa kesalahan pembuatan skor, pengaruh variasi skor, stabilitas proses analisis MDS yang berulang-ulang maupun kesalahan pemasukan atau hilangnya data missing data tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap output yang dihasilkan.

6.4.8 Faktor-Faktor Kunci Keberlanjutan Pengelolaan Selat Sebuku

Hasil analisis leverage sensitivitas dalam MDS menunjukkan bahwa dari 38 atribut yang dianalisis, terdapat 17 atributfaktor yang sensitif berpengaruh terhadap keberlanjutan pengembangan wilayah Selat Sebuku, ditunjukkan padaTabel 44. Tabel 44 Atribut multidimensi yang sensitif terhadap keberlanjutan pengembangan wilayah Selat Sebuku Dimensi dan atribut Atribut yang sensitif Dimensi Ekologi Status ekploitasi Daya dukung kawasan Daya dukung kawasan Penataan kawasan Penataan kawasan Kesesuaian lahan Kesuburan perairan Organisme dilindungi Vegetasi Mangrove Tingkat kerusakan lingkungan Tingkat kerusakan lingkungan Dampak terhadap kehidupan manusia dan satwa Dimensi Ekonomi Sarana prasarana transportasi Tersedianya lembaga keuangan Kontribusi terhadap PAD dan PDRB Kontribusi terhadap PAD dan PDRB Pendapatan masyarakat Pendapatan masyarakat Akses terhadap market Akses terhadap sumberdaya Akses terhadap sumberdaya Pengembangan usaha local Pengembangan Usaha Lokal Penyerapan tenaga kerja Kepemilikan aset Dimensi Sosial Kelembagaan Pengetahuan masyarakat terhadap SDA lingkungan Tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat Peran pemerintah Peran pemerintah Peran swasta Peran swasta Kearifan lokal Potensi konflik Potensi konflik Kepadatan penduduk Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan Peran LSM Ketersediaan dan kelengkapan aturan Ketersediaan dan kelengkapan aturan Kelengkapan lembaga pelaksana atau pengelola Penegakkan aturan Pelibatan masyarakat Rezim pengelolaan sumberdayaproperty right Rezim pengelolaan sumberdayaPR Perencanaan pengelolaan sumberdaya Perencanaan pengelolaan sumberdaya Dimensi Teknologi Teknologi pemanfaatan renewable resource Teknologi pemanfaatan renewable resource Teknologi pemanfaatan non-renewable resource Tekn. pemanfaatan non-renewable resource Moda transportasi selat Kepelabuhanan Kepelabuhanan Teknologi konservasi Berdasarkan tabel tersebut memperlihatkan bahwa jumlah faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap keberlanjutan sistem pengembangan wilayah Selat Sebuku berdasarkan hasil analisis MDS sebanyak 17 faktor, terdiri atas dimensi ekologi sebanyak 3 faktor yang terdiri dari : 1 Daya dukung kawasan, 2 Penataan kawasan, dan 3 Tingkat kerusakan lingkungan. Sementara untuk dimensi ekonomi sebanyak 4 faktor, yang meliputi : 1 Kontribusi terhadap PAD dan PDRB, 2 Pendapatan masyarakat, 3 Akses terhadap sumberdaya, dan 4 Pengembangan Usaha Lokal. Selanjutnya, utnuk dimensi sosial kelembagaan terdapat 7 faktor, yang meliputi : 1 Peran Pemerintah, 2 Peran Swasta, 3 Potensi Konflik, 4 Tingkat Pendidikan, 5 Ketersediaan dan Kelengkapan Aturan, 6 Rezim Pengelolaan Sumberdaya, dan 7 Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya. Terakhir, dimensi teknologi sebanyak 3 faktor yang meliputi : 1 Teknologi pemanfaatan renewable resource, 2 Teknologi pemanfaatan non-renewable resource, dan 3 Kepelabuhanan. Mengingat perencanaan pemanfaatan Selat Sebuku untuk meningkatkan kesejahteraan, maka diperlukan suatu instrumen yang konsisten agar ketiga tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai, yaitu pertumbuhan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan dan kepedulian antar generasi, sehingga diharapkan tingkat kesejahteraan generasi saat ini dan generasi mendatang tidak terjadi kesenjangan yang lebar. Oleh karena itu salah satu instrumen yang perlu segera diterapkan dalam pengembangan wilayah berkelanjutan adalah membangun suatu model optimal bagi para pelaku ekonomi atau stakeholders guna tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan.

6.5 Model Pengembangan Wilayah

Model dalam pengembangan wilayah Selat Sebuku merupakan interaksi antara submodel renewable resources, submodel non-renewable resources, dan submodel jasa lingkungan yang saling berinteraksi membentuk suatu kecendurungan sebuah system global. Dalam membangun pemodelan system menggunakan perangkat lunak software Powersim Constructor 2.5. Tahapan-tahapan pendekatan system sebagai berikut : 1. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam pengembangan wilayah Selat Sebuku. Berdasarkan kajian pustaka dan survey awal di lokasi penelitian, stakeholders yang terlibat dalam pengembangan kawasan Selat Sebuku dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 45 Analisis kebutuhan dalam pendekatan system AktorStakeholder Kebutuhan 1. Pemerintah Daerah 1 Adanya peruntukkan ruang wilayah selat yang jelas dan optimal sesuai dengan kesesuaian lahannya 2 Memiliki ketentuan dan kekuatan hukum yang pasti dan jelas 3 Pemanfaatan sumberdaya selat secara lestari dan optimal sesuai daya dukung lingkungan 4 Dapat menarik investor untuk menanamkan modal untuk pengembangan wilayah selat 5 Dapat menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat 6 Penataan wilayah selat diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan pendapatan wilayah