Karakteristik Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan yang telah lama menjadi perdebatan dan cukup krusial. Kawasan selat dengan wilayah pesisir yang memiliki sumberdaya alam dapat diperbaharui renewable resource, sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui non- renewable resource dan jasa lingkungan environment services memiliki nilai ekonomi yang besar. Namun demikian, kondisi potensi tersebut akan berkesinambungan dan tergantung pada pengelolaan atau pemanfaatan sumberdaya yang memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan daya dukungnya. Saat ini masyarakat yang terlibat eksploitasi sumberdaya di kawasan selat baik secara langsung maupun tidak langsung sangat tergantung pada sumberdaya pesisir adalah masyarakat yang hidup di daerah pesisir. Masyarakat pesisir seringkali kesulitan dalam membuat keputusan mengenai sumberdaya dapat diperbaharui renewable resource , dimana di satu sisi perlu untuk memanfaatkan sumberdaya alam, tetapi di sisi lain perlu melestarikan kapasitas produktif dari sumberdaya tersebut untuk menopang kesejahteraannya. Hal ini terjadi trade-off, dimana ada potensi sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui non-renwable resource juga memungkinkan untuk dimanfaatakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.Sehingga, pembangunan berkelanjutan di kawasan selat adalah sebenarnya mengenai trade-off, yang seringkali diperoleh dengan mengorbankan sumberdaya lainnya. Upaya untuk terus hidup dengan hanya memanfaatkan sumberdaya di kawasan selat ini, menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan di kawasan selat terutama sumberdaya pesisir merupakan suatu tantangan pengembangan wilayah yang berkelanjutan.

2.9. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam

Salah satu penyebab dari terjadinya degradasi lingkungan dan ongkos ekonomi yang ditimbulkannya adalah karena masalah undervalue terhadap nilai yang sebenarnya dihasilkan dari sumberdaya alam dan lingkungan, secara implicit hal ini mengindikaskan kurangnya informasi terkait dengan penilaian dari sumberdaya alam dan lingkungan sehingga kurangnya informasi inki pula yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar karena jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam dan lingkungan tidak sepenuhnya terpasarkan unpriced Fauzi, 2014. Berkaitan dengan hal tersebut, lebih lanjut Fauzi 2014 menjelaskan bahwa valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan berperan penting dalam menyediakan informasi ini untuk membantu proses pengambilan keputusan terkait kebijakan publik. Pandangan tentang valuasi ekonomi sumberdaya alam ecological economics untuk menghitung keadaan dan potensi sumberdaya alam adalah sangat penting guna meningkatkan nilai pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki. Menurut Fauzi 2000, bahwa dalam menilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam, para ahli ekonomi sumberdaya membagi nilai tersebut dalam beberapa jenis. Secara umum nilai ekonomi sumberdaya dibagi kedalam nilai kegunaan atau pemanfaatan use values dan nilai non-kegunaan atau non-use values atau passive values. Use values adalah nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan aktual dari barang dan jasa. Kedalam nilai ini juga termasuk pemanfaatan secara komersial atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam yang bisa dijual maupun untuk konsumsi langsung.Use values secara lebih rinci diklasifikasikan kedalam direct use values nilai kegunaan langsung dan indirect use values nilai kegunaan tidak langsung. Direct use values merujuk pada kegunaan langsung dari konsumsi sumberdaya baik secara komersial maupun non komersial. Sementara indirect use values merujuk pada nilai yang dirasakan secara tidak langsung terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Komponen kedua dari nilai ekonomi adalah non-use value yang merupakan nilai yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan aktual dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam. Non-use value juga lebih sulit diukur less tangible karena lebih didasarkan kepada preferensi terhadap lingkungan daripada pemanfaatan langsung. Non-use values dibagi lagi kedalam beberapa bagian nilai yaitu : Existence Value , Bequest Value dan Option Value Fauzi, 2000. Existence value atau nilai keberadaan pada dasarnya adalah penilaian yang diberikan atas keberadaan atau terpeliharanya sumberdaya alam dan lingkungan meskipun masyarakat misalnya tidak akan memanfaatkan atau mengunjunginya. Nilai eksistensi ini sering juga disebut dengan intrinsic value atau nilai intrinsic dari sumberdaya alam atau nilai yang memang sudah melekat pada sumberdaya itu sendiri Fauzi, 2000. Bequest value atau nilai pewarisan diartikan sebagai nilai yang diberikan oleh generasi kini dengan menyediakan atau mewariskan sumberdaya untuk generasi mendatang. Jadi bequest value diukur berdasarkan keinginan membayar masyarakat untuk memelihara to preserve sumberdaya alam dan lingkungan untuk generasi mendatang Fauzi, 2000. Option value lebih diartikan sebagai nilai yang diberikan oleh masyarakat atas adanya pilihan untuk menikmati adanya barang dan jasa dari sumberdaya alam di masa mendatang. Option value mengandung makna ketidakpastian, nilai ini merujuk kepada nilai barang dan jasa dari SDA yang mungkin timbul sehubungan dengan ketidakpastian permintaan di masa mendatang. Apabila yakin akan preferensi dan dan ketersediaan SDA di masa mendatang, maka nilai option value kita akan nol. Sebaliknya jika tidak yakin maka nilai option value akan positif Fauzi, 2000. Konsep tipologi nilai ekonomi sumberdaya alam banyak digunakan oleh para ahli ekonomi seumberdaya. Barton 1994, Barbier 1993 dan Freeman III 2002 dalam Adrianto 2006 menggunakan tipologi nilai ekonomi dalam terminologiTotal Economic Value TEV. Dalam konteks ini, TEV merupakan penjumlahan dari nilai ekonomi berbasis pemanfaatanpenggunaan Use Value dan nilai ekonomi berbasis bukan pemanfaatanpenggunaan Non-Use Value.Use Value terdiri dari nilai-nilai penggunaan langsung Direct Use Value, nilai penggunaan tidak langsung Indirect Use Value , nilai pilihan Option Value.Sementara itu, nilai ekonomi berbasis bukan pada pemanfaatan NUV terdiri dari 2 komponen nilai yaitu nilai bequest Bequest Value dan nilai eksistensi Existence Value. Total nilai ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Tipologi Nilai Ekonomi Total TEV Barton dalam Adrianto, 2006 Menurut Fauzi 2010, bahwa nilai ekonomi adalah pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya willingness to pay. Nilai ekonomi masing-masing ekosistem diperoleh berdasarkan perhitungan valuasi ekonomi yang didalamnya terdapat beberapa kriteria penilaian ekonomi berdasarkan manfaat yang dihitung, antara lain manfaat langsung Direct Use Value, nilai manfaat tidak langsung Indirect Use Value, nilai manfaat pilihan Option Value dan nilai manfaat keberadaan Existence Value. Menurut Adrianto et al. 2007 menyatakan bahwa nilai ekonomi total terdiri dari dua nilai yaitu nilai pakai use value dan bukan nilai pakai non use value, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : TEV = UV + NUV + = DUV + IUV + OV + EV + BV Dimana : TEV = Total Economic Value UV = Use Value NUV = Non Use Value DUV = Direct Use Value IUV = Indirect Use Value OV = Option Value EV = Existence Value BV = Baquest Value

2.10 Game Theory

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kegiatan-kegiatan yang bersifat kompetitif yang diwarnai persaingan atau konflik.Persaingan atau konflik ini dapat terjadi antara dua orang dua pihak atau sejumlah orang grup. Menurut Juanda 2009, bahwa teori permainan game theory adalah suatu studi tentang masalah pengambilan keputusan beberapa orang atau penentuan strategi optimal dalam situasi pembuatan keputusan yang kompetitif in conflict. Definisi lain disebutkan oleh Kartono 1994, bahwa teori permainan game theory merupakan teori yang menggunakan pendekatan matematis dalam merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Permainan terdiri atas Total Economic Value Use Value Non-Use Value Existence Value Bequest Value Option Value Indirect Use Value Direct Use Value sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri ataupun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Jadi, permainan game adalah suatu bentuk persaingan antara antara dua orang atau pihak atau antara dua kelompok atau grup yang saling berhadapan dan menggunakan aturan-aturan yang diketahui oleh kedua belah pihak yang saling berhadapan.Sedangkan teori permainan game theory adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan dari situasi-situasi persaingan yang berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan. Dalam permainan, pihak pertama disebut dengan pemain baris sedangkan pihak kedua disebut pemain kolom. Anggapannya adalah bahwa setiap pemain individual atau kelompok mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan rasional. Setiap pemain dianggap mempunyai suatu seri rencana atau suatu set strategi untuk dipilih. Strategi menunjukkan untuk setiap situasi yang timbul dalam proses permainan dipergunakan untuk memutuskan tindakan apa yang harus diambil. Economic game yang dimainkan oleh para stakeholders, dijelaskan oleh Juanda 2009 bahwa secara garis besar meliputi : 1 permainan kooperatif, yaitu para pemain dapat merundingkan suatu kontrak yang mengikat yang memungkinkan mereka merencanakan strategi bersama; 2 permainan non kooperatif, yaitu negosiasi dan pelaksanaan kontrak yang mengikat tidak mungkin dilaksanakan.

2.11 Keberlanjutan : Multi Dimentional Scalling MDS

Penilaian status keberlanjutan pengembangan wilayah pesisir dapat menggunakan alat tools Multidimentional Scalling MDS. Metode ini merupakan modifikasi dari Rapfish. Rapfish adalah multi-disciplinary rapid appraisal technique untuk mengevaluasi sustainability of fisheries. Keberlanjutan merupakan hal penting terkait dengan eksploitasi sumberdaya alam yang meliputi faktor ekologi, ekonomi dan sosial secara bersamaan. Perhitungan indeks keberlanjutan dari sumberdaya alam dapat dilakukan penilaiannya dengan menggunakan MDS. Dalam MDS ini pada umumnya dilihat keberlanjutan dari beberapa dimensi yang menyangkut berbagai aspek. Setiap dimensi ini akan memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan keberlanjutan pembangunan kawasan. Berdasarkan indikator tersebut dilakukan analisis status masing-masing dimensi pengelolaan lingkungan apakah mendukung atau tidak terhadap keberlanjutan sumberdaya dalam suatu wilayah tertentu untuk jenis kegiatan yang spesifik. Dasar dari penentuan status ini pada akhirnya akan menjadi barometer dalam penentuan kebijakan yang harus dilakukan guna terjaminnya keberlanjutan pengelolaan suatu kawasan. Penggunaan teknik MDS mempunyai berbagai keunggulan diantaranya adalahsederhana, mudah dinilai, cepat serta biaya yang diperlukan relatif murah.Selain itu, teknik ini dapat menjelaskan hubungan dari berbagai aspek keberlanjutan, dan juga mendefenisikan pembangunan kawasan yang fleksibel. Penggunaan analisis MDS ini bisa mencakup berbagai aspek seperti ekologi, ekonomi dan sosial sehingga dari sini akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi saat tersebut. Menurut Kavanagh 2001 dalam Fauzi dan Anna 2005 ada lima tahapan yang harus dilalui dalam prosedur RAP indeks keberlanjutan sumberdaya, yakni: