Faktor-Faktor Kunci Keberlanjutan Pengelolaan Selat Sebuku

a. Sub Model Sosial Kependudukan

Sumberdaya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografi, sosial dan ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Karakteristik demografi merupakan aspek kuantitatif sumberdaya manusia yang dapat digunakan untuk menggambarkan jumlah dan pertumbuhan penduduk, penyebaran dan komposisi penduduk. Parameter yang digunakan sub model populasi diestimasi menggunakan data di bawah ini. Tabel 47 Populasi penduduk 5 kecamatan yang berhubugan langsung dengan Selat Sebuku No Kecamatan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pulau Laut Timur 13.381 12.796 13.038 13.329 13.510 2 Pulau Laut Utara 77.503 79.639 81.142 83.033 84.175 3 Pulau Laut Selatan 8.391 8.792 8.958 9.226 9.386 4 Pulau Laut Kepulauan 10.578 10.801 11.005 11.411 11.652 5 Pulau Sebuku 6.960 7.212 7.348 7.533 7.636 Jumlah 116.813 119.240 121.491 124.532 126.359 Hasil Analisis, 2014 Gambar 41 Sub model Sosial Kependudukan Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian struktur model, bahwa subsistem sosial kependudukan terdiri dari level jumlah penduduk. Jumlah penduduk dipengeruhi oleh pertambahan dan pengurangan. Asumsi yang digunakan adalah bahwa kecenderungan data masa lalu akan terjadi pada masa yang akan datang sampai akhir tahun simulasi 2054. Tahun initial dalam model subsistem sosial kependudukan adalah jumlah penduduk wilayah penelitian tahun 2013 yang merupakan awal pengamatan. Dengan melihat kecenderungan dari keadaan penduduk pada masa lampau, dengan laju kelahiran sebesar 0,63 per tahun dan laju imigrasi sebesar 3,16 per tahun serta laju laju kematian 0,13 dan laju emigrasi 1,58 maka jumlah penduduk pada tahun simulasi cenderung naik secara linier. prtm bhn _pddk lj_ im igra si lj_ emigrasi pen gangg ura n fr_a ngkt n_kj fr_im ig ras i fr_t ng_ tserap pen duduk fr_e migrasi lj_ klh rn t ng_ke rja pen grn gn_pd dk lj_ kem atian kt seda an_sbrdy kt ers ediaan_lah an prsn_p mnft n_rg perenc _pglln _sbrdy aks es_t rhd p_sbrdy luas_lhn keg _ekon omi pnt an_ kwsn prn_pm rth plbhan kt sdaa n_klgkpn _atrn Knsrvs Rezim _pglln_sbrdy kon flik day a_dkg _kwsn pen duduk ? pm nftn _lh n

b. Sub Model Ekologi Lahan

Simulasi model dinamik alokasi penggunaan kawasan selat dengan luas 22.200 ha yang merupakan lokasi studi. Pemanfaatan lahan didasarkan aktifitas ekonomi di kawasan Selat Sebuku, yaitu lahan untuk pemanfaatan renewable resource perikanan dengan luasan wilayah tangkapan 5.198 ha, non renewable resource tambang batu bara 3.251 ha dan environmental services pariwisata bahari 18 ha serta lahan terbangun lainnya sebesar 19,1906 lahan pemukiman, sarana pengolahan ikan dan pelabuhan umum. Dengan demikian lahan sisa atau cadangan sebesar 13.713,8094 ha Gambar 42 Sub Model Ekologi Lahan Melihat kecenderungan pemanfaatan ruang pada tahun awal pengamatan sampai dengan tahun simulasi meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Jika kecenderungan ini terus berlangsung, akan mempunyai peluang mengurangi lahan di kawasan selat.

c. Sub Model Kegiatan Ekonomi

Alokasi penggunaan kawasan selat dengan luas 22.200 ha adalah merupakan lokasi studi. Dari luasan kawasan tersebut produksi hasil tangkapan ikan pelagis dan demersal sebesar 3.341 ton per tahun, hasil tangkapan udang sebesar 49,764 ton per tahun dan kepiting sebesar 121,422 ton per tahun.Dari luasan kawasan tersebut produksi tambang batu bara menggunakan lahan sebesar 3.251 ha dengan kemampuan berproduksi tambang 7,42 juta ton per tahun dengan umur tambang 12 tahun PT. BCS, 2013. Sementara depositnya mencapai 445,1 ton penjumlahan sumberdaya terukur, sumberdaya tertunjuk, sumberdaya tereka dan sumberdaya cadangan. Pada stok perikanan laut menjelaskan tentang variabel yang terlibat dalam produksi dan ekonomi perikanan laut yang terutama dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ikan dan laju penangkapan. Hasil simulasi menunujukkan kecenderungan hasil tangkapan ikan, upaya penangkapan yang dilakukan dan pendapatan dari hasil tangkapan meningkat sampai periode tertentu. Hasil tangkapan semakin bertambah terutama dipengaruhi oleh upaya penangkapan yang dilakukan. Semakin banyak hasil tangkapan ikan maka pendapatan juga semakin meningkat secara signifikan. Frekuensi penangkapan dipengaruhi oleh kondisi alam. Frekensi penangkapan dan jumlah armada yang melaut meningkat apabila kondisi perairan memungkinkan nelayan untuk melaut.