Simulasi Skenario Model Pengembangan Wilayah Selat Sebuku
Berdasarkan hasil simulasi pada grafik di bawah ini, produksi perikanan dari tahun 2013-2015 cenderung mengalami penurunan namun diatas tahun 2015 meningkat
sampai tahun 2037 sebesar 6.008,47 ton. Setelah tahun 2037 mengalami penurunan sampai tahun 2054 sebesar 632,43 ton. Sementara jumlah wisatawan sejak tahun 2013
sebesar 15.300 orang cenderung mengalami kenaikan hingga 4,7 juta orang pada tahun 2054. Pada produksi tambang, cenderung mengalami kenaikan selama umur tambang 12
tahun dengan produksi awal tahun 2015 sebesar 2 juta ton sampai tahun tahun 2026 sebesar 10 juta ton. Adanya eksploitasi tambang batubara berpengaruh terhadap
penurunan hasil tangkapan ikan namun tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Peningkatan jumlah penduduk akan memberikan tekanan terhadap
lingkungan yaitu terjadinya peningkatan kebutuhan lahan untuk tujuan penggunaan kawasan untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan, tambang batubara dan wisata
bahari. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan daya dukung lingkungan dan peningkatan kerusakan lingkungan. Sementara itu, untuk ekologi lahan terjadi
penurunan pada tahun 2015 karena ada pemanfaatan lahan ekploitasi tambang batubara sebesar 3.521 ha.
Gambar 49 Simulasi produksi perikanan, jumlah wisatawan dan rencana ekploitasi tambang serta ekologi lahan.
Dari hasil simulasi, pendapatan nelayan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2013, namun sejak tahun 2015 pendapatan nelayan cenderung mengalami
kenaikan sampai tahun 2026 sebesar 28,6 juta rupiah. Setelah tahun 2026 cenderung turun hingga tahun 2054 sebesar 494 ribu rupiah. Hal ini disebabkan adanya
pemanfaatan lahan akibat eksploitasi tambang batubara.
tahun p
ro d
_ p
e ri
k t
o n
2.013 2.019 2.025 2.031 2.037 2.043 2.054
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
tahun
Jl h_
w is
tw n
o ra
ng
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041
2.054 1.000.000
2.000.000 3.000.000
4.000.000
tahun p
ro d
_ tm
b g
to n
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
2.000.000 4.000.000
6.000.000 8.000.000
10.000.000
tahun e
ko lo
g i_
la h
a n
h a
2.020 2.030
2.040 2.050
5.000 10.000
15.000 20.000
Gambar 50 Simulasi pendapatan nelayan, kontribusi perikanan, pariwisata dan tambang batubara terhadap PAD
Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi perikanan terhadap PAD, dari yang awalnya 46,5 juta rupiah pada tahun 2013 hingga
mencapai 112,8 juta rupiah pada tahun 2039. Setalah tahun 2039 turun hingga 9,4 juta rupiah tahun 2054. Peningkatan kontribusi perikanan terhadap PAD disebabkan oleh
makin meningkatnya jumlah penduduk yang secara signifikan akan meningkatkan jumlah nelayan pemilik kapal dan nelayan pemanfaat lahan tangkapan ikan.
Meningkatnya jumlah nelayan akan meningkatkan nilai retribusi perikanan yang akan menjadi sumber pendapatan asli daerah. Namun dengan seiring permintaan yang tinggi
dan tangkapan yang berlebih maka akhirnya cenderung sampai akhir tahun 2054.
Dari grafik hasil simulasi model juga dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PAD, dari 221 juta rupiah pada tahun 2013 hingga
mencapai 68,29 miliar rupiah pada tahun 2054. Peningkatan pendapatan daerah dari hasil pariwisata disebabkan oleh peningkatan jumlah pengunjung wisata yang akan
meningkatan penerimaan daerah dari hasil pariwisata. Untuk retribusi sub sektor pariwisata berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2009 tentang Perizinan dan Retribusi
dibidang Kepariwisataan Kabupaten Kotabaru.
Dari grafik hasil simulasi model juga dapat dilihat peningkatan Nilai DHPB untuk PAD dari awal tahun simulasi sampai akhir tahun simulasi, dari 11,136 miliar
rupiah pada tahun 2015 hingga 55,681 miliar rupiah pada tahun 2026, hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya produksi batubara dari tahun ke tahun yang akan
berpengaruh terhadap nilai DHPB.
tahun
in co
m e
_ p
e r_
n ly
n R
p
2.013 2.022 2.031 2.040 2.054
5.000.000 10.000.000
15.000.000 20.000.000
25.000.000
tahun K
o n
tr _
P A
D _
p rw
s t
R p
2.013 2.018 2.023 2.028 2.033 2.038 2.043 2.048 2.054
1e10 2e10
3e10 4e10
5e10 6e10
tahun K
o n
tr _
P A
D_ tb
g _
n l_
DH P
B Rp
2.013 2.019 2.025 2.031 2.037 2.043 2.054
1e10 2e10
3e10 4e10
5e10
Time
ko nt
r_ P
A D
_p er
ik
2.013 2.022 2.031 2.040 2.054
50.000.000 100.000.000
Gambar 51 Simulasi kontibusi sektor tambang, perikanan dan pariwisata bahari terhadap PDRB
Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PDRB, dari yang awalnya 0,00148 pada tahun 2013 menjadi
0,459 pada tahun 2054. Peningkatan kontribusi subsektor pariwisata terhadap PDRB terjadi karena peningkatan jumlah pengunjung pariwisata yang meningkat secara
signifikan. Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat bahwa kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB yang mulanya 0,25 pada tahun 2013 mulai
mengalamipenurunanpada tahun 2015 menjadi 0,131 , setelah tahun 2015 mengalami penaikan sampai pada tahun 2037menjadi 0,48 tetapi kemudian menurun sampai
tahun 2054 sebesar 0,0505.
Dari hasil simulasi dapat terlihat peningkatan kontribusi sector tambang batubara terhadap PDRB. Pada tahun 2013 nilai kontribusinya 3,27 dan terus
meningkat mencapai 16,34 pada tahun 2026, peningkatan kontribusi tambang batubara terhadap PDRB disebabkan oleh makin meningkatnyaproduksi tambang
batubara dari tahun ke tahun yang akan berpengaruh terhadap penurunan kontribusi tambang batubara terhadap PDRB wilayah.
Model Skenario 2
Pada Model 3 Skenario 2 dua ini, terdapat 3 tiga asumsi yang digunakan : 1 terdapat kegiatan ekonomi yang meliputi perikanan, pertambangan dan pariwisata
bahari. 2 untuk kegiatan perikanan terdapat penambahan area daerah tangkapan baru yaitu di Selat Makassar melalui peningkatan teknologi dan fasilitas produksi
penangkapan berupa peningkatan teknologi armada dan alat tangkap, dan 3 penggunaan area tambang seluas 3.251 ha dengan deposit tambang yang akan
diproduksi sebesar 89 juta ton dengan produksi rata-rata per tahun 7,42 juta ton.
Model Skenario 2 pengembangan Selat Sebuku dapat dilihat pada Gambar 52.
tahun
kt r_
P D
R B
_p rw
st
2.013 2.019 2.025 2.031 2.037 2.043 2.054
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4
tahun ko
n tr
_ P
D R
B _
_ p
e ri
k
2.013 2.019 2.025 2.031 2.037 2.043 2.054
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4
tahun
ko nt
r_ P
D R
B _t
m bg
2. 013 2. 019 2. 025 2. 031 2. 037 2. 043 2. 054
5 10
15
lj_imigrasi lj_emigrasi
lj_ws twn
lhn_wst konflik
Pnrmn_ret_MCK Retr_MCK trf_ps_msk _lbr
prmn_ps_msk _lbr Pnrmn_pkr_msk_rd_4
Jlh_pgjg_pgg_rd_dua Pnrmn_parkir
pnrman_parkir_msk_rd_2 pgn_gokart
fr_pggnn_gokart pnmrn_pggung
Ttl_pnrmn_pgg_fslts_wst fr_pgg_pggung
fr_ws t_rd_dua Pgg_rg_mkn_krke
Pgg_shelter Pgg_wrg_tnd
Pgg_pggung fr_ppg_ctg
Pgg_ctg fr_pgg_wrg
Ttl_pnrmn_pgg_fslts_wst penrmn_ctg
Pgg_wrg fr_pgg_shelter
pnrmn_wrg pnrmn_shelter
pnrmn_rg_mkn_k rke fr_pgg_rg_mkn_k rke
Jlh_wistwn fr_pggnn_klm_rng
pgn_klm_rng lj_pertumbuhan
pndptn_masy
fr_transp
fr_wisata lhn_wst
prn_pmrth
pnrn_ps_msk_wstn_bs fr_imigras i
prnc_pglln_s brdy
fr_rtp_nlyn SIUP
nilai_SPI kontr_PAD_perik
rtp_NLYN nilai_SIUP
IUP_alt_tgkp_psf
trf_ps_msk _wstn_bs Ttl_pnrmn_whn
pndptn_wly h_PAD ktsedIan_sbrdy
Jlh_wistwn pdptn_tot_tmbg
pnrmn_sblm_DHPB
Jlh_wistwn pnrmn_sdh_DHPB
prtmbhn_pddk pgmbgn_ush_lk l
Pop_perik_laut fr_ptumbhn_
lhn_pmuk imn luas_lhn
jlh_armada pmnftn_lhn
pgrngn_pddk fr_rmh_nlyn
prsn_pmnftn_rg lj_kematian
tng_kerja pguran
aks es_trhdp_sbrdy fr_tng_tserap
fr_agktn_kj
penduduk fr_emigrasi
lj_klhrn fr_tk_tmbg
rt_pdptn_tk _tbg ttl_pdptn_tk_tbg
tk_tmbg_lk l
fr_tk_tmbg_non_lkl Ttl_tk_tmbg
Rez_pglln_sbrdy tk_tmbg_nn_lkl
tek_pmnftn_RR nilai_SPI
Fr_ktr_PDRB_ws t fr_PDRB_perik
kontr_PDRB__perik ktr_PDRB_prwst
pnrmn_wrg_tnd fr_pgg_wrg_tnd
hrg_dom ktsdn_klgkpn_atrn
pntan_kwsn Prod_ek spor
Kons ervasi fr_prod_exp
fr_prod_dom prod_dom
Hrg_eks por by_prod
fr_by_adm by_adm
fr_by_prod fr_by_pngkutn
pndptn_brs h nl_pnjln_fslts_akhir
tng_kerja
Kont_PAD_prwst PAD_tmbg_nl_DHPB
tk_krskn_lgk n
prod_tmbg tekn_pmnftn_non_RR
fr_nil_DHPB lhn_tgkpn_ik an
fr_lhn_tgk pn_ikan
fr_jlh_nlyn Prtmbgan
fr_PDRB_prwst Kont_PAD_prwst
fr_k tr_PDRB_perik Ttl_nil_prod_perik_lt
Prod_ek spor kontr_PDRB_tmbg
fr_PDRB_tmbg prod_dom
fr_wist_msk_rd_4 fr_pggnn_pdk_pcg
jlh_wst_pggn_rd_4
pgn_klm_pcg pnrmn_pdk _pcg
Ttl_pnrmn_whn pnrmn_klm_rng
nli_PDRB_prws t Kont_PAD_prwst
Fr_ktr_PDRB_ws t penduduk
jlh_nlyn fr_jlh_armd
lj_pengk pn fr_prod
prod_perik Ttl_nil_prod_perik_lt
kplbhn Ttl_nil_prod_perik_lt
fr_pdptn_masy nli_PDRB_perik
fr_k tr_PDRB_perik keb_ik an_
fr_pkpn inc_per_nlyn
day a_dkg_kwsn
harga_jual
fr_SPI ekologi_lahan
pnrmn_gok art
Gambar 52 Model Skenario 2 Pengembangan Wilayah Berkelanjutan
Berdasarkan hasil simulasi diperoleh grafik jumlah penduduk dan produksi perikanan pada Skenario 2 seperti di bawah ini.
Gambar 53 Simulasi produksi perikanan, jumlah wisatawan dan rencana ekploitasi selama umur tambang 12 tahun serta kondisi ekologi lahan
Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat bahwa kecenderungan meningkat produksi perikanan dari hasil simulasi kondisi skenario 2, pada tahun 2013-2014
kondisi masih sesuai dengan kondisi existing, pada tahun 2015 karena adanya tambang produksi ikan hanya 4.113 tontahun dan mencapai 6.685 tontahun tahun 2030. Pada
produksi perikanan peningkatan produksi perikanan pertahun disebabkan oleh laju pertumbuhan ikan yang lebih besar dari laju penangkapan ikan yang didukung oleh luas
lahan yang ada sekarang dan juga ada penambahan area tangkapan ke Selat Makassar. Untuk ekologi lahan sama seperti skenario satu cenderung menurun, karena terdapat
juga penggunaan lahan untuk tambang batubara seluas 3.521 ha.
Berdasarkan usia produksi tambang atau umur tambang produksi tambang dipengaruhi stok terhadap waktu, maka dari hasil simulasi model dapat dilihat
penurunan deposit tambang secara bertahap, dari stok awal 89 juta ton akan terus turun sebanding dengan produksi tambang pertahun yang diprediksi sekitar 7,42 juta per
tahun. Dari hasil simulasi juga dapat dilihat peningkatan secara bertahap jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata bahari. Dari 15.300 orang pada tahun
2013 hingga mencapai 4,7 juta orang pada tahun 2054. Peningkatan jumlah wisatawan disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk secara signifikan yang mana
diasumsikan 5 dari jumlah penduduk akan melakukan kegiatan wisata dan juga terjadinya peningkatan laju transportasi yang diasumsikan akan meningkatkan jumlah
kunjungan wisata konstan sebesar 2 per tahun.
Tahun
p ro
d _
p e
ri k
T o
n
2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
Tahun
Jl h_
w is
tw n
O ra
ng
2.013 2.022 2.031 2.040 2.054
1.000.000 2.000.000
3.000.000 4.000.000
Tahun p
ro d
_ tm
b g
To n
2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054 5.000.000
10.000.000
tahun e
ko lo
g i_
la h
a n
h a
2.020 2.030
2.040 2.050
5.000 10.000
15.000 20.000
Gambar 54 Simulasi pendapatan nelayan, kontribusi perikanan, pariwisata dan tambang batubara terhadap PAD
Dari hasil simulasi dapat dilihat pendapatan nelayan cenderung mengalami kenaikan sejak tahun 2013 sebesar 35,29 juta rupiah sampai 61,46 juta rupiah pada
tahun 2026. Setelah tahun 2026 cenderung menurun, disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah nelayan karena peningkatan permintaan akan ikan yang terjadi
pada tahun 2013 sampai tahun 2026 yang akan menurunkan pendapatan nelayan yang ada sekarang dan juga jumlah produksi ikan yang terus turun karena melebihi MSY
pada tahun 2013-2026 dan semakin sempitnya daerah penangkapan karena peningkatan pemanfaatan lahan akibat peningkatan jumlah penduduk eksploitasi tambang batubara..
Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi perikanan terhadap PAD, dari yang awalnya 47,4 juta rupiah pada tahun 2013 hingga
mencapai 144,2 juta rupiah pada tahun 2036. Setelah tahun 2036 akan mengalami penurunan hingga tahun 2054 sebesar 10, 3 juta rupiah. Peningkatan kontribusi
perikanan terhadap PAD disebabkan nilai retribusi perikanan yang akan menjadi sumber pendapatan asli daerah.
Dari grafik hasil simulasi juga dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PAD, dari 221 juta rupiah pada tahun 2013 hingga mencapai 68,29
miliar rupiah pada tahun 2054. Peningkatan pendapatan daerah dari hasil pariwisata disebabkan oleh peningkatan jumlah pengunjung wisata yang akan meningkatan
penerimaan daerah dari hasil pariwisata. Untuk retribusi sub sektor pariwisata berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2009 tentang Perizinan dan Retribusi dibidang
Kepariwisataan Kabupaten Kotabaru. Dari grafik hasil simulasi model juga dapat dilihat peningkatan Nilai DHPB untuk PAD dari awal tahun simulasi sampai akhir tahun
simulasi, dari 11,136 miliar rupiah pada tahun 2015 hingga 55,681 miliar pada tahun 2026, hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya pruduksi batubara dari tahun ke
tahun yang akan berpengaruh terhadap nilai DHPB.
Tahun in
c_ p
e r_
n ly
n R
p
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.048 1.000.000
8.000.000 15.000.000
22.000.000 29.000.000
36.000.000 43.000.000
50.000.000 62.000.000
Tahun
K on
t_ P
A D
_p rw
st R
p
2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054
1e10 2e10
3e10 4e10
5e10 6e10
Tahun P
A D
_ tm
b g
_ n
l_ D
H P
B R
p
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
1e10 2e10
3e10 4e10
5e10
Tahun
ko nt
r_ P
A D
_ pe
rik R
p
2.013 2.022 2.031 2.040 2.054
50.000.000 100.000.000
150.000.000
Gambar 55 Simulasi kontibusi tambang batubara, perikanan dan pariwisata bahari terhadap PDRB
Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PDRB, dari yang awalnya 0,00148 pada tahun 2013 menjadi
0,459 pada tahun 2054,Peningkatan kontribusi subsektor pariwisata terhadap PDRB terjadi karena peningkatan jumlah pengunjung pariwisata yang meningkat secara
signifikan. Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat bahwa kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB yang mulanya 0,375 pada tahun 2013 yang terus
meningkat menjadi 0,685 pada tahun 2030 tetapi jika dibandingkan kondisi existing nilainya jauh lebih rendah. Dari hasil simulasi dapat terlihat peningkatan kontribusi
sektor tambang batubara terhadap PDRB. Pada tahun 2013 nilai kontribusinya 3,27 dan terus meningkat mencapai 16,34 pada tahun 2026, peningkatan kontribusi
tambang batubara terhadap PDRB disebabkan oleh makin meningkatnyaproduksi tambang batubara dari tahun ke tahun yang akan berpengaruh terhadap penurunan
kontribusi tambang batubara terhadap PDRB wilayah.
Model Skenario 3
Pada Skenario 3 tiga ini terdapat 4 empat asumsi yang digunakan : 1 terdapat kegiatan ekonomi yang meliputi perikanan, pertambangan dan pariwisata bahari. 2
untuk kegiatan perikanan terdapat penambahan area daerah tangkapan baru yaitu di Selat Makassar melalui peningkatan teknologi dan fasilitas produksi penangkapan
berupa peningkatan teknologi armada dan alat tangkap, 3 pertambangan akan memakai area seluas 3.251 ha dengan deposit tambang yang akan diproduksi sebesar
445,1 juta ton dengan umur tambang 39 tahun dan 4 adanya pelabuhan perikanan,. Berikut model Skenario 3 seperti di bawah ini.
Tahun
kt r_
P D
R B
_p rw
st
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4
Tahun
ko nt
r_ P
D R
B __
pe rik
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6
tahun
ko nt
r_ P
D R
B _t
m bg
2.020 2.030
2.040 2.050
5 10
15
lj_imigrasi lj_emigrasi
lj_ws twn
lhn_wst Pnrmn_ret_MCK Retr_MCK
trf_ps_msk _lbr prmn_ps_msk _lbr
Pnrmn_pkr_msk_rd_4 Jlh_pgjg_pgg_rd_dua
Pnrmn_parkir pnrman_parkir_msk_rd_2
pgn_gokart fr_pggnn_gokart
pnrmn_gok art fr_pggnn_pdk_pcg
pnrmn_pdk _pcg Ttl_pnrmn_pgg_fslts_wst
fr_pgg_pggung
fr_ws t_rd_dua Pgg_rg_mkn_krke
Pgg_shelter Pgg_wrg_tnd
Pgg_pggung fr_ppg_ctg
Pgg_ctg fr_pgg_wrg
Ttl_pnrmn_pgg_fslts_wst penrmn_ctg
Pgg_wrg fr_pgg_shelter
pnrmn_wrg pnrmn_shelter
pnrmn_rg_mkn_k rke fr_pgg_rg_mkn_k rke
Jlh_wistwn fr_pggnn_klm_rng
pgn_klm_pcg pnrmn_klm_rng
Ttl_pnrmn_whn pgn_klm_rng
fr_wist_msk_rd_4 jlh_wst_pggn_rd_4
lj_pertumbuhan
fr_transp
fr_wisata lhn_wst
day a_dkg_kwsn
prn_pmrth
pnrn_ps_msk_wstn_bs fr_imigras i
prnc_pglln_s brdy
fr_rtp_nlyn SIUP
nilai_SPI kontr_PAD_perik
rtp_NLYN income_per_nly n
IUP_alt_tgkp_psf
trf_ps_msk _wstn_bs pndptn_wly h_PAD
Jlh_wistwn pdptn_tot_tmbg
Jlh_wistwn prtmbhn_pddk
pgmbgn_ush_lk l
Pop_perik_laut fr_ptumbhn_
kepelabuhan keb_ik an_
penduduk jlh_nlyn
jlh_armada fr_pkpn
pgrngn_pddk
prsn_pmnftn_rg lj_kematian
tng_kerja pguran
aks es_trhdp_sbrdy fr_tng_tserap
fr_agktn_kj
penduduk fr_emigrasi
lj_klhrn fr_tk_tmbg
rt_pdptn_tk _tbg ttl_pdptn_tk_tbg
tk_tmbg_lk l
fr_tk_tmbg_non_lkl Ttl_tk_tmbg
Rez_pglln_sbrdy tk_tmbg_nn_lkl
tek_pmnftn_RR nilai_SPI
Fr_ktr_PDRB_ws t Ttl_nil_prod_perik_lt
fr_pdptn_masy
fr_k tr_PDRB_perikkontr_PDRB__perik ktr_PDRB_prwst
pnrmn_wrg_tnd fr_pgg_wrg_tnd
hrg_dom pntan_kwsn
Prod_ek spor Kons ervasi
fr_prod_dom prod_dom
Hrg_eks por
fr_by_adm by_adm
fr_by_prod fr_by_pngkutn
pndptn_brs h tng_kerja
Kont_PAD_prwst tk_krskn_lgk n
prod_tmbg fr_prod
prod_perik
nilai_SIUP ktsedIan_sbrdy
luas_lhn
Kont_PAD_prwst
Ttl_pnrmn_whn pnrmn_sdh_DHPB
pnrmn_sblm_DHPB nl_pnjln_fslts_akhir
PAD_tmbg_nl_DHPB fr_nil_DHPB
pndptn_masy tekn_pmnftn_non_RR
fr_jlh_nlyn lj_pengk pn
fr_jlh_armd
fr_SPI lhn_tgkpn_ik an
fr_lhn_tgk pn_ikan
by_prod fr_prod_exp
Prtmbgan
ktsdn_klgkpn_atrn
fr_PDRB_prwst fr_PDRB_perik
konflik
pmnftn_lhn lhn_pmuk imn
fr_rmh_nlyn
lhn_tmbg
Ttl_nil_prod_perik_lt harga_jual
kontr_PDRB_tmbg Prod_ek spor
prod_d fr_PDRB_tmbg
ekologi_lahan
pnmrn_pggung
Gambar 56 Model Skenario 3 Pengembangan Wilayah Berkelanjutan
Asumsi peningkatan teknologi dan fasilitas produksi penangkapan berupa : 1 peningkatan teknologi armada dan alat tangkap, terdapat sarana pelabuhan
perikanan dan penambahan area penangkapan ke Selat Makassar. Hasil simulasi model ditunjukkan gambar grafik di bawah ini. Pemanfaatan Selat Sebuku oleh nelayan
Kecamatan Pulau Sebuku, Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Selatan dan Pulau Laut Kepulauan melalui usaha tangkapan di kawasan pesisir selat sangat terbatas.
Disisi lain, sumberdaya manusia masih yang rendah, teknologi penangkapan ikan pada umumnya masih tergolong tradisional sehingga kemampuan untuk mengeksploitasi
sumberdaya perikanannya masih sangat rendah dan wilayah jangkauan masih sangat terbatas di sekitar selat serta hanya terkonsentrasi pada kawasan pesisir sekitar
pemukiman nelayan saja. Sementara itu, untuk perairan Selat Makassar Kabupaten Kotabaru dan sekitarnya, dimanfaatkan oleh nelayan-nelayan luar. Hal ini disebabkan
karena nelayan luar telah memiliki alat tangkap dan kapal yang lebih modern. Oleh karena itu, pada Skenario 3 tiga terkait dampak terhadap sosial ekonomi adalah:
perluasan area wilayah tangkap dengan peningkatan armada tangkap. nelayan kecamatan di 5 lima kecamatan yang berada di sekitar Selat Sebuku dapat diperkuat
kapasitasnya untuk memanfaatkan perairan lautnya yang berhadapan langsung dengan Selat Makasar sehingga menyimpan potensi perikanan dan kelautan. Potensi ikan di
Kabupaten Kotabaru mencapai 57.600. ton per tahun. Dengan produksi mencapai 3.512,434 ton per tahun, maka peluang pemanfaatan di Kotabaru masih mencapai
54.087,566 ton per tahun. Selain itu juga terdapat potensi di WPP 713 Selat Makasar sebesar928.800 tonthn, dengan alokasi potensi yang dapat dimanfaatkan Kabupaten
Kotabaru mencapai 20, maka potensi yang masih bisa dioptimalkan adalah sebesar 185.760 ton per tahun. Dengan potensi ini sesungguhnya masih bisa dikembangkan
sebagai basis pengembangan industri perikanan terpadu.Untuk menangkap potensipeluang perikanan tangkap di atas maka perlu upaya pengembangan yakni
memperluas wilayah tangkap dan jangkauan armada di atas 5 mil. 2 Penyediaan Sarana Industri Pengolahan dan Pelabuhan Perikanan yang terintegrasi
dan terpadu.
Gambar 57 Simulasi produksi perikanan, jumlah wisatawan dan produksi tambang dan kondisi ekologi lahan
tahun
Jl h_
w is
tw n
o ra
ng
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
1.000.000 2.000.000
3.000.000 4.000.000
tahun
pr od
_t m
bg t
on
2. 013 2. 022 2. 031 2. 040 2. 054
5. 000. 000 10. 000 .000
tahun
pr o
d_ pe
rik to
n
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
tahun e
ko lo
g i_
la h
a n
h a
2.020 2.030
2.040 2.050
5.000 10.000
15.000 20.000
Berdasarkan perbandingan kondisi eksisting dan skenario 1 dengan 2, terlihat bahwa untuk skenario 3 tingkat produksi dan pendapatan untuk subsektor perikanan
cenderung meningkat, sektor pertambangan memberikan kontribusi yang besar sesuai umur tambang dan sub sektor pariwisata bahari cenderung meningkat. Untuk detailnya
nilai produksi perikanan, tambang batu bara dan pariwisata bahari serta kontribusinya masing-masing terhadap PAD dan PDRB ditunjukkan pada grafik di atas.
Dari grafik hasil simulasi model, kecenderungan kenaikan produksi perikanan mulai awal tahun 2013 sebesar 3.657 ton dan terus meningkat sampai tahun 2030
mencapai 6.686 ton, tetapi setelah tahun 2030 produksi perikanan terus turun sampai hanya 282,83 ton pada tahun 2054. Pada produksi perikanan peningkatan produksi
perikanan pertahun disebabkan oleh laju pertumbuhan ikan yang lebih besar dari laju penangkapan ikan yang didukung oleh luas lahan yang ada sekarang karena adanya
penambahan area tangkapan ke Selat Makassar.
Berdasarkan usia produksi tambang atau umur tambang produksi tambang dipengaruhi stok terhadap waktu, maka dari hasil simulasi model dapat dilihat
peningkatan produksi tambang dari 2 juta ton pada tahun 2015 sampai 13,5 juta ton pada tahun 2053 dan pada tahun 2054 produksi tambang sekitar7,9 juta ton karena
semakin berkurangnya deposit tambang secara bertahap, dari stok awal 445,1 juta ton dengan rata-rata produksi tambang pertahun sebesar 7,42 ton.Dari hasil simulasi juga
dapat dilihat peningkatan secara bertahap jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata bahari. Dari 15.300 orang pada tahun 2013 hingga mencapai 1,343 juta orang
pada tahun 2045. Peningkatan jumlah wisatawan disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk secara signifikan yang mana diasumsikan 5 dari jumlah penduduk akan
melakukan kegiatan wisata dan juga terjadinya peningkatan laju transportasi yang diasumsikan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisata konstan sebesar 2 per
tahun.
Sementara itu, dalam pemanfaatan lahan cenderung mengalami penurunan sejak tahun simulasi sampai tahun 2027 sampai 11.599 ha, Kemudian turun lagi hingga tahun
2054 menjadi 135,95 ha. Hal ini disebabkan selain pemanfaatan area tambang yang maksimal juga ada aktivitas ekonomi lainnya seperti pemukiman, industri dan aktivitas
ekonomi lainnya.
Dari grafik hasil simulasi model di bawah ini, cenderung peningkatan kontribusi perikanan terhadap PAD dari yang awalnya 47,409 juta pada tahun 2013 hingga
mencapai 144,3 juta rupiah pada tahun 2036 dan setelahnya cenderung menurun. Peningkatan kontribusi perikanan terhadap PAD disebabkan penambahan wilayah
tangkapan di Selat Makassar, makin meningkatnya jumlah penduduk yang secara signifikan akan meningkatkan jumlah nelayan pemilik kapal dan nelayan pemanfaat
lahan tangkapan ikan. Meningkatnya jumlah nelayan akan meningkatkan nilai pajak perikanan yang akan menjadi sumber pendapatan asli daerah.
Dari hasil simulasi di bawah ini, dapat dilihat pendapatan nelayan sekitar 40,48 juta per tahun pada tahun 2013 cenderung naik sampai 70,5 juta rupiah pada tahun
2026. Setelah tahun 2026 cenderung turun sampai sampai tahun 2042 sekitar 5 juta. Jika dibandingkan pada kondisi eksistin, scenario satu atau scenario dua maka pendapatan
nelayan pada scenario tiga lebih tinggi dan dengan waktu yang lama. Hal ini selain adanya penambahan area tangkapan ke Selat Makassar tetapi juga adanya sarana
pendukung yang sangat penting yaitu keberadaan pelabuhan perikanan.
Gambar 58 Simulasi kontribusi perikanan, pariwisata bahari dan tambang terhadap PAD
Dari grafik hasil simulasi model juga dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PAD, dari 221 juta rupiah pada tahun 2013 hingga
mencapai 68,3 miliar rupiah pada tahun 2054. Peningkatan pendapatan daerah dari hasil pariwisata disebabkan oleh peningkatan jumlah pengunjung wisata yang akan
meningkatan penerimaan daerah dari hasil pariwisata. Untuk retribusi sub sektor pariwisata berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2009 tentang Perizinan dan Retribusi
dibidang Kepariwisataan Kabupaten Kotabaru
Dari grafik hasil simulasi model juga dapat dilihat peningkatan Nilai DHPB dari awal tahun simulasi sampai akhir tahun simulasi, dari 11,136 miliar rupiah pada tahun
2015 hingga menjadi 75,170 miliar rupiah pada tahun 2053, dan pada tahun 2054 sebesar44,545 miliar rupiah hal ini disebabkan oleh makin menurunnya nilai deposit
batubara yang akan berpengaruh terhadap nilai DHPB. Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat terjadinya peningkatan kontribusi
pariwisata terhadap PDRB, dari yang awalnya 0,00148 pada tahun 2013 menjadi 0,459 pada tahun 2054, Peningkatan kontribusi subsektor pariwisata terhadap PDRB
terjadi karena peningkatan jumlah pengunjung pariwisata yang meningkat secara signifikan. Dari grafik hasil simulasi model dapat dilihat bahwa kontribusi subsektor
perikanan terhadap PDRB awalnya 0,43 pada tahun 2013 yang terus meningkat menjadi 0,786 pada tahun 2030 dan setelah tahun 2030 akan terus turun hingga hanya
menjadi 0,0332 pada tahun 2054.
tahun P
A D_
tm b
g_ nl
_DH P
B Rp
2.013 2.020 2.027 2.034 2.041 2.054
2e10 4e10
6e10
tahun ko
n tr
_ P
A D
_ p
e ri
k R
p
2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054 50.000.000
100.000.000 150.000.000
tahun
K on
t_ P
A D
_p rw
st R
p
2.013 2.021 2.029 2.037 2.045 2.054
1e10 2e10
3e10 4e10
5e10 6e10
tahun
in co
m e
_p er
_n ly
n R
p
2. 013 2. 021 2. 029 2. 037 2. 045
2. 054 6. 720. 000
13. 440.000 20. 160.000
26. 880.000 33. 600.000
40. 320.000 47. 040.000
53. 760.000 60. 480.000
70. 920.000
Gambar 59 Simulasi perikanan, pariwisata bahari dan tambang batubara terhadap PDRB
Dari hasil simulasi dapat terlihat peningkatan kontribusi sektor tambang batubara terhadap PDRB. Pada tahun 2015 nilai kontribusinya mencapai 3,27 dan terus
mengalami peningkatan hingga mencapai 32,69 pada tahun 2044 dan menurun setelahnya menjadi hanya 16,34 karena habisnya deposit batubara yang akan
berpengaruh terhadap penurunan kontribusi tambang batubara terhadap PDRB wilayah.