Model Pendekatan Sistem Dinamik .1 Sistem

No Peneliti topik organisasi Metode Hasil penelitian Pandeglang Banten. Thesis IPB. pengaruh besar adalah RZWP3K 16.89 DAN RTRW 16.81. 3. Fungsi sosial ekonomi yang memberikan dampak paling besar adalah transportasi 6.67, struktur populasi penduduk sebesar 6.65 dan sarana dan prasarana 4. Kriteria yang memberikan dampak dari fungsi ekologi adalah kesesuaian fisik 6.05, penggunaan lahan 6.08 dan resiko bahaya 5.80. 5. Lokasi sesuai : budidaya laut Kecamatan Pegelaran sampai Panimbang; Konservasi sekitar Pulau Badul; Wisata Bahari perairan Sukaresmi sampai Tanjung Jaya dan Kawasan Pulau-Pulau Kecil di Ujung Kulon; Kawasan Pelabuhan Perikanan Caringin, Cigondang, Pejamben dan Desa Teluk; Kawasan Perikanan Tangkap di Kecamatan Labuan, Panimbang dan Sukaresmi. 8. Rudianto. 2004. Analisis Konflik Pemanfaatan Lahan Wilayah Pesisir. Disertasi IPB. TEV, GAMS, regresi dan game theory 1. Ada lahan yang dipertahankan, diperluas dan ditambah squatternya. 2. Kawasan yang mengeluarkan squatter adalah Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit I, Ancol, Tanjung Priok dan Tugu Selatan. 3. Kawasan yang dipertimbangkan ditambah squatter adalah Pluit II, Kali Baru, Marunda, Kamal Muara dan Cilincing. 4. Program resolusi konflik : 1 program pulang kampung 2 program pemberdayaan squatter 3 program konsilidasi lahan 4program pembangunan rumah susun 9. Sari,Y.T.W. 2011. Akses Nelayan Terhadap Sumberdaya Pesisir di Kawasan Pertambangan. Skripsi IPB. Analisis Deskriptif, analisis Chi- Square 1. Tingkat partisipasi nelayan lemah dalam penentuan zonasi perairan dan dapat mempengaruhi akses sumberdaya alam. 2. Jenis konflik yang terjadi di wilayah perairan adalah konflik vertical, konflik laten dan konflik lingkungan yang melibatkan tiga aktor utama : nelayan, perusahaan pertambangan dan HNSI. 3. Penyelsaian konflik yang terjadi dengan konsiliasi, negosiasi dan mediasi melalui kompensasi dari perusahaan pertambangan atas pencemaran yang terjadi. 4. Konflik memiliki dua jenis dampak terhadap nelayan : 1 dampak negative yaitu penurunan kepercayaan di kalangan nelayan, timbul masalah moral dan polarisasi nelayan No Peneliti topik organisasi Metode Hasil penelitian 2 dampak positif yaitu ikatan kelompok lebih erat, penyesuaian diri pada kenyataan dan pengetahauan atau keterampilan meningkat. 10. Raden, I. et al. 2010. Kajian Dampak Penambangan Batubara Terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan di Kabupaten Kutai Kertanegara. Balitbang Kemendagri 2010. Analisis deskriptif, Analisis laboratorium, metode pembacaan skala, metode USLE, INP 1. Pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar lokasi tambang, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memperbaiki ekonomi masyarakat. 2. Dampak negatifnya adalah meningkatkan konflik antara masyarakat, antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh masalah limbah, penerimaan tenaga kerja, masalah tumpang tindih lahan, adanya kerusakan lingkungan fisik, kimia dan biologi yang meliputi : kerusakan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan fauna endemik, meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu banjir, kebisingan, rusaknya jalan umum, masuknya limbah ke parairan sehingga merusak biota perairan. 11. Rofiko, 2005. Analisis Kebijakan Pemanfaatan Ruang Pesisir Teluk Kelabat Kawasan Utara Pulau Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Disertasi IPB. Analisis spasial GIS, AHP 1. Kesesuaian lahan kawasan industri katagori sangat sesuai S1 seluas 17.701,08 ha 13,32, lokasi yang sesuai terbatas S2 seluas 72.737,79 ha 54,74; Kesesuaian lahan pariwisata, sangat sesuai seluas 600,67 ha 0,45, lokasi yang sesuai terbatas S2 seluas 533,66 ha 0,40; Kesesuaian lahan bagi pemanfaatan pelabuhan, lokasi yang sangat sesuai seluas 7456,735 ha 22,63 dari luas perairan Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan Kecamatan Jebus seluas 32.939,26 ha, lokasi yang sesuai terbatas seluas 20,688 ha 0,0628 dan lokasi yang tidak sesuai seluas 25.461,617 ha 77,29; Keseuaian perairan bagi pemanfaatan budidaya perikanan, lokasi yang sangat sesuai seluas 21.977,42 ha 50,06 dari luas perairan Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan Kecamatan Jebus. 2. Kriteria prioritas dalam menetapkan peruntukkan kawasan menunjukkan bahwa prioritas pada kegiatan budidaya perikanan. 12. Susanto, 2011. Pe- ranan Sektor Peri- kanan Dalam Pe- Analisis Deskriptif, AHP, Input- 1. Peranan sektor perikanan dalam perekonomian wilayah dapat dianalisis melalui PDRB : sektor perikanan memberikan kontribusi No Peneliti topik organisasi Metode Hasil penelitian ngembangan Wila- yah Kabupaten Be- litung. Thesis IPB. Output I-O. PDRB rata-rata tahun 2000-2008 sebesar Rp. 167.630,33 juta atau 18,07 dari total PDRB Kabupaten Belitung. Peringkat ke-2 dari 24 sektor perekonomian setelah sektor industri non migas 21,18. 2. Output total seluruh sektor pada Tabel I-O sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 10,39 peringkat ke-2 setelah industri non migas 31,81. 3. Penentuan kegiatan pembangunan perikanan, prioritas : 1 Sumber daya ikan dengan skor 0,565 ; 2 Sumber daya manusia dengan skor 0,144 ; 3 Pasar dengan skor 0,134 ; 4 Sarana dan prasarana dengan skor 0,100 ; dan 5 Biaya dengan skor 0,057. Kegiatan prioritas untuk dikembangkan adalah perikanan tangkap skor 0,583, budidaya perikanan skor 0,218 dan pengolahan hasil perikanan skor 0,199. 4. Arah kebijakan pengembangan sektor perikanan menuju sektor strategis : 1 Peningkatan produksi dan nilai tambah melalui kegiatan penangkapan, budidaya dan pengolahan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan partisipasi stakeholder ; 2 peningkatan keterkaitan sektor perikanan dengan sektor lain. 13. 14. Kinnear, S. and Ogden, I., 2014. Planning the innovation agenda for sustainable development in resource regions: A Central Queensland case study Kusumawati, D. 2005. Keterkaitan Sektor Unggulan dan Karakteristik Tipologi Wilayah Dalam Pengembangan Kawasan Strategis. Thesis IPB. LQ, model REMPLAN v3.0 Analisis I-O, RAS, Analisis Dampak 1.Sektor-sektor ekonomi penting ada-lah pertambangan, perikanan, pertanian, kehutanan, konstruksi dan transportasi. 2. Pengembangan wilayah yang ber-kelanjutan melalui koordinasi dan tata kelola dengan upaya-upaya inovasi untuk perencanaan. 3. Ekstraksi sumberdaya di Australia berdampak pada perubahan lahan yang menghasilkan nilai ekonomi, untuk industri dan pendapatan nasional melalui penggunaan formulasi rencana inovasi. 1. Sektor-sektor ekonomi yang mampu memberikan efek multiplier bagi pertumbuhan ekonomi Kawasan Strategis Kedungsapur dan berpotensi untuk menjadi sektor unggulan wilayah : sektor industry makanan, minuman dan tembakau; sektor industry kecil, barang dari kulit dan alas kaki ; sektor industry barang dari kayu dan hasil hutan lain ; sektor industry pupuk, kimia dan barang dari karet ; sektor restoran. No Peneliti topik organisasi Metode Hasil penelitian 2. Pemusatan aktivitas sektor unggulan : Kota Semarang, Kendal dan Kabupaten Semarang. 3. Karakteristik tipologi wilayah berdasarkan potensi sumberdaya wilayah di kawasan strategis ada tiga kelompok tipologi wilayah : 1 Tipologi I : wilayah Kota Semarang dan Kota Salatiga ; 2 Tipologi II : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal dan ; 3 Tipologi III Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan. Pola interaksi spasial yang ada di Kawasan Kedungsepur belum menunjukkan adanya keseimbangan interaksi antarwilayah dalam kawasan.