strategi-strategi yang efektif untuk suatu percepatan pembangunan Rustiadi, et al. 2011.
Berdasarkan deskripsi dan definisi wilayah tersebut, maka pengembangan wilayah dapat dilakukan secara lebih fleksibel yang melibatkan, sumberdaya manusia,
sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya. Rustiadi, et al. 2011 mengemukakan bahwa perencanaan pembangunan wilayah tidak hanya secara administratif saja, tetapi
juga memperhatikan tipologi wilayah yang lainnya. Berikut ditampilkan berbagai konsep wilayah, tujuan dan contoh penggunaan seperti Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Konsep Wilayah dan Tujuan.
Wilayah Tujuan
Contoh
Homogen Penyederhanaan wilayah
Pola penggunaan
lahan, pewilayahan komoditas
Nodal Deskripsi hubungan noda-
litas, identifikasi
daerah pelayanan
Keterkaitan CBD dan daerah pelayanannya, central place
dan periphery, sistemordo
Sistem Ekologi Pengelolaan wilayah sumber-
daya berkelanjutan Ekosistem mangrove, ekosis-
tem terumbu karang, cagar alam, pengelolaan DAS
Sistem Ekonomi Percepatan pertumbuhan wi-
layah Wilayah pembangunan, ka-
wasan andalan,
KAPET, kawasan agropolitan, kawa-
san cepat tumbuh Sistem Sosial
Pewilayahan menurut sistem budaya, optimalisasi interaksi
sosial, community develop- ment
Kawasan adat,
perlindu- nganpelestarian budaya, pe-
ngelolaan kawasan publik kota
Politik Menjaga keutuhan dan inte-
gritas wilayah territorial Negara, provinsi, kabupaten,
kecamatan, desa Administratif
Optimalisasi fungsi-fungsi
pelayanan publik pemerin- tahan
Negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa
2.2 Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan merupakan proses pengolahan sumberdaya alam dan pendayagunaan sumberdaya manusia dengan memanfaatkan teknologi Sugandhy dan
Hakim, 2009. Menuruit Rustiadi, et al. 2011, bahwa secara filosofis pembangunan dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk
menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik.
Paling tidak menurut Todaro 2000 pembangunan harus memenuhi tiga komponen dasar yang dijadikan sebagai basis konseptual dan pedoman praktis dalam
memahami pembangunan hakiki yaitu kecukupan sustainance memenuhi kebutuhan pokok, meningkatkan rasa harga diri atau jati diri self-esteem, serta kebebasan
freedom untuk memilih.
Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar, dinyatakan oleh Rustiadi, et al. 2011 bahwa
pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses dimana terdapat saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tersebut
dapat diidentifikasi dan dianalisa dengan seksama sehingga diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dari
satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan dikatakan berkelanjutan jika memenuhi tiga dimensi, yaitu: 1 secara ekonomi layak, 2 secara sosial berkeadilan, dan 3 secara ekologi lestari
Djakapermana, 2010. Pembangunan berkelanjutan dari dimensi ekologi menekankan pentingnya menjamin dan meneruskan kepada generasi mendatang sejumlah kuantitas
modal alam natural capital yang dapat menyediakan suatu hasil berkelanjutan secara ekonomis dan jasa lingkungan.
Dalam beberapa konteks pembangunan tersebut, Sitorus 2004 menjelaskan bahwa definisi pembangunan berkelanjutan dapat diartikan
sebagai : ―Kemampuan proyek pembangunan untuk menghasilkan surplus atau penghasilan bersih atau dana
yang cukup sebagai masukan input untuk pembangunan lebih lanjut‖. Demikian pula dalam The Bruntland Commision Report
tahun 1987 yang berjudul ―Our Common Future
‖ bahwa pengertian tentang pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia atau penduduk saat ini tanpa
mengurangi potensi pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia di masa mendatang. Berdasarkan batasandefenisi tersebut dapat dikemukakan bahwa pembangunan
berkelanjutan mengandung tiga pengertian yaitu : 1 Memenuhi kebutuhan penduduk saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan penduduk di masa yang akan datang, 2 Tidak
melampaui daya dukung lingkungan ekosistem, dan 3 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan menyelaraskan manusia dan pembangunan dengan
sumberdaya alam. Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan bukanlah merupakan suatu situasi harmoni yang tetap dan statis, akan tetapi merupakan suatu proses
perubahan dimana eksploitasi sumberdaya alam, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi dan perubahan kelembagaan konsisten dengan kebutuhan pada saat ini dan
kebutuhan dimasa mendatang.
Dalam pengertian lainnya, Soemarwoto 2006 memberikan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak
mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses
pembelajaran sosial yang terpadu, stabilitas politiknya tergantung pada perlunya campur tangan pemerintah dengan dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya,
kelembagaan sosialnya dan kegiatan dunia usahanya. Secara implisit, definisi tersebut mengandung pengertian strategi imperatif bagi pembangunan berkelanjutan sebagai
berikut : 1. Berorientasi untuk pertumbuhan yang mendukung secara nyata tujuan ekologi, sosial
dan ekonomi.