Simulasi dilakukan dengan kaidah telaahan hubungan sebab akibat antar variabel, yang dapat menimbulkan perilaku gejala dalam model yang didisain.Langkah
berikutnya adalah melakukan validasi, yang bertujuan untuk mencocokan menganalisis hasil simulasi dengan kenyataan yang ditirukan. Jika simpangan kesalahan hasil
simulasi terhadap proses gejala yang sedang diamati sangat kecil, maka dikatakan model yang digunakan sudah tepat, tetapi jika yang terjadi sebaliknya maka perlu ada
revisi dan pembenaran datanya di lapangan.
2.13 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi untuk mendukung penelitian ini, antara lain pada Tabel 3berikutdi bawah ini :
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Peneliti topik
organisasi Metode
Hasil penelitian 1.
2
3. Pourebrahim,
et al
.,2010. Integration of spatial suitability
analysis for land use planning in coastal
areas;case ofKuala Langat
District, Selangor, Malaysia
Johnson, M.F.,et al. 2011.
Setting priorities for pro-
tected area plan- ning in a conflict
zone – Afghanis-
tan ’s National Pro-
tected Area System Plan
Furst, C., et al., 2012.
Integrated land use and regio-
nal resource mana- gement-A cross-
disciplinary dia-
logue on
future perspectives for a
sustainable deve- lopment of regional
resources ANP, Analisis
Spasial I ArcGis,
Analisis Kesesuaian
ArcGisTeknik MCE Spasial
Analisis Ekoregional
spasial analysis-
ranking Pemodelan
distribusi Fauna spasial
analysis observasi
identifikasi Zona Prioritas
ArcGis9.3 Landscape
Modeling, Discuss
1. Indikator pembangunan meliputi; kepadatan penduduk, aksesibilitas jalan
utama, tingkat kesehatan, jarak dari pantai, jarak ke sekolah, kawasan rawan bencana,
jarak ke kawasan industri dan perencanaan eksisting.
2. Terdapat 4 tipe pemanfaatan lahan yang utama yakni; kawasan wisata, pemukiman,
kawasan industri dan kawasan konservasi 1. Terbagi atas 29 wilayah yang termasuk dalam
keanekeragaman biologi yang sangat tinggi 2. Prioritas utama terletak dibagian
timur dan timur laut termasuk kawasan hutan bagian timur afganistan mulai dari batas
Propinsi Padakhshan di utara hingga Propinsi Paktika di tenggara
1. Dalam pengelolaan sumberdaya wilayah dalam skala luas sangat bergantung
pada perubahan iklim dan dan persepsi dari para pengambilan kebijakan
2. Koordinasi lintas sektoral menjadi sangat
penting mengingat
perbedaan sumberdaya dan karakteristik wilayah seperti
perencanaan yang lahir dari perbedaan fokus kebijakan seperti; perlindungan lingkungan
dan hutan
3. Pentingnya penilaian sumberdaya alam dan jasa lingkungan dengan berbagai pendekatan
No Peneliti topik
organisasi Metode
Hasil penelitian
4. Zainuddin.
2005. Analisis
Pengembangan Wilayah
Pesisir Kabupaten Tanjung
Jabung Timur,
Provinsi Jambi.
Thesis IPB. LQ,
SSA, Skalo-gram dan
AHP 1. Sektor basis : perikanan dan perke-
bunan.Nilai Indeks Fasilitas IF 15 desa pesisir pada hirarki 3
perkembangan lambat dengan keterbatasan
fasilitas perekonomian, pendidikan, keagamaan, olah raga dan kesenian serta
fasilitas telekomunikasi dan transportasi, 8 desa pesisir pada hirarki 2 perkembangan
sedang dan 3 desa pesisir termasuk pada hirarki 1 perkembangan maju yaitu Desa
Mendahara Ilir, Kelurahan Muara Sabak dan Kelurahan Nipah Panjang II.
2. Arahan pengembangan seluruh kecamatan pesisir sebagai produksi perikanan
dan produksi kelapa, Kecamatan Muara Sabak produksi padi dan kedelai,
3. KecamatanMendahara produksi hortikultura serta Kecamatan Sadu dan
Mendahara untuk usaha jasa pertanian. 5.
Yandri,F. 2007. Analisis
Pengembangan Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Dalam
Perspektif Pembangunan
Wilayah Tesis. IPB. AHP, LQ, SSA,
BC, NPV, IRR, Skalogram,
Cluster Analysis
dan DFA.
1. Kelayakan usaha dengan NPV sebesar 1.161.313, BC ratio 1,25 dan IRR 12,13.
2. Tingkat perkembangan wilayah pesisir, wilayah tipologi I sentra perkebunan,
wilayah tipologi II sentra perikanan dan wilayah tipologi III sentra industri.
3. Lingkungan wilayah pesisir terjadi degradasi lingkungan fisik dan kualitas perairan.
6. Kusrini, D.E. 2003.
Analisis Pengembangan
Wilayah Pesisir dan Laut di Kabupaten
Sampang
Ditinjau dari
Potensi Sumberdaya
dan Pendapat
Masyarakat. Thesis IPB.
Analisis Deskriptif,
Pengelompok- kan,
LQ, Analisis
Perikanan, AHP
1. Sosial ekonomi masyarakat wilayah pesisir selatan yang didominasi perikanan tangkap
laut lebih baik daripada wilayah pesisir utara. 2. Sejak Tahun 2000 terdapat kerugian nelayan
akibat misallocation tenaga kerja karena tingginya effort tidak sebanding dengan hasil
tangkapannya. 3. Pengembangan wilayah pesisir : penciptaan
lapangan kerja baru di sektor perikanan dengan cara perbaikan teknik penangkapan,
pengolahan dan perluasan usaha. Perbaikan SDM melalui keterampilan dan pendidikan,
penguatan kelembagaan dan meningkatkan investasi.
7. Maesaroh, S. 2013.
Analisa Pemanfaatan Ruang
Wilayah Pesisir di Perairan Selat Sunda
Kabupaten Analytic
Network Process
ANP, Analisa
spasial 1. Bobot kriteria dan parameter yang saling
berpengaruh dalam kluster fungsi kebijakan 0.388, fungsi ekologi 0.3399 dan fungsi
sosial ekonomi 0.3113. 2. Matriks prioritas pemanfaatan dalam fungsi
kebijakan criteria
yang memberikan