Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam
menirukan suatu gejala atau proses. Model yang dapat menirukan kondisi sebenarnya, tanpa harus ada perbedaan dengan hasil pengukuran adalah model yang mendekati
kebenaran dari unsur-unsur yang penting dari perilaku dalam dunia nyata. Model yang demikian disebut model yang sesuai dengan kondisi sebenarnya the real mode.Oleh
karena itu, sebelum model diaplikasikan harus melalui tahap validasiyang dapat dilakukan melalui berbagai cara. Menurut Hartrisari dan Handoko 2004 validasi
model merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatanpermodelan. Secara ilmiah validasi identik dengan pengujian hipotesis. Dalam hal ini, model itu sendiri merupakan
hipotesisnya.Terdapat bermacam cara validasi, mulai yang bersifat deskriptif, misalnya melalui perbandingan secaragrafis atau pengujian secara kuantitatif, yang dilakukan
melalui uji statistik.
Menurut Eriyatno 2003 terdapat tiga kelompok model. Pertama, model ikonik model fisik yaitu model yang mempersentasikan bentuk fisik dari modelyang
diwakilinya, tetapi pada skala yang berbeda. Model jenis ini dapat berdimensi dua seperti peta, foto, atau cetak biru, dan dapat pula dalam tiga demensi seperti prototip
dari mesin-mesin. Kedua, model analog diagrammatic model, yaitu model yang berbentuk gambar, diagram atau matrik yang menyatakan hubungan antar unsur. Ketiga,
model simbolik model matematik model ini merupakan perwakilan realitas yang dikaji, format model ini dapat berupa angka-angka, simbol dan rumus-rumus matematik
atau rumus-rumus komputer. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah persamaan equation. Tiga kelompok model tersebut diatas, oleh Hartrisari dan
Handoko 2004 dibagimenjadi 10 bentuk, meskipun bentuk model tersebut dapat merupakan bagian darimodel dinamis, mekanistik atau numerik. Ke-10 bentuk yang
saling berlawanan tersebut adalah 1 model fisik dan model mental 2 model deskriptif dan model numerik 3 model empirik dan model mekanistik 4 model deterministik
dan model stokastik 5 model statis dan model dinamis.
Pada kasus-kasus yang akan diteliti, pemilihan model tergantung pada tujuan dari pengkajian sistem, yang terlihat dan formulasi permasalahan. Sebagai contoh,
model yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan adanya ketidakpastian uncertainty, karena masalah yang dikaji umumnya mengandung
keputusan yang tidak menentu atau terdapat beberapa pilihan, sepertisifat-sifat probabilistik
. Model yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah model stokastik tetapi dinamis. Sebaliknya, yang tidak memperhatikan peluang kejadian dikenal model
deterministik. Secara tegas tujuan model menurut Hartrisari dan Handoko 2004
dibagimenjadi tiga: Pertama, untuk pemahaman proses, model tersebut harus mampumenjelaskan mekanisme yang terjadi, bukan hanya sekedar hubungan kausal
antara input dengan output seperti pada model empirik, walaupun pengamatan empirik sangat penting untuk keperluan validasi; Kedua, untuk prediksi, model numerik
mempunyai kemampuan prediksi yang sangat bagus untuk kasus-kasus lingkungan dengan kondisi tertentu, tetapi akan mempunyai kesalahan yang signifikan apabila
diaplikasikan pada kondisi yang berbeda. Terdapat model yang mempunyai kemampuan prediksi yang baik seperti pada kasus diatas yaitu model mekanistik dan model empirik
juga dapat untuk tujuan prediksi. Ketiga, model untuk keperluan manajemen. Tujuan nomor 3 tiga terakhir tersebut harus mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari dua
tujuan sebelumnya dan harus berkemampuan memprediksi, juga dituntut kecerdasan dalam perencanaan agar model mampu menjelaskan suatu proses yang sedang terjadi,
hal tersebut karena sangat diperlukan dalam manajemen.
Kolaborasi kerja model membantu mengidentifikasi isu-isu penelitian dan kunci pemodelan, efisien memfokuskan upaya penelitian, meminimalkan duplikasidan
mencegah komponen penting dari yang terabaikan. Pengembangan model digunakan secara luas dan partisipasi dalam pengembangan model bersama dengan pengulangan
dan pengujian ekstensif akan menghasilkan model yang kuat sehingga dapat melayani komunitas ilmiah Warner, 2008.
Sehubungan dengan proses pemanfaatan sumberdaya dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya terhadap biofisik, sosial budaya dan sosial ekonomi adalah
merupakan permasalahan yang komplek. Maka untuk memecahkan permasalahan tersebut diperlukan suatu metode yang dalam memandang permasalahan secara holistik,
komprehensif dan sistematik. Metode paling sesuai untuk kasus tersebut adalah dengan pendekatan sistem yang mempunyai konsep model untuk keperluan manajemen seperti
yang diutarakan diatas.
Kajian membuat kemajuan yang signifikan untuk mengembangkan model dalam mendukung pemanfaatan lahan dan perencanaan transportasi serta pertumbuhan, maka
prioritas pengembangan lebih lanjut pada komponen lingkungan untuk mensimulasikan perubahan lahan, kebutuhan air dan emisi nutrisi, menambahkan komponen evaluasi
yang menghitung indikator yang telah ditetapkan, memungkinkan pengguna untuk membangun yang baru, dan memberikan visualisasi yang berguna di beberapa
skenario,serta kapasitas evaluasi ekonomi yang mendukung analisis biaya-manfaat dan biaya terendah Waddel, 2002.
Konsep model untuk keperluan manajemen dalam pelaksanaannya sering menggunakan simulasi dengan model dinamik. Menurut Muhammadi et al. 2001
model dinamik adalah kumpulan dari variabel-variabel yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya dalam suatu kurun waktu. Setiap variabel berkorespondensi
dengan suatu besaran yang dibuat sendiri dan memiliki nilai numerik. Model dinamik tersebut apabila disimulasikan dengan perangkat lunaksoftware maka variabel-
variabel tersebut akan saling berhubungan membentuk suatu sistem. Untuk membuat model dinamik secara formal digunakan diagram sebab akibat causal loop dan
diagram alir flow chart. Diagram tersebut dibuat dengan cara menentukan variabel penyebab yang signifikan dalam sistem, dan menghubungkannya dengan menggunakan
garis panah ke variabel akibat, apabila keduanya saling mempengaruhi maka garis panah akan berlaku dua arah.
Menurut Muhammadi et al. 2001, pembentukan model seperti diatas adalah untuk memahami struktur dan perilaku sistem. Diagram sebab akibat pada sistem
dinamis digunakan sebagai dasar untuk membuat diagram alir sebagai sarana untuk simulasi untuk membangun sebuah model. Input data yangdiperlukan melalui sebuah
program perangkat lunak yang secara cepat dan tepatmenggambarkan model.
Dalam metodologi Sistem Dinamik yang dimodelkan adalah struktur informasi sistem yang didalamnya terdapat aktor-aktor, sumber-sumber informasi dan jaringan
aliran informasi yang menghubungkan keduanya. Menurut Sterman dalam Tasrif 2006, bahwa prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik adalah sebagai berikut :
1. Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan didalam model.
2. Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan didalam model.
3. Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual pada model harus dibedakan.
4. Informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor didalam sistem yang harus digunakan dalam pemodelan keputusan-keputusannya.
5. Struktur kaidah pembuatan keputusan didalam model haruslah sesuai cocok
dengan praktek-praktek manajerial. 6. Model haruslah robust dalam kondisi-kondisi ekstrim.
Model dinamis pada perubahan penggunaan lahan sangat penting untuk pengelolaan lingkungan terpadu dalam kaitannya dengan sosial ekonomi dan biofisik .
Model secara eksplisit membahas hirarkis organisasi system penggunaan lahan, konektivitas spasial antara lokasi dan stabilitas. Model dinamis cocok untuk analisis
skenario dansimulasi perubahan penggunaan lahan yang berbedaskenario model sehingga dapat mengidentifikasi kritis bidang perubahan penggunaan lahan. Skenario
dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak dari perubahan tingkat makro atau perubahan karakteristik demografi. Skenario lain dapat digunakan untuk mengevaluasi
efek dari kondisi tingkat lokal, seperti perlindungan cagar alam di wilayah sekitarnya. Kemungkinan untuk mensimulasikan skenario yang berbeda membuat model dinamis
yang dapat digunakan untuk pengelolaan sumber daya alam Verburg, 2002.