Perumusan Masalah METODE PENELITIAN

Struktur tata ruang pada hakekatnya merupakan hasil dari suatu proses, menurut Sujarto dalam Asyiawati 2002 bahwa proses yang saling berkaitan dalam penataan ruang wilayah terdiri dari : 1. Proses penataan aktivitas pada satu kawasan sesuai dengan hubungan fungsional tertentu. 2. Proses pengadaan ketersediaan fisik yang menjawab kebutuhan akan ruang bagi aktivitas seperti untuk tempat bekerja, tempat tinggal, transportasi dan komunikasi yang perlu dilihat secara integratif. Menurut Asyiawati 2002, konsep perencanaan tata guna lahan mempertimbangkan aspek kebutuhan masyarakat, kemampuan teknis, tenaga kerja serta modal yang dapat menjadi kontribusi bagi masyarakat serta dapat dimplementasikan, diterima masyarakat serta dapat meningkatkan taraf hidup atau tingkat pendapatan masyarakat. Selanjutnya, peningkatan kualitas penyusunan perencanaan tata ruang mulai dari skala nasional sampai ke skala lokal kota dan desa harus berurutan secra komprehensif integral, yaitu dengan memadukan sekaligus perencanaan fisik spasial, perencanaan komunitas sosial dan perencanaan sumberdaya, seperti gambar di bawah ini. Gambar 4 Rencana Tata Ruang yang Komprehensif Integral Sumber : Budiharjo dalam Asyiawati 2002 PERENCANAAN KOMUNITAS SOSIAL  Ekonomi  Sosial Budaya PERENCANAAN SUMBERDAYA  Manusia  Alam energy mineral  Keuangan  Teknologi  Kelembagaan PERENCANAAN FISIK SPATIAL  Tata guna lahan  Transportasi komunikasi  Prasarana  Fasilitas Umum Perencanaan tata ruang wilayah pesisir dapat diartikan sebagai pengaturan penggunaan lahan wilayah pesisir melalui pengelompokan penggunaan lahan kedalam unit-unit yang homogen ditinjau dari keseragaman fisik, non fisik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan secara komprehensif integral Asyiawati, 2002. Menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 pula, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistem-sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Hal tersebut sinkron dengan pendapat Rustiadi, et al. 2011, wilayah merupakan suatu area geografis yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi. Berdasarkan hal ini wilayah dibatasi dan digambarkan berdasarkan hal itu atau kandungan area geografis tersebut.Wilayah sebagai kesatuan area geografis yang menggambarkan hubungan ekonomi, administrasi, formulasi dan implementasi dari pembuatan perencanaan dan kebijakan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Definisi wilayah juga dijelaskan oleh Budiharsono 2001, bahwa wilayah adalah sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh industri tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal. Selanjutnya dijelaskan bahwa wilayah dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu : 1 wilayah homogen; 2 wilayah nodal; 3 wilayah perencanaan dan 4 wilayah industri administratif. Wilayah industri adalah wilayah yang dipandang dari satu aspekkriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relative sama misal dari aspek ekonomi struktur produksi dan konsumsi homogen. Wilayah nodal nodal region adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat inti dan daerah belakangnya hinterland.Wilayah perencanaan adalah wilayah yang memperhatikan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Sementara wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, desakelurahan dan RTRW. Untuk mencapai hasil optimal dalam pengembangan wilayah, diperlukan pendekatan yang berbeda-beda mengingat wilayahnya yang luas dengan kondisi fisik, sosial dan ekonomi yang beragam. Menurut Rofiko 2005, bahwa salah satu pendekatan pembangunan dikenal dengan nama pendekatan wilayah yang berbeda dengan pendekatan yang sering dipakai oleh ekonom yaitu pendekatan pusat-pusat pertumbuhan memprioritaskan pembangunan pada kota-kota atau tempat-tempat strategis yang diharapkan akan menarik daerah-daerah pinggiran di sekitarnya, sedangkan pembangunan sektoral adalah pembangunan melalui pemberian prioritas pada sektor-sektor tertentu misalnya sektor perikanan, industri, pariwisata dan transportasi prasarana pelabuhan, maka pendekatan wilayah ditekankan pada penanganan langsung pada para stakeholder dan masyarakat yang berada di wilayah- wilayah yang terisolasi. Pada wilayah yang terisolasi ini, dilakukan pencarian dan pengenalan kelompok-kelompok sasaran penduduk termiskin. Dengan cara demikian, pendekatan wilayah berorientasi pada pemerataan dan keadilan yang bertujuan untuk memperkecil bahkan menghilangkan kesenjangan ekonomi sosial, baik antar kelompok dalam masyarakat maupun antar daerah dapat terwujud Mubyarto dalam Rofiko, 2005. Dengan demikian, bahwa pengembangan wilayah dapat dianggap sebagai suatu bentuk intervensi positif terhadap pembangunan di suatu wilayah dan diperlukan strategi-strategi yang efektif untuk suatu percepatan pembangunan Rustiadi, et al. 2011. Berdasarkan deskripsi dan definisi wilayah tersebut, maka pengembangan wilayah dapat dilakukan secara lebih fleksibel yang melibatkan, sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya. Rustiadi, et al. 2011 mengemukakan bahwa perencanaan pembangunan wilayah tidak hanya secara administratif saja, tetapi juga memperhatikan tipologi wilayah yang lainnya. Berikut ditampilkan berbagai konsep wilayah, tujuan dan contoh penggunaan seperti Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Konsep Wilayah dan Tujuan. Wilayah Tujuan Contoh Homogen Penyederhanaan wilayah Pola penggunaan lahan, pewilayahan komoditas Nodal Deskripsi hubungan noda- litas, identifikasi daerah pelayanan Keterkaitan CBD dan daerah pelayanannya, central place dan periphery, sistemordo Sistem Ekologi Pengelolaan wilayah sumber- daya berkelanjutan Ekosistem mangrove, ekosis- tem terumbu karang, cagar alam, pengelolaan DAS Sistem Ekonomi Percepatan pertumbuhan wi- layah Wilayah pembangunan, ka- wasan andalan, KAPET, kawasan agropolitan, kawa- san cepat tumbuh Sistem Sosial Pewilayahan menurut sistem budaya, optimalisasi interaksi sosial, community develop- ment Kawasan adat, perlindu- nganpelestarian budaya, pe- ngelolaan kawasan publik kota Politik Menjaga keutuhan dan inte- gritas wilayah territorial Negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa Administratif Optimalisasi fungsi-fungsi pelayanan publik pemerin- tahan Negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa

2.2 Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan merupakan proses pengolahan sumberdaya alam dan pendayagunaan sumberdaya manusia dengan memanfaatkan teknologi Sugandhy dan Hakim, 2009. Menuruit Rustiadi, et al. 2011, bahwa secara filosofis pembangunan dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik.