Manfaat Penelitian METODE PENELITIAN
Paling tidak menurut Todaro 2000 pembangunan harus memenuhi tiga komponen dasar yang dijadikan sebagai basis konseptual dan pedoman praktis dalam
memahami pembangunan hakiki yaitu kecukupan sustainance memenuhi kebutuhan pokok, meningkatkan rasa harga diri atau jati diri self-esteem, serta kebebasan
freedom untuk memilih.
Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar, dinyatakan oleh Rustiadi, et al. 2011 bahwa
pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses dimana terdapat saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tersebut
dapat diidentifikasi dan dianalisa dengan seksama sehingga diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dari
satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan dikatakan berkelanjutan jika memenuhi tiga dimensi, yaitu: 1 secara ekonomi layak, 2 secara sosial berkeadilan, dan 3 secara ekologi lestari
Djakapermana, 2010. Pembangunan berkelanjutan dari dimensi ekologi menekankan pentingnya menjamin dan meneruskan kepada generasi mendatang sejumlah kuantitas
modal alam natural capital yang dapat menyediakan suatu hasil berkelanjutan secara ekonomis dan jasa lingkungan.
Dalam beberapa konteks pembangunan tersebut, Sitorus 2004 menjelaskan bahwa definisi pembangunan berkelanjutan dapat diartikan
sebagai : ―Kemampuan proyek pembangunan untuk menghasilkan surplus atau penghasilan bersih atau dana
yang cukup sebagai masukan input untuk pembangunan lebih lanjut‖. Demikian pula dalam The Bruntland Commision Report
tahun 1987 yang berjudul ―Our Common Future
‖ bahwa pengertian tentang pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia atau penduduk saat ini tanpa
mengurangi potensi pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia di masa mendatang. Berdasarkan batasandefenisi tersebut dapat dikemukakan bahwa pembangunan
berkelanjutan mengandung tiga pengertian yaitu : 1 Memenuhi kebutuhan penduduk saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan penduduk di masa yang akan datang, 2 Tidak
melampaui daya dukung lingkungan ekosistem, dan 3 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan menyelaraskan manusia dan pembangunan dengan
sumberdaya alam. Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan bukanlah merupakan suatu situasi harmoni yang tetap dan statis, akan tetapi merupakan suatu proses
perubahan dimana eksploitasi sumberdaya alam, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi dan perubahan kelembagaan konsisten dengan kebutuhan pada saat ini dan
kebutuhan dimasa mendatang.
Dalam pengertian lainnya, Soemarwoto 2006 memberikan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak
mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses
pembelajaran sosial yang terpadu, stabilitas politiknya tergantung pada perlunya campur tangan pemerintah dengan dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya,
kelembagaan sosialnya dan kegiatan dunia usahanya. Secara implisit, definisi tersebut mengandung pengertian strategi imperatif bagi pembangunan berkelanjutan sebagai
berikut : 1. Berorientasi untuk pertumbuhan yang mendukung secara nyata tujuan ekologi, sosial
dan ekonomi.
2. Memperhatikan batas-batas ekologis dalam konsumsi materi dan memperkuat pembangunan kualitatif pada tingkat masyarakat dan individu dengan distribusi yang
adil. 3. Perlunya campur tangan pemerintah, dukungan dan kerja sama dunia usaha dalam
upaya konservasi dan pemanfaatan sumberdaya. 4. Perlunya keterpaduan kebijakan dan koordinasi pada semua tingkat dan antara
yurisdiksi politik terkait dalam pengembangan energi bagi pertumbuhan kebutuhan hidup.
5. Bergantung pada pendidikan, perencanaan dan proses politik yang terinformasikan, terbuka dan adil dalam pengembangan teknologi dan manajemen.
6. Mengintegrasikan biaya sosial dan biaya lingkungan dan dampak pembangunan kedalam perhitungan ekonomi.
Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan implikasi adanya batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial mengenai sumberdaya alam,
serta kemampuan biosfer dalam menyerap berbagai aktifitas manusia. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung sumberdaya alam yang ada
dengan kualitas lingkungan dan manusia yang semakin berkembang dalam batas daya dukung lingkungannya. Pembangunan akan memungkinkan generasi sekarang
meningkatkan kesejahteraannya, tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk meningkatkan kesejahteraannya Sugandhy dan Hakim, 2009.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka dalam perencanaan diarahkan terhadap perlindungan lingkungan, pembangunan ekonomi dan keadilan sosial dengan
menggunakan prinsip keberlanjutan. Pengintegrasian aspek sosial dengan pemikiran lingkungan dan menggabungkan substantif dengan teknik penyelesaian konflik
masyarakat, perlu dalam menghadapi ketidakadilan ekonomi dengan lingkungan Campbell, 2000.
Dalam mengatasi tantangan lingkungan yang berkesinambungan, maka skala spasial bagi daerah berkembang sangat penting untuk pengawasan kebijakan wilayah
untuk peruntukan wilayah yang berkelanjutan. Dalam aspek ini cara terbaik untuk mendorong pendekatan para stakeholder yang berbeda sehingga harmonis menjadikan
lingkungan yang lestari melalui aksi dan tindakan yang riil, maka keberlanjutan akan menjadi kenyataan di wilayah tersebut Chirisa, 2009.
Berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan tersebut, maka dalam pengelolaan sumberdaya alam secara global telah disepakati harus mempertimbangkan ketiga aspek
sekaligus yaitu ekonomi, ekologi, dan sosial. Pertimbangan ini akan mendukung upaya mengubah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan menjadi hal utama
untuk mendukung upaya perlindungan daya dukung ekosistem dan fungsi lingkungan sebagai sebagai prasyarat peningkatan kesejahteraan masyarakat generasi sekarang dan
generasi yang akan datang. Realisasinya harus memperhatikan prinsip penggunaan sumberdaya alam tidak lebih cepat dibandingkan kemampuannnya untuk melakukan
pemulihan kembali rehabilitasi. Sugandhy dan Hakim 2009, menyatakan bahwa tiga pilar pembangunan berkelanjutan haruslah terintegrasi Three Dimensional Model
seperti Gambar 7. di bawah ini.
Gambar 5 Three Dimentional Model Sugandhy dan Hakim, 2009 Operasional pembangunan berkelanjutan global semangatnya sama dengan
definisi pengelolaan lingkungan hidup dari Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997yang selaras dengan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan
hidup, juga mendefinisikan tiga konsep utama dalam pembangunan berkelanjutan yaitu: 1 kondisi sumberdaya alam, 2 kualitas lingkungan, dan 3 faktor demografi. Undang
Undang ini memandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras,
dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya
sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Konsep pelestarian yang modern adalah pemeliharaan dan pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. Konsep ini pada
hakekatnya adalah gabungan dua prinsip pengelolaan sumberdaya alam yaitu kebutuhan untuk merencanakan pengelolaan sumberdaya yang didasarkan pada inventarisasi yang
akurat dan kebutuhan untuk melakukan tindakan perlindungan untuk menjamin agar sumberdaya tidak habis.
Kawasan yang dilindungi, apabila dirancang dan dikelola secara tepat, akan memberi keuntungan yang lestari bagi masyarakat. Pesatnya pembangunan dan
meningkatnya jumlah penduduk disebagian besar kawasan tropika di dunia, yang disertai tingginya kecepatan pengurasan sumberdaya alam maka kebutuhan pelaksanaan
konservasi dirasakan sangat mendesak.