Pembangunan Berkelanjutan METODE PENELITIAN

assessment sumberdaya perikanan, potensi hutan mangrove, pengkajian ketersediaan air tawar, pengkajian tentang kapasitas asimilasi dan pengkajiaan tentang permintaan internal terhadap sumberdaya alam dan jasa lingkungan. Analisis tentang konsep daya dukung untuk pembangunan wilayah pesisir yang lestari harus memperhatikan keseimbangan kawasan. Untuk kegiatan yang bernilai ekonomi, Nugroho dan Dahuri 2012 membagi menjadi 3 kawasan yaitu : a Kawasan preservasi yaitu kawasan yang memiliki nilai ekologis tinggi seperti tempat berbagai hewan untuk melakukan kegiatan produksinya, dan sifat-sifat alami yang dimiliki seperti green belt, kegiatan yang boleh dilakukan di kawasan ini adalah untuk yang bersifat penelitian dan pendidikan, reakreasi alam yang tidak merusak, kawasan ini paling tidak meliputi 20 dari total areal. b Kawasan konservasi yaitun kawasan yang dapat dikembangkan namun tetap dikontrol, seperti perumahan, perikanan rakyat, dan kawasan ini meliputi tidak kurang dari 30 dari total areal. c Kawasan pengembangan intensif termasuk didalamnya kegiatan budidaya secara intensif. Limbah yang dibuang dari kegiatan ini tidak boleh melewati batas kapasitas asimilasi kawasan perairan. Zona ini mencakup 50 dari total kawasan.

2.5 Interaksi antar Sumberdaya Alam dengan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Suparmoko 2008, bahwa sumberdaya alam saling tergantung antara satu dengan lainnya, baik bersifat langsung maupun tidak langsung. Pengembangan suatu sumberdaya alam akan memberikan pengaruh pada sumberdaya alam lain.Sifat saling ketergantungan antar sumberdaya alam merupakan aspek utama yang menjadikan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan menjadi penting dilakukan. Pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan menuntut perlakuan dan cara pandang yang berbeda untuk berbagai karakteristik sumberdaya alam. Interaksi antar sumberdaya yang dikelola sangat ditentukan oleh sikap mental dan cara pandang manusia terhadap sumberdaya alam tersebut. Pandangan yang konservatif pandangan pesimis atau Malthusian terhadap sumberdaya alam menyebabkan sikap manusia yang sangat berhati-hati didalam pemanfaatan sumberdaya alam, karena manusia dihadapkan pada ketidakpastian masa depan. Pandangan ekstrim lain adalah pandangan eksploitatif perspektif Ricardian. Dalam perspektif ini, sumberdaya alam adalah the engine of growth mesin pertumbuhan. Manusia mentransformasikan sumberdaya alam menjadi sumberdaya buatan man-made capital yang memiliki nilai yang lebih tinggi yang menyebabkan produktifitas dan kesejahteraan manusia menjadi lebih tinggilebih baik. Jika terjadi kelangkaan sumberdaya alam akibat proses eksploitasi, maka akan direspon dari sisi permintaan dan sisi penawaran di pasar. Dari sisi permintaan, akibat kenaikan nilai harga output per satuan input, konsumen akan berusaha beralih kepada sumberdaya-sumberdaya substitusinya pengganti sehingga terjadi keseimbangan baru. Dari sisi penawaran terjadi respon berupa peningkatan produksi atau penawaran yang diupayakan pihak produsen untuk memenuhi permintaan Suparmoko, 2008. Menurut Fauzi 2014, dalam perspektif filosofis ada empat tipe pemikiran atau pandangan terhadap alam. Salah satu pandangan yang cenderung reduksionis adalah tipe individualist yang memandang alam sebagai sistem yang secara otomatis mampu pulih dari kerusakan dan kembali ke keseimbangan. Pandangan yang bersifat don’t worry be happy ini cenderung diwujudkan oleh kebijakan yang eksploitatif tanpa memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan. Sikap ekstrem lainnya ditunjukkan oleh tipe egalitarian dan fatalist yang secara filosofis memandang alam sebagai suatu sistem yang sangat rentan dan fana ephemeral, sehingga sulit bagi manusia untuk memanfaatkan hasil alam untuk pembangunan.Pandangan ini mirip dengan deep ecology yang lebih menempatkan alam sebagai aktor utama yang harus mendapat porsi yang besar. Pandangan fatalist, di sisi lain lebih melihat aspek ketidak pastian dari alam yang bisa sangat tidak terduga capricious dan akan memberikan umpan balik yang negatif bagi manusia. Berdasarkan ketiga pandangan tersebut, ada pandangan tengah yang disebut sebagai kelompok hierarchist yang memperlakukan alam dalam keseimbangan. Perspektif ini menganjurkan untuk memanfaatkan sumberdaya alam, tetapi harus memperhatikan kemampuan daya dukung dan umpan balik dari alam yang akan menimbulkan umpan balik negatif. Pandangan inilah yang menjadi dasar pertimbangan ekonomi dan lingkungan dalam suatu sistem keseimbangan, sehingga dampak negatif dari pembangunan seperti degradasi dan deplesi sumberdaya alam serta pencemaran harus diperhatikan sebagai ― biaya‖ yang harus dibayar dalam membangun. Biaya ini harus diinternalisasikan dalam perencanaan pembangunan. Pandangan ini juga mengubah pola pikir circular flow of economy and environment. Pada model sirkular Gambar 6 , ekonomi bergerak dari perorangan ke bisnis dengan pertukaran input dan output di pasar. Di sini aspek sumberdaya alam dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi terhadap alam dan lingkungan tidak dipertimbangkan sama sekali. Gambar 6 Model ekonomi sirkular Fauzi, 2014 Hal ini berbeda dengan sistem loop yang mempertimbangkan kontribusi dari sumberdaya alam dan lingkungan terhadap ekonomi dan sosial, serta aspek umpan balik Pasar Produk Perusahaan bisnis Perorangan Pasar Input Barang jasa Pendapatan usaha Barang jasa Belanja konsumen Pendapatan Pembayaran atas faktor produksi Pembelian faktor produksi Tenaga kerja modal dari ekonomi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan sebagaimana terlihat pada Gambar 7 di bawah ini. Gambar 7 Sistem loop antara ekonomi, sosial dan lingkungan Duraiappah dalam Fauzi, 2014. Sebagaimana terlihat pada Gambar diatas sumberdaya alam memberikan kontribusi pada sistem ekonomi dan sosial dalam menyuplai barang dan jasa melalui ekstraksi dan pemanfaatan jasa lingkungan non-guna. Sistem lingkungan yang baik juga akan membantu memperbaiki sistem sosial melalui amenity dan nilai rekreasi. Namun demikian, interaksi ekonomi dengan sistem sumberdaya alam juga akan dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan untuk mendukung sistem ekonomi serta adanya umpan balik dari sistem ekonomi ke sumberdaya alam dan lingkungan yang berupa pencemaran dan degradasi lingkungan. Interaksi sistem ekonomi dan sosial mewakili proses interaksi pasar yang analoginya sama dengan pertukaran barang dan jasa pada model sirkular. Menurut Suparmoko 2008, semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumberdaya yang dipakai dalam proses produksi yang pada gilirannya akan mengurangi tersedianya sumberdaya stok alam. Ada hubungan yang positif antara kuantitas barang sumberdaya yang diekstrasi dengan pertumbuhan ekonomi, namun ada hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan cadangan stok sumberdaya alam. Disamping itu, pembangunan ekonomi yang cepat tanpa memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam secara komprehensif dan berkelanjutan dapat menguras sumberdaya alam dan meningkatkan pencemaran. Secara digramatis, interaksi sumberdaya alam dengan pertumbuhan ekonomi ditunjukkan pada Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar 10. Preferensi Output Pencemaran Degradasi Daya Dukung Kualitas jasa lingkungan Ekstraksi jasa lingkungan Sistem Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sistem ekonomi Sistem Sosial Sumber Daya Alam N N N 1 N = f Y Y Y 1 Pertumbuhan Y Sumber : Suparmoko 2008 Gambar 8 Interaksi antara Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Persediaan stok Sumberdaya Alam Pertumbuhan Y Y 1 Y o R R 1 Barang Sumber DayaAlam R Sumber : Suparmoko 2008 Gambar 9 Perilaku Sistem Pertumbuhan Ekonomi dan Barang Sumberdaya Alam Pencemaran P = fY P 1 P Y 2 Y 1 Pertumbuhan Y Sumber : Suparmoko 2008 Gambar 10 Interaksi antara Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pencemaran