Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan
210
saan sampel memenuhi syarat maka lot diterima, tetapi bila
pemeriksaan sampel tidak meme- nuhi syarat maka lot ditolak.
Dalam pelaksanaannya, sampling tunggal terdiri dari tiga satuan
angka, yaitu ukuran contoh n, angka penerimaan c, dan angka
penolakan r. Bila sampel yang diambil secara acak sudah me-
menuhi jumlah yang ditetapkan, selanjutnya dilakukan pemerik-
saan. Bila sampel yang rusak atau tidak memenuhi syarat jum-
lahnya lebih kecil atau sama dengan angka penerimaan c,
maka seluruh lot dapat diterima dan sampel yang rusak atau tidak
memenuhi syarat harus dibuang. Namun bila sampel yang rusak
atau tidak memenuhi syarat jum- lahnya lebih besar atau sama
dengan angka penolakan r, ma- ka seluruh lot harus ditolak.
Dalam sampling tunggal, besar- nya angka penolakan umumnya
satu unit lebih besar dari angka penerimaan. Dengan demikian,
keputusan untuk menerima atau menolak selalu dicapai dalam
prosedur ini. Contoh prosedur penggunaan
metode sampling tunggal adalah :
1 Ikan nila akan disampling ke- sesuaiannya terhadap stan-
dar batas maksimum dan mi- nimum bobotnya. Metode
sampling yang akan diguna- kan adalah sampling tunggal
dengan kriteria ukuran sam- pel n sebesar 200; angka
penerimaan c bila 10 sam- pel rusak; dan angka penolak-
an r bila 11 contoh rusak.
2 Ukuran contoh filet nila seba- nyak 200 ekor diambil secara
acak dari kolam peliharaan. Setelah diperiksa, ternyata
dari sampel tersebut 7 ekor ikan nila mempunyai bobot
lebih dari 500 g dan 3 ekor memiliki bobot kurang dari
500 g. Jadi ada 10 ekor ikan yang tidak sesuai standar dan
harus dibuang. Namun kare- na 10 ekor lebih kecil atau
sama dengan angka peneri- maan, maka sisa ikan yang
ada di kolam dapat diterima.
10.2.3.2 Sampling ganda
Sampling ganda double sam- pling
adalah metode pengambil- an sampel yang dilakukan dalam
dua tahap, apabila pada tahap pertama belum dapat diputuskan
apakah lot ditolak atau diterima. Sampling ganda dilakukan apa-
bila angka penolakan lebih besar dari satu unit angka dibandingkan
dengan angka penerimaan, se- hingga menghasilkan selang atau
rentang. Sebagai contoh :
Perusahaan makanan kering me- miliki kriteria untuk sampling gan-
da adalah sebagai berikut : 1 Ukuran sampel pada sam-
pling pertama 120, angka penerimaan 2 contoh rusak
dan angka penolakan bila 5 contoh rusak. Adapun kriteria
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan
211
untuk sampling kedua adalah ukuran sampel 120, angka
penerimaan 5 sampel rusak, dan akan penolakan 6 sampel
rusak.
2 Bila pada sampling pertama diambil 120 sampel dan dari
hasil pemeriksaan diketahui 0, 1, atau 2 sampel rusak,
maka lot diterima tanpa melakukan sampling kedua.
Bila 5 atau lebih sampel yang rusak maka lot ditolak tanpa
pengambilan sampel kedua. Namun bila sampel yang
rusak 3 atau 4, maka 120 sampel kedua harus diambil.
Kaidah keputusan tergantung dari jumlah sampel yang
rusak dari dua kali sampling. Bila sampel yang rusak lebih
kecil atau sama dengan 5 berarti lot diterima, tetapi bila
6 atau lebih berarti lot ditolak.
10.2.3.3 Multiple sampling
Prinsip metode multiple sampling sama dengan metode sampling
ganda, hanya jumlah pengambil- an sampel lebih dari dua kali.
Penentuan penolakan atau penerimaan lot meningkat
dengan bertambahnya jumlah pengambilan sampel Tabel
10.1. sebagai berikut :
Tabel 10.1. Data hasil pengambilan sampel Angka
Pengambilan sampel
Ukuran contoh
Komulatif Penerimaan penolakan
Pertama 50
50 3
Kedua 50 100 0
3 Ketiga 50
150 1 4
Keempat 50
200 2 5
Kelima 50 250 3
6 Keenam 50
300 4 6
Ketujuh 50 350 6
7 Sumber : Muhandri dan Kadarisman, 2006
Simbol mengindikasikan bahwa penerimaan langsung tidak
diijinkan. Dengan demikian pada pengambilan sampel pertama
hanya ada dua kemungkinan, yaitu menolak lot atau melakukan
pengambilan sampel kedua. 10.2.3.4
Sequential sampling
Sequential sampling adalah suatu metode pengambilan sampel
yang dilakukan secara terus menerus dan tidak ada ukuran
contoh yang tetap. Pengambilan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan
212
sampel dihentikan apabila telah ditemukan sampel yang rusak.
Keputusan untuk menerima atau menolak diambil segera ketika
bukti sampel yang rusak ditemukan.
10.3 Penyiapan
sampel uji
Dalam menganalisa bahan pa- ngan dibutuhkan kemampuan un-
tuk mengambil sampel yang mewakili dan mengirim sampel
sesuai prosedur yang didisain untuk menjamin bahwa hasil
pengujian yang diperoleh selan- jutnya mencerminkan produk
yang ada pada saat diambil sampelnya.
Perlu diingat bahwa personil yang membawa sampel tidak bertang-
gungjawab terhadap pengambi- lan sampel sampling, penyiapan
sampel, pengiriman sampel, dan pengujian sampel.
Pengiriman sampel harus berda- sarkan prosedur yang berlaku,
yaitu :
a. Waktu pengiriman sampel di- lakukan sesegera mungkin
b. Untuk sampel berupa daging segar, sebaiknya sudah sam-
pai di tempat pengujian kura- ng dari 24 jam
c. Sampel segar dingin disim- pan pada suhu 0 – 40
o
C d. Sampel beku disimpan pada
suhu -20
o
C e. Penambahan bahan penga-
wet hanya dilakukan untuk pengujian patologis.
Sub sampel disiapkan untuk menjamin bahwa sampel mewa-
kili populasi, membatasi bahaya kontaminasi ke lemari, tempat
kerja, dan lingkungan, persiapan pengangkutan sampel sesuai de-
ngan perijinan pengangkutan Tahap pertama dari proses peng-
hitungan jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan pangan
adalah melakukan pemisahan mi- kroba dari sampel. Untuk
maksud tersebut, mikroba harus disuspensikan dengan cara me-
masukan sampel ke dalam laru- tan. Hampir semua larutan dapat
digunakan untuk mensuspensi- kan mikroba, misalnya larutan 0,1
pepton, garam fisiologis, atau buffer.
Bila bahan atau produk pangan berbentuk padat, mikroba dapat
disuspensikan dengan cara mela- rutkan sampel ke media pelarut.
Metode yang biasa digunakan untuk melarutkan mikroba dari
bahan atau produk pangan ber- bentuk padat adalah dengan cara
mengusap permukaan produk swabbing, pencucian rinsing,
dan penghancuran blending Untuk pemeliharaan integritas
sampel, perlu diperhatikan hal berikut :
a. Wadah yang digunakan untuk
menyimpan sampel harus yang cocok. Wadah sampel
dapat terbuat dari kaca atau gelas, plastik, atau ember.
b. Alat digunakan untuk me- ngambil sampel harus sesuai
dengan peruntukannya c. Bahan pengawet yang digu-
nakan untuk mengawetkan sampel sesuai dengan perun-
Di unduh dari : Bukupaket.com