Serat kasar Serat kasar merupakan residu dari

Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 343 dan 1 ml, tambahkan masing- masing 2 ml larutan Iod. 6. Tambahkan air sehingga ting- gi campuran dalam labu ukur mencapai tanda tera. Biarkan selama 20 menit. 7. Intersitas warna biru yang ter- bentuk diukur dengan spek- trofotometer pada panjang gelombang 625 nm. 8. Buat kurva standar antara konsentrasi amilosa dengan absorbans.

2. Penetapan sampel

1. Timbang 100 mg sampel dalam bentuk tepung sampel sebagian besar terdiri dari pati, jika ba- nyak mengandung kom- ponen lainnya, ekstrak dulu patinya baru diana-lisis kadar amilosanya, masukan kedalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1N. 2. Panaskan dalam air mendi- dih selama 10 menit sampai terbentuk gel. 3. Pindahkan seluruh gel ke dalam labu ukur 100 ml, kocok, tambahkan air hingga permukaan larutan mencapai tanda tera. 4. Pipet 5 ml larutan tersebut, masukan keda-lam labu ukur 100 ml. Tambahkan 1 ml asam asetat 1N dan 2 ml larutan Iod. 5. Tambahkan air hingga permukaan larutan men- capai tanda tera, kocok, diamkan selama 20 menit. 6. Ukur intensitas warna de- ngan spektrofotometer pa- da panjang gelombang 625 nm. 7. Hitung kadar amilosa da- lam sampel.

16.1.1.7 Serat kasar Serat kasar merupakan residu dari

bahan pangan setelah ditam- bahkan asam dan alkali men-didih. Serat kasar terdiri dari se-lulosa, lignin, dan pentosan. Pereaksi yang digunakan dalam penentuan serat kasar adalah : a. Antifoam agent b. Asbes c. Larutan H 2 SO 4 1.25 g H 2 SO 4 pekat 100 ml = 0.225 N H 2 SO 4 d. NaOH 1.25 g NaOH100 ml = 0.313 N NaOH e. Larutan K 2 SO 4 10 f. Alkohol 95 Peralatan a. Penggiling b. Timbangan analitik c. Soxhlet d. Erlenmeyer 600 ml e. Pendingin balik f. Kertas saring g. Spatula h. Oven 119 oC i. Desikator Cara Kerja 1. Haluskan sampel sehingga dapat melalui saringan ber- diamater 1 ml dan aduk hingga Di unduh dari : Bukupaket.com Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 344 merata. Bila bahan tidak dapat dihaluskan, cukup dihancurkan sebaik mungkin 2. Timbang 2 g bahan. Eks-traksi lemak sampel dengan metode soxhlet. 3. Pindahkan sampel ke dalam Erlenmeyer 600 ml. Jika ada tambahkan 0.5 g asbes yang telah dipijarkan dan 3 tetes zat anti buih antifoam agent 4. Tambahkan 200 ml larutan H 2 SO 4 mendidih. Tutup de- ngan pendingin balik. 5. Didihkan selama 3 menit dengan kadang-kadang digo- yang-goyangkan. 6. Saring suspensi dengan ker- tas saring. Residu yang ter- tinggal dalam Erlenmeyer dicuci dengan air mendidih. Cuci residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi uji dengan kertas lakmus. 7. Pindahkan secara kuantitatif residu dari kertas saring ke dalam Erlenmeyer kembali dengan spatula. Sisanya cuci lagi dengan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai se- mua residu masuk kedalam Erlenmeyer. 8. Didihkan dengan pendingin balik sambil kadang-kadang digoyang-goyangkan selama 30 menit 9. Saring kembali dengan meng- gunakan kertas saring yang diketahui beratnya atau krus- geoch yang telah dipijarkan dan diketahui beratnya, sam- bil dicuci dengan K 2 SO 4 10 . 10. Cuci lagi residu dengan air mendidih, kemudian dilanjut- kan dengan alkohol 95 sekitar 15 ml. 11. Keringkan kertas saring atau krus dengan isinya pada 110 o C sampai beratnya konstan 1-2 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang. Ja- ngan lupa mengurangi berat asbes sekali digunakan. Berat residu yang diperoleh = berat serat kasar.

16.1.1.8 Dietary fiber Dietary fiber adalah bagian dari