Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan
383
disimpan dalam refrigerator hingga 7-10 hari.
c. Ambil 10 ml aliquot dan titrasi dengan larutan 2,6 D yang
telah distandarisasi dan buat- lah titrasi blanko. Buat tiga kali
ulangan. Larutan standar 2,6 D dapat dibuat dengan
melarutkan 50 ml 2,6,dichloro indophenol dalam 50 ml
akuades yang telah ditambah 42 mg NaHCO
3
. Setelah la- rut, encerkan dengan akua-
des hingga menjadi 200 ml. Saring dengan kertas saring
dan masukkan ke dalam botol gelap bertutup, simpan di
dalam refrigerator.
d. Standarisasi larutan 2,6 D dapat dilakukan dengan cara :
Timbang 100 mg asam askorbat vitamin C.
Masukan ke dalam labu takar 50 ml dan encerkan
dengan reagen HPO3- asam asetat sampai tan-
da.
Pindahkan 2 ml aliquot asam askorbat tersebut ke
dalam Erlenmeyer 50 ml yang telah diisi 5 ml reagen
HPO
3
-asam ase-tat. Titrasi dengan laeutan 2,6
D dari buret 50 ml sampai dihasilkan warna merah
jambu yang tidak hilang selama 5 detik. Ulangi
pekerjaan ini sebanyak tiga kali.
Buatlah tiga larutan blan-ko dengan menggantikan 2 ml
aliquot asam as-korbat dengan 2 ml akuades.
Titrasi dengan larutan 2,6 D.
Selanjutnya hitunglah
equivalen titrasi terkoreksi yang menunjukkan 1 ml
larutan 2,6 D dengan jumlah mg asam sorbat.
e. Hitunglah titrasi terkoreksi, yaitu titrasi sesungguhnya –
titrasi blanko. Nyatakan jumlah vtamin C sebagai
mg100 ml cairan bahan pa- ngan mula-mula atau setiap
100 g berat bahan pangan mula-mula.
16.5.2 Vitamin B2 Ribovlafin Kandungan vitamin B2 dapat
dihitung dengan prosedur sebagai berikut :
a Ambil 10 ml larutan bahan
yang akan dianalisis kandu- ngan vitamin B2nya. Masu-
kan ke dalam Erlenmeyer 125 ml dan tambahkan 25 ml 0.1 N
HCl. Kocok dan panaskan dalam autoklaf 120oC selama
30 menit
b Dinginkan. Tambahkan 1 N NaOH hingga pHnya menjadi
6.0. Jaga jangan sampai le- bih, karena vitamin B2 tidak
stabil pada pH diatas 6.0
c Tambahkan 1N HCl hingga pHnya menjadi 4.5. Pin-
dahkan larutan ke dalam labu ukur 100 ml dan encerkan
dengan menambahkan akua- des sampai tanda. Saring
dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 42.
d Ambil filtrat yang jernih.
Masukkan ke dalam kuvet dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan
384
baca transmittancenya pada spectroflouremeter de-ngan
kisaran panjang gelombang 400-400 nm vitamin B
2
berflouresensi pada panjang gelombang ini.
e Penentuan berat absolut
vitamin B2 yang terkandung dalam filtrat perlu dibuat kurva
standar yang menggambarkan hubungan kadar vitamin B2
dengan transmittance.
Caranya adalah sebagai berikut :
f Buat larutan standar dengan vitamin B2 murni sehingga
didapat filtrat terakhir dengan kadar vitamin B2 antara 0.1-
0.2 sampai 0.5 mikrogram per ml.
g Lakukan seperti prosedur di atas.
h Bacalah transmittancenya dari larutan tersebut yang
diketahui kadar vitamin B2nya i Buatlah kurva yang
menggambarkan hubungan antara kadar vitamin B2
dengan transmittancenya.
16.5.3 Vitamin B1 thiamin Vitamin B1 dalam bahan pangan
berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan protein, fosfo-
protein, atau sebagai ester dengan asam pirofosfat. Dalam keadaan
netral atau alkalis, vitamin ini mudah mengalami kerusakan.
Pada pH 3.5, vitamin ini tahan panas sampai 120oC. Penentuan
kadar vitamin B1 didasarkan atas oksidasi thiamin menjadi
thiochrome senyawa turunan thiamin yang dapat bercahaya
flouresensi dengan memancarkan sinar ultraviolet.
Apabila bebas daripengaruh senyawa bercahaya lainnya, maka
kandungan vitamin B1 identik dengan flouresensi thiamin.
16.5.3.1 Ekstraksi Bahan a. Ekstraksi bahan kering atau