Prosedur Analisis proksimat ANALISIS KIMIAWI

Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 238

12.5.4 Penjagaan keamanan lingkungan kerja

Penjagaan keamanan lingkungan kerja dilakukan dengan memper- kecil atau memusnahkan limbah dengan aman, mencuci dan me- nyimpan peralatan yang sudah digunakan, bahan kimia dan pereaksi disimpan di tempat semula.

12.5.5 Pengolahan data Data hasil pengujian dicatat, jum-

lah data yang dihitung konsisten dengan perkiraan, hasil pengu- kuran yang sesuai dicatat dan dilaporkan, kecenderungan data diinterpretasikan, masalah data yang diakibatkan oleh prosedur atau peralatan diidentifikasi 12.5.5 Analisis berdasarkan metode standar Bahan atau produk pangan yang dianalisis meliputi semua jenis bahan dan produk pangan. Me- tode standar yang digunakan dapat berupa SNI, ASTM Atau AOAC. Peralatan uji disesuaikan dengan metode standar yang di- gunakan.

12.6 Prosedur Analisis proksimat

12.6.1 Protein Penentuan kadar protein dilaku-

kan dengan metode total nitrogen yang didasarkan pada reaksi penetralan asam basa SNI 01- 2354.4-2006. Kadar protein dihi- tung berdasarkan kesetimbangan reaksi kimia. Prinsip penghitungan kadar pro- tein pada metode total nitrogen adalah senyawa nitrogen akan dilepas dari jaringan daging melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat pada suhu 410 o C selama 2 jam sampai diperoleh larutan jernih dimana senyawa nitrogen sudah terikat oleh sulfat membentuk amonium sulfat. Selanjutnya amonium sulfat diubah menjadi garam basa NH 4 OH dengan penambahan se- nyawa NaOH. NH 4 OH didestilasi dengan uap panas untuk memi- sahkan senyawa amoniak. Se- nyawa ini ditangkap oleh asam borat membentuk senyawa am- monium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan asam klorida. 1. Pereaksi yang dibutuhkan a Tablet katalis yang me- ngandung 3.5 g K 2 SO 4 dan 0.175 g HgO b Kertas timbang bebas N Whatman 541 c Batu didih d Larutan asam borat 4 e Larutan 4 g H 3 BO 3 dalam air tambahkan 0.7 ml la- rutan indikator methyl red 0.1 dalam etanol dan 1 ml larutan indikator brom- cresol green 0.1 dalam etanol dan encerkan sam- pai 100 ml. f Asam sulfat pekat p.a. g Hidrogen peroksida 30- 35 p.a Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 239 h Larutan NaOH-Na-thiosul- fat. Larutkan 2000 g NaOH dan 125 g Na 2 S 2 O 3 dalam air dan encerkan menjadi 5 liter i Larutan standar HCl 0.2N 2. Preparasi sampel a. Lumatkan sampel dengan blender hingga partikelnya dapat melewati saringan 20 mesh. b. Masukan sampel dalam kantong plastik atau gelas yang bersih dan bertutup 3. Prosedur pengujian a. Timbang 2 g homogenat sampel pada kertas tim- bang, lipat-lipat dan ma- sukan ke dalam labu des- truksi. b. Tambahkan dua tablet ka- talis serta beberapa butir batu didih c. Tambahkan 15 ml asam sulfat pekat 95-97 dan 3 ml hidrogen perok- sida secara perlahan dan diamkan 10 menit dalam ruang asam d. Destruksi pada suhu 410 o C selama 2 jam atau sampai larutan jernih. Di- amkan hingga mencapai suhu kamar dan tambah- kan 50-75 ml aquades. e. Siapkan Erlenmeyer berisi 25 ml larutan H 3 BO 3 4 yang mengandung indika- tor sebagai penampung destilat f. Pasang labu yang berisi hasil destruksi pada rang- kaian alat destilasi uap g. Tambahkan 50-75 ml laru- tan natrium hidroksida dan natrium thiosulfat h. Lakukan destilasi dan tampung destilat dalam Erlenmeyer tersebut hing- ga volume mencapai mini- mal 150 ml hasil destilasi akan berubah menjadi ku- ning i. Titrasi hasil destilat de- ngan HCl 0.2 N yang sudah dibakukan sampai warna berubah dari hijau menjadi abu-abu netral j. Lakukan pengerjaan blan- ko seperti tahapan sampel k. Lakukan pengujian contoh minimal duplo. l. Kadar protein dapat dihi- tung dengan persamaan berikut : Va-Vb HCl x N HCl x 14.007x6.25 KP = ----------------------------------------------- x 100 W x 100 Keterangan: KP = Kadar Protein Va = ml HCl untuk titrasi sampel Vb = ml HCl untuk titrasi blanko N = Normalitas HCl yang digunakan 6,25 = faktor konversi dari nitrogen ke protein 14.007 = bobot setara nitrogen W = bobot contoh Kadar protein dinyatakan dalam satuan g100 g contoh Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 240

12.6.2 Lemak Analisis kadar lemak dapat

dilakukan dengan menggunakan prosedur yang tercantum dalam SNI 01-2354.3-2006. Prinsip analisis diawali dengan mela- kukan pengekstrakan sampel de- ngan pelarut organik untuk mengeluarkan lemak dengan bantuan pemanasan pada suhu titik didih pelarut selama 8 jam. Pelarut organik yang mengikat lemak selanjutnya dipisahkan dengan proses penguapan eva- porasi, sehingga hasil lemak tertinggal dalam labu. Penetapan bobot lemak dihitung secara gra- vimetri. 1. Pereaksi Pereaksi yang digunakan dalam analisis kandungan lemak adalah dietil eter atau chloroform. 2. Preparasi sampel Lumatkan sampel hingga homo- gen dan masukan ke dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup. Jika sampel tidak langsung dianalisis, simpan dalam refrigerator atau freezer sampai saatnya akan dianalisis. Kondisikan sampel pada suhu ruang dan pastikan sampel masih homogen sebelum ditimbang. Bila terjadi pemisahan cairan dan sampel, maka dilakukan penga- dukan ulangan dengan blender sebelum dilakukan pengamatan. 3. Prosedur Prosedur analisis lemak adalah sebagai berikut : a Timbang labu alas bulat da- lam keadaan kosong a g. b Timbang secara seksama 2 g homogenat sampel b g masukan ke dalam selong- song lemak ekstraction timbles c Masukan berturut-turut 150 ml chloroform ke dalam labu alas bulat, selongsung lemak ke dalam ekstractor soxhlet, dan pasang rangkaian sohlet de- ngan benar. d Lakukan ekstraksi pada suhu 60 o C selama 8 jam. e Evaporasi campuran lemak dan chloroform dalam labu alas bulat sampai kering f Masukan labu alas bulat yang berisi lemak ke dalam oven bersuhu 105 o C selama ± 2 jam untuk menghilangkan sisa kloroform dan air. g Dinginkan labu dan lemak dalam desikator selama 30 menit h Timbang bobot labu alas bulat yang berisi lemak c g sampai berat konstan. i Kerjakan pengujian minimal duplo dua kali. j Kadar lemak dalam bahan pangan dapat dihitungan ber- dasarkan persamaan berikut : c - b KL = --------------------- x 100 a Keterangan: KL = Kadar Lemak Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 241 a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak 12.6.3 Karbohidrat Banyak metode yang dapat digu- nakan untuk menentukan kan- dungan karbohidrat dalam bahan pangan, salah satunya adalah penentuan gula reduksi meng- gunakan cara Munson-Walker AOAC, 1970. Metode ini digu- nakan untuk menentukan kan- dungan glukosa, fruktosa, gula invert, laktosa monohidrat dalam bahan yang tidak mengandung sakarosa, dan penentuan gula invert dan laktosa monohidrat da- lam bahan yang mengandung sa- karosa. Penentuan konsentrasi gula re- duksi didasarkan atas jumlah en- dapan Cu 2 O yang terbentuk. Jumlah Cu 2 O ditentukan dengan dua cara, yaitu : 1 dengan me- nimbang secara gravimetri lang- sung endapan yang terbentuk atau 2 titrasi endapan menggu- nakan Na-thiosulfat atau K-per- manganat secara volumetrik. 1. Penyiapan Larutan contoh dan pembentukan endapan Cu 2 O Tahapan yang harus dilakukan untuk menyiapkan larutan sampel adalah sebagai berikut : a. Timbang sampel berben- tuk padatan yang telah dihaluskan atau cair seba- nyak 2.5-25 g. Bobot sampel tergantung dari kadar gula pada sampel, volume larutan atau pe- ngenceran yang akan di- kerjakan. b. Pindahkan secara kuan- titatif ke dalam labu takar yang volumenya ditentu- kan sedemikian rupa se- hingga setiap 50 ml larutan sampel yang siap dianalisa membentuk 11.3 – 489.7 mg Cu 2 O yang setara dengan 4.6 – 236.9 mg glukosa lihat tabel Hammond. c. Tambahkan akuades se- banyak ½ - ¾ volume labu takar yang digunakan, gojok, dan biarkan me- ngendap d. Tambahkan larutan Pb- asetat netral tetes demi tetes. Larutan sampel menjadi keruh dan terben- tuk partikel-partikel ber- warna putih yang me- ngendap. Tambahkan la- rutan Pb-asetat, gojok dan biarkan partikel yang ter- bentuk mengendap kem- bali. Apabila penambah- an Pb-asetat berikutnya tidak menimbulkan keke- ruhan, berarti penambah- an Pb-asetat sudah cu- kup. e. Tambahkan air akuades sampai tanda dan saring. f. Untuk menghilangkan ke- lebihan Pb yang diguna- Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 242 kan, tambahkan sedikit demi sedikit kristal K- atau Na- oksalat seperti pada penambahan Pb-asetat sampai diperoleh filtrat bebas Pb. Filtrat bebas Pb ditandai dengan tetap jernih tidak membentuk endapan putih meskipun ditambah K- atau Na- oksalat. Setelah larutan contoh selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah pembuatan endapan Cu 2 O. Adapun tahapan pembuatan Cu 2 O adalah sebagai berikut : a Kedalam gelas piala 400 ml, tuangkan 25 ml larutan CuSO 4 dan 25 ml larutan tartrat alkalis, ke-mudian tambahkan 50 ml filtrat bebas Pb. Tutuplah gelas piala dengan gelas arloji. b Simpan gelas piala pada kasa asbes dan panaskan diatas nyala api Bunsen atau alat pemanas listrik. Aturlah pemanasan sede- mikian sehingga larutan harus sudah mendidih da- lam waktu 4 menit, per- tahankan kondisi tersebut selama 2 menit. c Selama pemanasan akan terbentuk endapan Cu 2 O. Masih dalam keadaan pa- nas, saringlah larutan de- ngan menggunakan krus Gooch yang telah diberi lapisan asbes sebagai bahan penyaring. d Buat pula penentuan blan- ko dengan cara yang sa- ma menggunakan 25 ml larutan CuSO 4 , 25 ml larutan tartrat alkalis, dan 50 ml akuades. e Cucilan endapan Cu 2 O dalam krus Gooch dengan akuades yang suhunya 60 o C sampai bersih Tentukan banyaknya Cu 2 O yang terbentuk secara gravimetri atau volumetri. 2. Penentuan Cu 2 O secara gravietri Prosedur penentuan kandungan Cu 2 O secara gravimetri adalah sebagai berikut : a Endapan Cu 2 O dalam kedua krus Gooch sampel maupun blanko, masing-masing dicu- ci dengan 10 ml alkohol, kemudian dengan 10 ml ether. b Keringkan dalam oven bersu- hu 100 o C selama 30 menit, di- nginkan dalam eksikator dan timbang c Dari selisih berat antara Cu 2 O sampel dan blanko, dapat ditentukan berat gula reduksi dalam 50 ml larutan sampel dengan menggunakan bantu- an tabel Hammond.

3. Penentuan Cu

2 O secara volumetri dengan Na- thiosulfat Prosedur penentuan kandungan Cu 2 O secara volumetri dengan Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 243 Na-thiosulfat adalah sebagai beri- kut : a endapan Cu 2 O dalam kedua krus Gooch ditutup dengan gelas arloji. Tambahkan 5 ml larutan HNO 3 1+1 untuk melarutkan Cu 2 O. Penam- bahan larutan HNO 3 dilaku- kan dengan menggunakan pi- pet. Tutup gelas arloji dibuka seperlunya saja ketika akan memasukkan ujung pipet. b Tampung filtrat dengan labu Erlenmeyer yang mempunyai tanda untuk volume dengan interval 20 ml. c Cucilah gelas arloji dan krus Gooch dengan 20-25 ml akuades. d Didihkan sampai kabut ber- warna merah habis dan tam- bahkan larutan Brom jenuh Br-H 2 O sedikit berlebihan. Didihkan sampai semua Br habis. e Dinginkan dan tambahkan la- rutan Na-asetat sebanyak 10 ml 574 g Na-asetat trihidrat liter. Tambahkan larutan KI 42 yang bereaksi agak ha- bis seperlunya. f Titerlah dengan Na-thiosulfat 39 g Na 2 S 2 O 3 .5H 2 O sampai warna kuning muda. Tam- bahkan larutan pati sampai terbentuk warna biru, lanjut- kan titrasi. Pada saat titrasi hampir selesai tambahkan 2 g KCNS, aduk hingga larut, dan lanjutkan titrasi sampai selu- ruh endapan berwarna putih. g Dari selisih antara titrasi sam- pel dan blanko, dapat dihitung bobot Cu 2 O dengan menggu- nakan persamaan : 1 ml larutan Na 2 S 2 O 3 = 11.259 mg Cu 2 O Berdasarkan berat Cu atau Cu 2 O, berat gula reduksi dalam 50 ml larutan sampel dapat dicari de- ngan menggunakan bantuan ta- bel Hammond. 12.6.4 Kadar Air Penentuan kadar air bahan pan- gan dapat dilakukan berdasarkan SNI 01-2354.2-2006. Adapun prinsip analisis kadar air adalah menghilangkan molekul air dari bahan pangan dengan proses pemanasan dalam oven vakum bersuhu 95 o -100 o C dengan tekanan udara tidak lebih dari 100 mm Hg selama 5 jam atau oven tidak vakum pada 105oC selama 16-24 jam. Penentuan bobot air dihitung secara gravi- metri berdasarkan selisih bobot sampel sebelum dan sesudah dikeringkan. Adapun tahapan analisisnya sebagai berikut : 1. Preparasi sampel Lumatkan sampel hingga homo-- gen dan masukan ke dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup. Bila sampel tidak langsung diuji, simpan dalam refrigerator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisis. Kondisikan sampel pada suhu ruang dan pastikan sampel masih Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 244 dalam keadaan homogen sebe- lum ditimbang. Bila terjadi pe- misahan antara cairan dan sam- pel maka diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan ana- lisis. 2. Prosedur Adapun prosedur analisis kadar air adalah sebagai berikut : a Kondisikan oven pada suhu yang akan digunakan hingga mencapai kondisi stabil b Masukan cawan kosong ke dalam oven minimal 2 jam c Pindahkan cawan kosong ke dalam desikator sekitar 30 menit sampai mencapai suhu ruang dan timbang bobot kosong a g. d Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak ± 2 g ke dalam cawan b g. e Masukan cawan yang telah diisi dengan sampel ke dalam oven vakum pada suhu 95 o - 100 o C, dengan tekanan udara tidak lebih dari 100 mmHg selama 5 jam atau masukkan kedalam oven tidak vakum pada suhu 105 o C selama 16- 24 jam. f Pindahkan cawan dengan menggunakan alat penjepit ke dalam desikator selama 30 menit kemudian timbang c g g Lakukan pengujian minimal duplo dua kali 3. Perhitungan kadar air Kadar air dalam bahan pangan dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut : b - c Kadar air = -------------- x 100 b - a Keterangan : a = bobot cawan kosong b = bobot cawan dan contoh sebelum pengabuan c = bobot cawan dan contoh setelah dioven 12.6.5 Serat kasar Serat kasar merupakan residu dari bahan pangan nabati, yang didominasi oleh selulosa dan sedikit lignin dan pentosa. Setiap bahan pangan mengandung serat dalam jumlah bervariasi. Serat bermanfaat bagi manusia. Kan- dungan serat dalam bahan pa- ngan dapat ditentukan berdasar- kan analisis kimiawi. Adapun prosedur penentuannya adalah : a Timbang 500 mg sampel yang akan ditentukan kan- dungan serat kasarnya. Ma- sukkan ke dalam labu Erlen- meyer. b Titambahkan 100 ml asam sulfat 1,25 dan panaskan sampai mendidih. c Setelah 1 jam tambahkan 100 ml natrium hidroksida 3,25, dipanaskan kembali sampai mendidih selama 1 jam d Dinginkan dan disaring de- ngan menggunakan kertas Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 245 saring yang telah diketahui bobotnya. Endapan dicuci dengan asam sulfat encer dan alkohol e Kertas saring dan endapan dikeringkan dalam oven f Timbang bobot dari endapan.

12.6.6 Kadar Abu Kadar abu dalam bahan pangan

menunjukkan jumlah mineral yang dikandung dalam bahan pa- ngan tersebut. Analisis kadar abu yang terkandung di dalam bahan pangan dapat dilakukan berdasarkan SNI 01-2354.1- 2006. Prinsip kerja penentuan kadar abu diawali dengan cara membakar bahan pangan hingga suhu 550 o C dalam tungku pengabuan fumace selama 8 jam atau sampai mendapatkan abu yang berwarna putih. Penetapan bobot abu dihitung berdasarkan gravitasi. 1. Preparasi sample Sampel dilumatkan hingga homo- gen dan masukan ke dalam wadah plastik atau gelas yang yang bersih dan bertutup. Bila sampel tidak langsung diuji, simpan dalam refrigerator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisis. Kondisikan sampel pada suhu ruang dan pastikan sampel masih dalam keadaan homogen sebelum ditimbang. Bila terjadi pemisahan antara cairan dan sampel maka diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan analisis. 2. Prosedur analisis Prosedur analisis kadar abu dalam bahan pangan adalah sebagai berikut : a masukkan cawan abu por- selain yang kosong ke dalam tungku pengabuan. Suhu tungku dinaikan secara bertahap hingga mencapai suhu 550 o C. Pertahankan suhu pada 550 o C ± 5 o C selama semalam. b Turunkan suhu pengabuan sampai 40 o C, keluarkan ca- wan abu porselin dan dingin- kan dalam desikator selama 30 menit. Timbang bobot cawan abu porselin kosong a g, c Masukan 2 g sampel yang telah dihomogenkan ke dalam cawan abu proselin, kemud- ian masukan ke dalam oven bersuhu 100 o C selama 24 jam. d Pindahkan cawan abu porse- lin ke tungku pengabuan dan naikan suhu secara bertahap hingga mencapai 550 o C ± 5 o C. Pertahankan salam 8 jam semalam sampai di peroleh abu berwarna putih. e Setelah selesai, suhu tungku pengabuan diturunkan hingga suhu 40 o C. Keluarkan cawan porselin dengan mengguna- kan penjepit dan masukan ke dalam desikator selama 30 menit. Bila abu belum putih benar harus dilakukan penga- buan kembali. f Basahi lembabkan abu dengan akuades secara ber- Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 246 tahap, keringkan dengan hot plate dan abukan kembali pada suhu 550 o C sampai di peroleh berat yang konstan. g Turunkan suhu pengabuan sampai ± 40 o C lalu pindahkan cawan abu porselin ke dalam desikator selama 30 menit kemudian timbang bobotnya b g segera setelah dingin. h Lakukan pengujian secara duplo dua kali. i Kadar abu dalam bahan pa- ngan dapat dihitung berdasar- kan persamaan berikut : c - a Kadar abu = ------------ x 100 b - a Keterangan: a = bobot cawan kosong b = bobot cawan dan contoh c = bobot cawan dan contoh setelah pengabuan 12.6.7 Asam lemak Asam lemak merupakan kompo- nen lemak. Kandungan asam lemak dapat ditentukan dengan metode gas kromatografi. Pe- nentuan konsentrasi asam lemak dengan metode ini didasarkan pada kandungan heksana yang terdapat dalam bahan pangan. Adapun prosedurnya sebagai berikut : 1. Preparasi sampel a sampel bahan pangan seba- nyak 0.2 g dalam tabung reaksi tertutup, kemudian tambahkan 2 ml natrium hidroksida dalam metanol b Panaskan sampel pada suhu 80 o C selama 20 menit, kemudian sampel diangkat dan dibiarkan dingin. c Tambahkan 2 ml larutan boron trifluorida 20 dan dipanaskan kembali selama 20 menit, d Angkat sampel dan biarkan dingin. Tambahkan 2 ml na- trium klorida jenuh serta 2 ml larutan heksan. Setelah itu campuran dikocok sampai merata, e Ambil lapisan heksannya dan dimasukkan ke tabung uji evendop. Sampel yang merupakan hasil preparasi kemudian diinjeksikan ke alat kromatografi gas ketika suhu menunjukkan 150 o C. Tom- bol start pada rekorder dan alat ditekan, dan hasilnya akan keluar berupa kromatogram. Selanjut- nya dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kromatogram yang diperoleh, kemudian dilakukan pencocokan waktu retensi yang sama atau mendekati waktu retensi standar asam lemak. Kadar asam lemak dihitung de- ngan rumus sebagai berikut : Lc Cs x V KAL = --------------- x 100 Ls b Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 247 Keterangan: KAL = Kadar Asam Lemak Lc = luas area contoh Ls = luas area standar Cs = konsentrasi standar V = volume akhir b = bobot contoh Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Kimiawi Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 248 Di unduh dari : Bukupaket.com Analisis Fisik Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 249

BAB XIII PENGUJIAN FISIK

BAHAN PENGEMAS Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan mutu ba- han pangan adalah dengan pengemasan. Adanya kemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melin- dungi bahan pangan yang ada didalamnya dari gangguan fisik dan pencemaran. Gangguan fisik yang dapat dialami oleh bahan pangan dapat berupa gesekan, benturan, atau getaran. Dengan perkataan lain, melalui penge- masan yang baik, bahan atau produk pangan dapat terlindung dari pengaruh yang dapat menu- runkan mutu. Bahan kemasan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alami dan buatan. Alam telah menyediakan bahan kemasan yang sudah dimanfaatkan sejak dahulu, seperti daun pisang, jati, waru, kelapa, tembakau dan banyak yang lainnya. Sedangkan bahan kemasan buatan dian- taranya kertas, logam, kaca dan plastik. Kertas dan plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan masyarakat karena, mudah, murah, dan praktis.

13.1. Kertas Proses pembuatan kertas perta-

ma kali dikembangkan oleh Ts’ai Lun di Lei-yang, Cina pada tahun 105. Pada tahun 751 berhasil didapatkan rahasia proses pem- buatan kertas. Sejak saat itu penggunaan kertas untuk berba- gai keperluan berkembang pesat. Penggunaan kertas sebagai ke- masan, menggantikan tanah liat, gelas, dan kaleng, baru berkem- bang pada abad ke-19. Hingga saat ini berbagai jenis kertas sudah dapat dibuat, na- mun secara garis besarnya ker- tas dibagi menjadi kertas halus dan kasar. Kertas halus diguna- kan sebagai kertas tulis, surat obligasi, buku besar, buku dan kertas sampul. Sedangkan se- mua kertas yang digunakan se- bagai pengemas termasuk ke da- lam golongan kertas kasar. Jenis kertas yang sudah dikenal adalah : 1 kertas kraft yang memiliki sifat paling kuat dan Di unduh dari : Bukupaket.com