2. 6. 1 Pengenalan Kebutuhan 2. 6. 2 Pencarian Informasi

3. 2. 6. 1 Pengenalan Kebutuhan

Engel et al. 1995 mendefinisikan pengenalan kebutuhan sebagai suatu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan. Ketika ketidaksesuaian yang ada melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Sebaliknya, jika ketidaksesuaian di bawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi. Dapat dilihat pada Gambat 4. Gambar 4 Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat Ketidaksesuaian Sumber : Engel et al., 1995 Menurut Kotler 2005, proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

3. 2. 6. 2 Pencarian Informasi

Engel et al. 1995 mendefinisikan pencarian informasi adalah aktivitas yang termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Keadaan yang Diinginkan Keadaan Aktual Di atas Ambang Tingkat Ketidaksesuaian Di bawah Ambang Tidak Ada Pengenalan Pengenalan Kebutuhan Pencarian informasi dapat bersifat internal dan eksternal. Pencarian internal tidak lebih dari pada peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang. Sedangkan pencarian eksternal merupakan pra pembelian atau pencarian terus-menerus pemerolehan informasi terjadi relatif secara tetap lepas dari kebutuhan pembelian yang sporadis. Pencarian internal lebih dulu terjadi sesudah pengenalan kebutuhan. Jika pencarian internal memberikan informasi yang memadai maka pencarian eksternal tidak dibutuhkan. Tetapi jika pencarian internal tidak memadai, maka dibutuhkan pencarian eksternal. YA TIDAK Gambar 5 Proses Pencarian Internal Sumber : Engel et al., 1995 Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu, sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Kotler 2005 mengatakan bahwa yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu : 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. Pengenalan Kebutuhan Pencarian Internal Berhasil Pencarian Internal Lanjutkan Dengan Keputusan Determinan dari Pencarian Internal : • Pengetahuan yang sudah ada • Kemampuan untuk memperoleh informasi Jalankan Pencarian Internal 2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. 3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3. 2. 6. 3 Evaluasi Alternatif Engel et al. 1995 mendefinisikan evaluasi alternatif sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhui kebutuhan konsumen. Empat komponen dasar evaluasi alternatif dapat dilihat pada Gambar 6. Sedangkan determinan yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan terdiri dari pengaruh situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan pengetahuan. Kaidah keputusan sebagai strategi untuk membuat pilihan akhir, disimpan dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan. Gambar 6 Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Sumber : Engel et al., 1995 Kotler 2005 memberikan beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu : 1. Konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. 2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. 3. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Menentukan Kriteria Evaluasi Menentukan Alternatif pilihan Menilai Kinerja Alternatif Menerapkan Kaidah Keputusan 3. 2. 6. 4 Keputusan Pembelian Pada tahap ini konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu : 1 kapan membeli, 2 dimana membeli tempat pembelian dilakukan, 3 bagaimana membayar. Engel et al. 1994 mengilustrasikan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau pengaruh individu. Pada fungsi yang kedua, situasi merupakan variabel yang paling menonjol. Niat pembelian pada konsumen memiliki dua kategori : 1 baik produk maupun merek, yang dikenal sebagai pembelian terencana sepenuhnya dimana konsumen akan lebih bersedia menginvestasikan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli sehingga distribusi dapat lebih efektif, dan 2 kelas produk saja, dimana dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana jika pilihan merek dibuat di tempat penjualan. 3. 2. 6. 5 Pasca Pembelian Hasil Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Hal ini berarti upaya untuk mempertahankan pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran. 3. 2. 7 Jasa Pelayanan 3. 2. 7. 1