PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

169 Intervensi B dan fase Baseline B. Hal tersebut juga didukung dari hasil analisis data perubahan level yang diperoleh data positif pada fase Intervensi B dan Baseline A2, yakni meningkat 2 poin dan 1 poin. Hasil analisis data observasi diperoleh kecenderungan arah dan jejak datanya bersifat positif atau semakin meningkat persentasenya. Hal ini didukung oleh hasil analisis data pada perubahan level dengan level peningkatan sebanyak 23 poin. Hasil analisis data antarkondisi pada semua perbandingan fase menunjukkan persentase overlap di bawah 90. Analisis data antarkondisi pada hasil pelaksanaan tes menunjukkan persentase overlap 0 pada perbandingan fase Baseline A1 dengan Intervensi B, fase Intervensi B dengan Baseline A2, dan fase Baseline A1 dengan Baseline A2. Analisis data antarkondisi pada hasil pencatatan durasi waktu menunjukkan persentase overlap 0 pada perbandingan fase Baseline A1 dengan Intervensi B, 50 pada perbandingan fase Intervensi B dan Baseline A2, dan 0 pada perbandingan fase Baseline A1 dengan Baseline A2. Dari komponen-komponen tersebut, dapat ditegaskan kembali bahwa pendapat dari Kamtini dan Tanjung 2005: 54, yang menyatakan bahwa aktivitas bermain dapat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan motorik telah terbukti kebenarannya. Artinya, penggunaan metode bermain berpengaruh positif terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas pada anak tunanetra kelas 1 di SLB A Yaketunis. 170

G. KETERBATASAN PENELITIAN

Beberapa keterbatasan yang ada pada pelaksanaan penelitian ini yakni sebagai berikut. 1. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum melalui uji reliabilitas. 2. Kecenderungan stabilitas pada beberapa fase tidak stabil. 171

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi: “penggunaan metode bermain berpengaruh positif terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas pada anak tunanetra kelas 1 di SLB A Yaketunis”, telah terbukti kebenarannya. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pelaksanaan tes, pencatatan durasi waktu, dan hasil observasi kemampuan orientasi dan mobilitas. Hasil analisis hasil pelaksanaan tes mengalami kenaikan pada fase Intervensi B dan Baseline A2. Data tersebut didukung oleh analisis perubahan level, yakni megalami peningkatan sebanyak 33 poin pada fase Intervensi B, dan meningkat lagi 4 poin pada fase Baseline A2. Hasil analisis data pencatatan durasi waktu, terbukti bahwa metode bermain mulai menunjukkan pengaruh positif pada sesi akhir fase Intervensi B dan fase Baseline B. Hal tersebut juga didukung dari hasil analisis data perubahan level yang diperoleh data positif pada fase Intervensi B dan Baseline A2, yakni meningkat 2 poin dan 1 poin. Hasil analisis data observasi diperoleh kecenderungan arah dan jejak datanya bersifat positif atau semakin meningkat persentasenya. Hal ini didukung oleh hasil analisis data pada perubahan level dengan level peningkatan sebanyak 23 poin. Hasil analisis data antarkondisi pada semua perbandingan fase menunjukkan persentase overlap di bawah 90. Analisis data antarkondisi 172 pada hasil pelaksanaan tes menunjukkan persentase overlap 0 pada perbandingan fase Baseline A1 dengan Intervensi B, fase Intervensi B dengan Baseline A2, dan fase Baseline A1 dengan Baseline A2. Analisis data antarkondisi pada hasil pencatatan durasi waktu menunjukkan persentase overlap 0 pada perbandingan fase Baseline A1 dengan Intervensi B, 50 pada perbandingan fase Intervensi B dan Baseline A2, dan 0 pada perbandingan fase Baseline A1 dengan Baseline A2. Hipotesis yang berbunyi: “penggunaan metode bermain berpengaruh positif terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas pada anak tunanetra kelas 1 di SLB A Yaketunis”, telah terbukti kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengaruh positif yaitu adanya kenaikan pada hasil tes dan observasi serta penurunan durasi waktu. Meskipun pada hasil analisis data durasi waktu mengalami kenaikan durasi, namun pada fase Baseline A2, durasi waktu yang dibutuhkan semakin menurun.

B. SARAN

Berdasarkan pada temuan selama berlangsungnya penelitian siswa tunanetra mengalami hambatan dalam kemampuan orientasi dan mobilitas, sehingga digunakan metode bermain pada pembelajaran orientasi dan mobilitas ini. Oleh karena itu dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi Guru Dari hasil penelitian, diperoleh adanya pengaruh positif penggunaan metode bermain terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas pada anak tunanetra. 173 Agar lebih memaksimalkan hasil belajar diharapkan guru dapat menerapkan metode tersebut dalam proses pembelajaran orientasi dan mobilitas agar lebih memotivasi anak tunanetra untuk berlatih melakukan orientasi dan mobilitas. 2. Bagi Mahasiswa Penelitian ini masih memiliki keterbatasan pada beberapa aspek, sehingga perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut agar keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan baik. Hal ini perlu dilakukan agar penggunaan metode bermain pada pembelajaran orientasi dan mobilitas dapat lebih optimal. 3. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pendidikan yang lebih baik di SLB A Yaketunis.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 16 173

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIK SISWA TUNANETRA KELAS III SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 1 212

KEEFEKTIFAN METODE PERMAINAN DOMINO BRAILLE TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS 1 DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

7 32 165

i EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AWAS PADA ANAK TUNANETRA LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 16 267

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA TUNANETRA KELAS 2 SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 4 159

PENERAPAN METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN (PART METHOD AND WHOLE METHOD) DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP GERAK ANAK TUNANETRA KELAS IV DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

2 4 287

EFEKTIVITAS PENERAPAN DIKTAT BRAILLE TENTANG TEKNIK MELAWAT DENGAN TONGKAT TERHADAP KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS SISWA TUNANETRA KELAS V DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 4 235

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA ANAK TUNANETRA KELAS VI AKSELERASI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

9 134 241

PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS ANAK TUNANETRA KELAS V DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA.

0 2 221

Pencapaian Kompetensi Guru Anak Tunanetra di SLb/A Yaketunis Yogyakarta

0 0 3