Di dalam lingkungan sekolah
66 dipersiapkan dengan matang agar pelaksanaannya sesuai dengan tujuan
akhir. Pelaksanaan persiapan permainan dalam penerapannya untuk anak tunanetra hampir sama dengan penjelasan tersebut di atas. Penentuan topik,
tujuan, alat, serta bahan disesuaikan dengan kemampuan anak tunanetra, sedangkan petunjuk pelaksanaan permainan dijelaskan secara lisan dan
dengan bimbingan secara individual. 2.
Pelaksanaan Pelaksanaan permainan sebaiknya melibatkan guru secara langsung.
“Pelaksanaan permainan diawali dengan penjelasan guru mengenai maksud dan tujuan permainan, kemudian membagi siswa atas beberapa kelompok,
pelaksanaa n, dan evaluasi hasil permainan” Vera , 2010: 103. Apabila
permainan bersifat soliter, maka guru bisa langsung menjelaskan permainan dan memberikan contoh pelaksanaan permainan. Dalam permainan soliter,
anak dapat bermain dengan dibantu guru guru mengarahkan langsung secara praktik. Pelaksanaan permainan untuk anak tunanetra dilakukan
dengan bimbingan terarah atau dapat juga diberikan contoh konkrit sehingga anak tunanetra tidak mengalami kesulitan.
Penelitian ini menggunakan metode bermain Scavenger Hunt yang dimodifikasi berdasarkan kemampuan anak tunanetra. Berikut ini penjelasan
lebih lanjut tentang langkah permainan yang dilakukan. a.
Permainan dimulai dengan penjelasan dari guru terkait aktivitas yang perlu dilakukan oleh anak, yakni mencari 3 barang yang disukai oleh
67 anak yang sudah diletakkan oleh guru di tiga tempat yang berbeda
ruang kelas, di depan kamar mandi, dan mushola. b.
Guru menyebutkan satu benda bola yang perlu dicari oleh anak dengan memberikan alternatif lokasi ruang kelas, di depan kamar mandi, dan
mushola. Setelah
anak menemukan
benda tersebut,
anak memberikannya ke guru. Pada benda tersebut terdapat reward yang dapat
membantu perjalanan anak tunanetra menuju lokasi kedua. Reward pada saat pelaksanaan bermain yakni berupa bola yang berlonceng. Bola
tersebut dapat dimainkan pada perjalanan dari kelas ke toilet dan dari toilet ke mushola. Begitu seterusnya sampai benda terakhir ditemukan.
Reward yang diberikan setelah pelaksanaan permainan dapat berupa
makanan atau aktivitas bermain lain yang disukai oleh anak permainan yang biasa digunakan di Taman Kanak-Kanak.
c. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil tes, pencatatan durasi waktu, hasil
observasi, dan ketepatan benda yang dibawa oleh anak. 3.
Evaluasi Evaluasi aktivitas pembelajaran dengan metode bermain dapat
dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode tes kinerja. Tes ini digunakan untuk menilai kinerja seseorang terutama dalam aspek
psikomotor Mardapi, 2012: 15. Berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi, Vera 2010: 130 juga
menyampaikan bahwa “Pelaksanaan evaluasi harus menyinggung kembali persoalan kemanfaatan dan tujuan dan kesalahan