11 Kemampuan melawat mandiri tersebut diukur dengan menggunakan tes
kinerja dan pengamatan.
3. Anak Tunanetra
Anak tunanetra merupakan seseorang anak yang mengalami hambatan penglihatan baik sebagian ataupun keseluruhan, sehingga berpengaruh pada
kemampuan anak dalam melakukan orientasi dan mobilitas. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak tunanetra buta
total kelas I SDLB yang mengalami permasalahan dalam kemampuan orientasi dan mobilitas, terutama dalam kemampuan melawat mandiri.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Anak Tunanetra
1. Pengertian Anak Tunanetra
Berdasarkan pendapat Hallahan, dkk 2009: 380, menyampaikan bahwa anak tunanetra diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni
tunanetra buta total dan low vision. Pengertian anak tunanetra buta total, yakni sebagai berikut: “Blind is a person who has visual acuity of 20200
or less in the better eye even with correction or has a field of vision so narrow that its widest diameter subtends an angular distance no greater
than 20 degrees”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa, penyandang tunanetra buta
total merupakan seseorang yang memiliki tingkat ketajaman 20200 atau kurang dengan kondisi mata terbaik yang sudah dikoreksi atau dengan
rentang pandang begitu sempit yaitu memiliki diameter terpanjang tidak lebih dari 20 derajat. Tingkat ketajaman visus 20200 merupakan ukuran
ketajaman mata yang diukur dengan menggunakan Snellen Chart berdasarkan ukuran feet kaki. Maksud dari visus 20200, yakni seseorang
hanya dapat melihat objek pada jarak 20 feet, sedangkan seharusnya objek tersebut dapat dilihat oleh orang normal pada jarak 200 feet.
Hallahan, dkk 2009: 381 juga menyampaikan pengertian anak tunanetra low vision, yakni sebagai berikut.
Low vision is a term used by educators to refer to individuals whose visual impairment is not so severe that they are unable to read print of
a kind; they may read large or regular print, and they may need some