Jenis Desain Penelitian Penerapan Desain

75 mencari 3 barang yang disukai oleh anak yang sudah diletakkan oleh guru di tiga tempat yang berbeda ruang kelas, di depan kamar mandi, dan mushola. 2 Guru menyebutkan satu benda bola yang perlu dicari oleh anak dengan memberikan alternatif lokasi ruang kelas, di depan kamar mandi, dan mushola. Setelah anak menemukan benda tersebut, anak memberikannya ke guru. Pada benda tersebut terdapat reward yang dapat membantu perjalanan anak tunanetra menuju lokasi kedua. Reward pada saat pelaksanaan bermain yakni berupa bola yang berlonceng. Bola tersebut dapat dimainkan pada perjalanan dari kelas ke toilet dan dari toilet ke mushola. Begitu seterusnya sampai benda terakhir ditemukan. Reward yang diberikan setelah pelaksanaan permainan dapat berupa makanan atau aktivitas bermain lain yang disukai oleh anak permainan yang biasa digunakan di Taman Kanak-Kanak. 3 Penilaian dilakukan berdasarkan hasil tes, pencatatan durasi waktu, hasil observasi, dan ketepatan benda yang dibawa oleh anak. c. Baseline A2 Tahap Baseline A2 merupakan tahap pengulangan baseline A1 dalam melakukan post-test dengan instrumen yang sama yang digunakan pada pre-test di Baseline A1. Pengukuran baseline A2 dilaksanakan selama 1 minggu dengan 3 sesi untuk mengetahui 76 pengaruh penggunaan metode bermain terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas anak tunanetra di SLB A Yaketunis Yogyakarta.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam dan di luar kelas di lingkungan SLB A Yaketunis Yogyakarta yang terletak di Jl. Parangtritis No. 46, Danunegaran, Kota Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan setting yang dapat divisualisasikan sebagai berikut. Gambar 3. Setting Penelitian Keterangan: : Ruang kelas : Kamar Mandi : Mushola : Posisi Anak : Media untuk trailing 1 3 2 77 Penelitian ini dilakukan selama empat minggu. Baseline A1 dilaksanakan selama 3 sesi dalam 1 minggu. Treatment dilaksanakan selama 6 sesi dalam 1 minggu. Baseline A2 dilaksanakan selama 3 sesi dalam 1 minggu. Analisis data dilakukan selama 1 minggu. Berikut ini rincian waktu pelaksanaan penelitian. Tabel 4. Waktu Penelitian No. Waktu Kegiatan 1. Senin, 23 Februari 2015 Pelaksanaan Baseline A1 sesi I 2. Selasa, 24 Februari 2015 Pelaksanaan Baseline A1 sesi II 3. Rabu, 25 Februari 2015 Pelaksanaan Baseline A1 sesi III 4. Kamis, 26 Februari 2015 Pelaksanaan Intervensi B sesi I 5. Jum’at, 27 Februari 2015 Pelaksanaan Intervensi B sesi II 6. Senin, 02 Maret 2015 Pelaksanaan Intervensi B sesi III 7. Selasa, 03 Maret 2015 Pelaksanaan Intervensi B sesi IV 8. Rabu, 04 Maret 2015 Pelaksanaan Intervensi B sesi V 9. Kamis, 05 Maret 2015 Pelaksanaan Intervensi B sesi VI 10. Jum’at, 06 Maret 2015 Pelaksanaan Baseline A2 sesi I 11. Senin, 09 Maret 2015 Pelaksanaan Baseline A2 sesi II 12. Selasa, 10 Maret 2015 Pelaksanaan Baseline A2 sesi III 13. Senin-Sabtu, 16-21 Maret 2015 Analisis Data dan Penyusunan Laporan Hasil Penelitian 14. Senin-Rabu, 13-15 April 2015 Penyusunan Naskah Jurnal

D. Subyek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini yakni seorang siswa tunanetra Kelas I dengan gangguan penglihatan total blind dan mengalami hambatan dalam kemampuan orientasi dan mobilitas di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Berikut ini merupakan identitas anak. Nama : N inisial Kelas : 1 SDLB Usia : 8 tahun 78 Tingkat Kelainan : mengalami ketunaan sejak lahir dan tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi Alasan pemilihan subjek tersebut dikarenakan usia anak yang masih muda dan masih dapat diupayakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan orientasi dan mobilitas. Adapun penetapan subjek penelitian didasarkan pada beberapa karakteristik subjek penelitian, yakni: 1. Subjek merupakan anak tunanetra buta total tanpa disertai hambatan atau kekhususan lain. 2. Subjek penelitian merupakan siswa tunanetra buta total yang berada di kelas 1 jenjang sekolah dasar. 3. Subjek mengalami hambatan dalam kemampuan orientasi dan mobilitas terutama pada kemampuan melawat mandiri.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi titik fokus dari suatu penelitian. Pada penelitian dengan subjek tunggal, ada dua jenis variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat Sunanto, dkk, 2006: 11. Berdasarkan dari keterangan tersebut maka rumusan variabel yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel terikat : kemampuan orientasi dan mobilitas 2. Variable bebas : penggunaan metode bermain Kemampuan orientasi dan mobilitas pada penenlitian ini dapat diukur dengan mennggunakan evaluasi tes kemampuan orientasi dan mobilitas 79 terutama pada kemampuan melawat mandiri dalam pengguaan teknik menelusur trailing, menentukan arah direction taking, teknik upper hand, dan lower hand. Evaluasi tes tersebut didukung dengan observasi dan pengukuran durasi waktu yang dibutuhkan anak tunanetra untuk mencapai tempat yang dituju dengan menggunakan metode bermain.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yakni metode observasi dan metode wawancara. Berikut penjelasan secara lebih lanjut.

1. Tes

Jenis tes yang digunakan pada penelitian ini yakni tes kinerja untuk mengukur kemampuan anak tunanetra dalam menggunakan teknik menelusur trailing dan teknik menentukan arah direction taking. Kemampuan tersebut diukur dari jumlah skor yang diperoleh dari pelaksanaan tes. Penentuan skor tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Pada penelitian ini, skor maksimum yang diberikan pada evaluasi tes yakni skor 4. Tes tersebut didukung dengan penghitungan durasi waktu yang dibutuhkan subjek untuk mencapai tempat yang dituju. Penentuan waktu akhir dilakukan dengan menghitung rata-rata pada setiap pelaksanaan tes. Pelaksanaan tes digunakan untuk mengukur kemampuan orientasi dan mobilitas anak tunanetra pada saat pelaksanaan Baseline A1, perlakuan, dan Baseline A2.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 16 173

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIK SISWA TUNANETRA KELAS III SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 1 212

KEEFEKTIFAN METODE PERMAINAN DOMINO BRAILLE TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS 1 DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

7 32 165

i EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AWAS PADA ANAK TUNANETRA LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 16 267

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA TUNANETRA KELAS 2 SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 4 159

PENERAPAN METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN (PART METHOD AND WHOLE METHOD) DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP GERAK ANAK TUNANETRA KELAS IV DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

2 4 287

EFEKTIVITAS PENERAPAN DIKTAT BRAILLE TENTANG TEKNIK MELAWAT DENGAN TONGKAT TERHADAP KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS SISWA TUNANETRA KELAS V DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 4 235

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA ANAK TUNANETRA KELAS VI AKSELERASI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

9 134 241

PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS ANAK TUNANETRA KELAS V DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA.

0 2 221

Pencapaian Kompetensi Guru Anak Tunanetra di SLb/A Yaketunis Yogyakarta

0 0 3