Prosedur Pelaksanaan Metode Bermain

41 Dari pengertian tersebut, Hosni menegaskan bahwa pengertian dari orientasi dan mobilitas merupakan suatu kemampuan yang memudahkan anak tunanetra dalam bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan selamat, efisien, dan baik, tanpa banyak meminta bantuan orang lain Hosni, 1995: 15. Munawar dan Suwandi 2013: 6-7, juga menyampaikan pengertian orientasi sebagai “proses penggunaan indra-indra yang masih berungsi di dalam menempatkan posisi diri dalam hubungannya dengan semua objek penting yang terdapat di lingkungannya”. Mobilitas adalah “kemampuan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain yang diinginkannya dengan tepat dan aman”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa orientasi dan mobilitas merupakan suatu kemampuan motorik yang sebaiknya dimiliki oleh anak tunanetra untuk mengidentifikasi posisi diri dan objek-objek penting dalam lingkungannya dengan menggunakan indra-indra yang masih berfungsi untuk memudahkan mereka dalam berpindah tempat secara aman, efisien, dan mandiri.

2. Teknik Orientasi dan Mobilitas

Ada beberapa teknik dalam orientasi dan mobilitas, yakni meliputi teknik melawat mandiri “independent travel techniques”, teknik melawat mandiri dengan pendamping awas “sighted guide travel techniques”, teknik melawat dengan tongkat panjang “longcane travel techniques”, teknik melawat dengan anjing penuntun “guide dog travel techniques”, dan teknik 42 melawat dengan alat bantu elektronik “electronic aid travel techniques”. Dalam penelitian ini hanya dikaji beberapa teknik orientasi dan mobilitas yang berkaitan dengan metode bermain soliter scavenger hunt perburuan yakni teknik melawat mandiri pada teknik trailing, menentukan arah direction taking dan teknik pendukung teknik upper hand dan lower hand . Teknik melawat mandiri, menurut Hosni 1995: 217 merupakan, “suatu teknik bagaimana tunanetra bergerak tanpa menggunakan alat bantu apapun dan teknik ini hanya bisa dipakai pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan baik.” Pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa, teknik melawat mandiri, hanya digunakan di tempat yang sudah dikenal oleh anak, misalnya lingkungan di dalam sekolah dan rumah. Beberapa teknik melawat mandiri yakni teknik tangan menyilang ke atas, teknik tangan menyilang ke bawah, teknik merambat menelusuri, teknik kombinasi menyilang atas dan bawah serta teknik menelusuri objek, teknik tegak lurus dengan benda, dan teknik mencari benda jatuh. Lebih lanjut dapat dikaji sebagai berikut. a. Teknik tangan menyilang tubuh bagian atas upper hand and fore arm, “teknik ini memberikan perlindungan pada bagian atas tubuh terutama bagian dada dan kepala tunanetra dari benturan-benturan benda dan rintangan yang ada di depannya” Hosni, 1995: 217. Berikut ini posisi tangan menyilang ke atas menurut Hosni 1995: 217. Tangan kanan atau kiri diangkat ke depan setinggi bahu menyilang badan, siku membentuk sudut 120 dan telapak tangan menghadap 43 ke depan, dengan ujung jari berlawanan dengan bahu dan melindungi seluruh lebar bahu. Sikap kepala tetap tegak, tidak menunduk. Dari pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa teknik tangan menyilang tubuh bagian atas berfungsi untuk melindungi bagian kepala dan dada dari benturan. b. Teknik tangan menyilang tubuh bagian bawah lower hand and fore arm , teknik ini memberikan perlindungan pada tubuh bagian bawah terutama bagian perut dan selangkangan Hosni, 1995: 218. Berikut ini posisi tangan menyilang ke bawah menurut Hadikasma 1981: 56. “Caranya, tangan atau kiri ke arah bawah disilangkan badan, telapak tangan pada tengah-tengah tubuh menghadap badan punggung telapak tangan ke luar. Jarak telapak tangan dan tubuh kira-kira 20 centimeter”. Dari pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa teknik ini berfungsi untuk melindungi tubuh bagian bawah meliputi bagian perut dan selangkangan dari benturan. Langkah penggunaan teknik ini yakni dengan menyilangkan tangan kanan kiri ke arah bawah dengan jarak 20 centimeter dari tubuh. c. Teknik merambat menelusuri. Teknik ini digunakan untuk berjalan apabila terdapat media atau sarana yang dapat ditelusuri Hosni, 1995: 219. Teknik ini dapat dilaksanakan sebagai berikut. Lengan kanan atau kiri diluruskan mendekati tembok dengan jari- jari dibengkokkan lemas dan jari kelingking serta jari manis menempel di tembok. Sudut lengan dan badan kurang lebih 60 dan jarak badan dengan objek kurang lebih 10 cm.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK SISWA TUNANETRA KELAS VI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 16 173

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIK SISWA TUNANETRA KELAS III SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 1 212

KEEFEKTIFAN METODE PERMAINAN DOMINO BRAILLE TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS 1 DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

7 32 165

i EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AWAS PADA ANAK TUNANETRA LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 16 267

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA TUNANETRA KELAS 2 SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

1 4 159

PENERAPAN METODE BAGIAN DAN METODE KESELURUHAN (PART METHOD AND WHOLE METHOD) DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP GERAK ANAK TUNANETRA KELAS IV DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

2 4 287

EFEKTIVITAS PENERAPAN DIKTAT BRAILLE TENTANG TEKNIK MELAWAT DENGAN TONGKAT TERHADAP KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS SISWA TUNANETRA KELAS V DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 4 235

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA ANAK TUNANETRA KELAS VI AKSELERASI DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

9 134 241

PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS ANAK TUNANETRA KELAS V DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA.

0 2 221

Pencapaian Kompetensi Guru Anak Tunanetra di SLb/A Yaketunis Yogyakarta

0 0 3