Efektifitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa
prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. 2-tailed dengan variansi sama Equal
variances assumed adalah 0,014 dengan nilai T sama dengan -2,530. Oleh karena,
nilai Sig. 2-tailed adalah 0,014 dan 0,014 lebih kecil dari 0,1 maka H
ditolak dan H
1
diterima. H
1
diterima berarti rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen kelas
XC lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol kelas XB secara signifikan.
3. Pengujian hipotesis rata-rata hasil tes
kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol
tidak
ada perbedaan
secara signifikan.
Dari tabel 5.17 diketahui nilai Sig. 2- tailed adalah 0,198 dengan nilai T sama
dengan -1,315. Oleh karena, nilai Sig. 2- tailed adalah 0,198 dan 0,198 lebih besar
dari 0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak. H
diterima berarti tidak ada perbedaan secara signifikan rata-rata hasil tes
kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol kelas XB.
Dengan kata lain, rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi
belajar kelas Kontrol kelas XB sama.
4. Pengujian
hipotesis rata-rata
kenaikan hasil
tes kemampuan
prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen.
Dari tabel 5.23 diketahui nilai Sig. 2- tailed adalah 0,000 dengan nilai T sama
dengan -6,448. Oleh karena, nilai Sig. 2- tailed adalah 0,000 dan 0,000 lebih kecil
dari 2 × 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima. H
1
diterima berarti terdapat peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan
prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen kelas XC secara signifikan.
5. Analisis
kualitas proses
pembelajaran model
penemuan terbimbing.
Inti pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat terlaksana sesuai dengan
rencana dan desain pembelajaran dengan model penemuan terbimbing.
6. Penggunaan lembar kerja siswa.
Kesimpulan pertama, dapat diketahui bahwa penggunaan lembar kerja siswa
dapat menimbulkan
keaktifan siswa.
Kedua, penggunaan lembar kerja siswa dapat menuntun siswa untuk menemukan
konsep. Terakhir, penggunaan lembar kerja siswa dapat memfasilitasi interaksi guru-
siswa dan siswa-siswa.
Bedasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan keseluruhan mengenai penelitian ini. Berdasar pengujian hipotesis kesamaan dua rata-
rata hasil tes kemampuan prasyarat, diketahui bahwa hasil tes kemampuan prasyarat kelas kontrol maupun eksperimen sama. Hal ini menunjukan
bahwa kemampuan awal kemampuan prasyarat untuk mempelajari materi sudut berelasi siswa-siswi di kelas kontrol maupun kelas eksperimen
sama. Dengan asumsi bahwa kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, peneliti dapat melakukan manipulasi variabel bebas
model pembelajaran untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikat prestasi belajar. Pada awalnya, pembelajaran baik pada kelas kontrol
maupun kelas
eksperimen menggunakan
model pembelajaran
konvensional. Kemudian, penliti memanipulasi model pembelajaran pada kedua
kelas. Untuk
kelas eksperimen
dimanipulasi model
pembelajarannya menjadi model pembelajaran penemuan terimbing menggunakan media lembar kerja siswa, sedangkan sebagai pembanding,
kelas kontrol tidak diubah model pembelajarannya. Untuk kelas kontrol, pembelajaran menggunakan model konvensional. Setelah pembelajaran
dimasing-masing kelas, dilakukan tes prestasi belajar untuk mengambil data nilai siswa dari tes prestasi belajar. Data nilai tes pretasi belajar ini
akan digunakan untuk menguji hipotesis rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan serangkain uji tes
prestasi belajar yang dilakukan diketahui bahwa rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen kelas XC lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol kelas XB secara signifikan. Hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini
menujukan bahwa manipulasi variabel bebas pada kelas eksperimen menunjukan hasil pretasi belajar yang lebih baik dibandingkan kelas
kontrol. Dengan kata lain, model pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media lembar kerja siswa lebih dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran
20122013. Berdasarkan tabel 5.32 kolom 2 butir butir 5 dan 6 pada paragaraf
di atas diketahui bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media lembar kerja siswa lebih dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran
20122013. Untuk memastikan bahwa peningkatan terjadi secara signifikan terhadap prestasi belajar kelas kontrol dan kelas kelas
eksperimen dilakukan analisis 3 dan 4. Berdasarkan uji hipotesis rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol,
didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rata- rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas
kontrol kelas XB. Hal ini berarti bahwa dengan tidak memanipulasi model pembelajaran, maka hasil belajar juga tidak meningkat. Dengan
kata lain, pembelajaran model konvensional tidak mengubah hasil pretasi
belajar siswa pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 20122013. Berdasarkan pengujian hipotesis rata-rata
kenaikan hasil tes kemampuan prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen, didapat kesimpulan bahwa terdapat peningkatan rata-rata
hasil tes kemampuan prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen kelas XC secara signifikan. Hal ini berarti, dengan
memanipulasi model pembelajaran maka prestasi belajar siswa meningkat. Dengan kata lain, bahwa pembelajaran dengan model penemuan
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 20122013 secra
signifikan. Berasarkan analisis 5 dan 6 diketahui bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat terlaksana dan LKS lembar kerja siswa sebagai media pembelajaran berfungsi sesuai
dengan rancana awal. Pembelajaran model penemuan terbimbing dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran menggunakan model
penemuan terbimbing. Berdasarkan analisiskualitas proses pembelajaran model penemuan terbimbing, didapatkan kesimplan bahwa inti
pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan desain pembelajaran dengan model penemuan
terbimbing. LKS sebagai media pembelajaran penemuan terbimbing dapat berfungsi sesuai dengan rencana awal. Berdasarkan analisis penggunaan
lembar kerja siswa, didapatkan beberapa kesimpulan yang mendukung
fungsi LKS pada pembelajaran penemuan terbimbing. Kesimpulan pertama, dapat diketahui bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat
menimbulkan keaktifan siswa. Kedua, penggunaan lembar kerja siswa dapat menuntun siswa untuk menemukan konsep. Terakhir, penggunaan
lembar kerja siswa dapat memfasilitasi interaksi guru-siswa dan siswa- siswa.
Berdasarkan temuan-temuan penelitian berikut ini dapat diambil kesimpulan akhir dari penelitian ini. Temuan pertama, model
pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media lembar kerja siswa lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional. Temuan kedua, pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Temuan ketiga, model penemuan terbimbing dapat terlaksana dan LKS lembar kerja siswa sebagai media pembelajaran berfungsi sesuai
dengan rancana awal. Berdasar temuan-temuan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang dimanipulasi. Sehingga pada akhir penilian ini dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran
model penemuan
terbimbing mengunakan media lembar kerja siswa dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 20122013.