Berdasarkan tabel 5.29 diketahui bahwa skor total adalah 6 dan skor maksimal adalah 6. Persentase kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan RPP adalah 100. Persentase ini menujukan bahwa pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RRP.
b Inti Pembelajaran
Tabel 5.28 Data Observasi Pelakasanaan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model
Penemuan Terbimbing Pada Pertemuan Kedua Bagian Inti Pembelajaran
No Kegiatan
Penilaian Skor
Observer 1
Observer 2
1. Setiap siswa mendapatkan satu bendel lembar
kerja siswa LKS. 1
1 2
2. Siswa membaca LKS yang dibagikan.
1 1
2 3.
Siswa medengarkan penjelasan guru mengenai cara menggunakan LKS.
1 1
2 4.
Dengan LKS, siswa dibimbing guru untuk menentukan rumus sudut-sudut yang berelasi.
1 1
2 Total skor
8 Skor maksimal = 8
Berdasarkan Tabel 5.28 diketahui bahwa skor total adalah 8 dan skor maksimal adalah 8. Persentase kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan RPP adalah 100. Persentase ini menunjukan
bahwa pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RRP. c
Penutup
Tabel 5.29 Data Observasi Pelakasanaan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model
Penemuan Terbimbing Pada Pertemuan Kedua Bagian Penutup No
Kegiatan Penilaian
Skor
Observer 1
Observer 2
1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran yang didapat. 1
1 2
Total skor 2
Skor maksimal = 2 Berdasarkan Tabel 5.29 diketahui bahwa skor total adalah 2
dan skor maksimal adalah 2. Persentase kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP adalah 100. Persentase ini menunjukan
bahwa pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RRP.
G. Efektifitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis kesesuaian penggunaan lembar kerja siswa sebagai media dalam pembelajaran model penemuan terbimbing.
Berikut ini disajikan data pengamatan tentang penggunaan lembar kerja siswa.
1 Penggunaan Lembar Kerja Siswa Pertemuan Pertama
Tabel 5.30 Data Observasi Penggunaan Lembar Kerja Siswa LKS Pada Permbelajaran
Model Penemuan Terbimbing Pertemuan Pertama
No Penggunaan LKS
Penilaian Skor
Observer 1
Observer 2
1. Menimbulkan keaktifan siswa.
1 1
2 2.
Menuntun siswa untuk menenukan konsep. 1
1 2
3. Memfasilitasi interaksi guru-siswa dan siswa-
siswa. 1
1 2
Total skor 6
Skor maksimal = 6 Berdasarkan Tabel 5.30 diketahui bahwa skor maksimal adalah 6
dan total skor adalah 6. Skor total dan skor maksimal sama, hal ini
menujukan bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat menimbulkan keaktifan siswa, menuntun siswa untuk menemukan konsep dan
memfasilitasi interaksi
guru-siswa dan
siswa-siswa. Dalam
pelaksanaanya, keaktifan siswa dapat terwujud ketika siswa belajar aktif untuk menyelesaiakan soal ini secara mandiri maupun dalam kelompok.
Selain itu, keaktifan siswa nampak ketika siswa saling bertanya ke sesama anggota kelompok dan bertanya kepada guru. Contoh pertanyaan siswa
yang muncul dalam pengerjaan LKS pertemuan pertama pada nomer 2 adalah, cara menentukan nilai sinus, cosinus, dan tangen dari 180-p
. Kemudian guru memberi pertanyaan ke siswa, “ Berapa nilai sin p
berdasar LKS nomer 1 ?”, lalu siswa menjawab br. Guru memberi pertanyaan ke siswa lagi, “Apakah yang kalian ketahui tenang b dan r?”
Siswa lain menjawab bahwa b merupakan sisi di hadapan sudut C atau merupakan ordinat dari titik P a,b dan r merupakan sisi miring. Guru
bertanya lagi, “Kemudian, jika pada sudut 180-p titik P di refeksikan
terhadap sumbu- y menjadi P‟-a,b, lalu bagaimana dengan sin 180-
p ?”, lalu siswa menjawab bahwa nilai sin 180-p
adalah ordinat dibagi dengan sisi miring atau br, maka cos180-p
= -ar. Hal ini, mendorong adanya interaksi sosial antara siswa-siswa dan siswa-guru. Penggunaan
LKS menuntun menemukan konsep. Hal ini, terlihat ketika siswa dapat menyimpulkan konsep-konsep tertentu dalam lembar kerja sendiri-sendiri
maupun kelompoknya. Dalam pengerjaan LKS ini, siswa dapat menentukan konsep
nilai perbandingan trigonometri untuk sudut α lancip
dengan 90 – α
dan α dengan – α. Selain itu, siswa dapat menentukan
konsep nilai perbandingan trigonometri untuk sudut α
lancip dengan 180
– α dan sudut α dengan – α.
2 Penggunaan Lembar Kerja Siswa Pertemuan Kedua
Tabel 5.31 Data Observasi Penggunaan Lembar Kerja Siswa LKS Pada Permbelajaran
Model Penemuan Terbimbing Pertemuan Kedua
No Penggunaan LKS
Penilaian Skor
Observer 1
Observer 2
1. Menimbulkan keaktifan siswa.
1 1
2 2.
Menuntun siswa untuk menenukan konsep. 1
1 2
3. Memfasilitasi interaksi guru-siswa dan siswa-
siswa. 1
1 2
Total skor 6
Skor maksimal = 6 Berdasarkan Tabel 5.31 diketahui bahwa skor maksimal adalah 6
dan total skor adalah 6. Skor total dan skor maksimal sama, hal ini menujukan bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat menimbulkan
keaktifan siswa, menuntun siswa untuk menemukan konsep dan memfasilitasi interaksi guru-siswa dan siswa-siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, keaktifan siswa dapat terlihat ketika siswa aktif mengerjakan lembar kerja siswa. Dengan mengerjakan lembar kerja
siswa, siswa juga belajar “menemukan” konsep-konsep trigonomteri. Konsep-konep yang ditemukan siswa adalah konsep nilai perbandingan
trigonometri untuk sudut α lancip
dengan 90 + α dan α dengan
+ α. Konsep nilai perbandingan trigonometri untuk sudut α
lancip dengan
180 + α dan α dengan + α. Konsep nilai perbandingan trigonometri
untuk sudut α lancip dengan 270
- α
dan α dengan - α terletak di
kuadran III. Konsep n ilai perbandingan trigonometri untuk sudut α
dengan 360 - α
dan α dengan 2 – α. Menetukan menentukan nilai perbandingan trigonometri
untuk sudut α dan -
α . Dalam pembelajaran,
siswa tidak sepenuhnya bisa mengerjakan semua pertanyaan yang diberikan, sehingga siswa saling bertanya kepada sesama siswa ataupun
bertanya kepada guru. Contoh hal yang ditanyakan berdasarkan pengerjaan lembar kerja siswa pertemuan ke-2 point 1.B,
“Bagaimana menentukan nilai sinus, kosinus, dan tangen berdasar segitiga siku-siku
PO dan P‟ proyeksi titik P terhadap sumbu-x ?”. Kemudian guru
menjawab dengan cara memberi contoh segitiga siku-siku ABC siku di B dan panjang ruas garis AB = 3 satuan panjang, BC = 4 satuan panjang,
dan CA = 5 satuan panjang. Setelah itu, guru menanyakan ke siswa nilai sin C, siswa menjawab nilai sin C adalah 35. Dengan cara yang sama
pada contoh guru, siswa ditunjukan oleh guru untuk melihat segitiga POP‟. Guru menanyakan ke siswa bahwa jika pada segitiga ABC nilai
sin a = 35, 35 merupakan perbandingan panjang sisi apa saja. Kemudian siswa menjawab bahwa hal itu merupakan perbandingan panjang sisi
yang di hadapan sudut C dan panjang sisi miring. Guru bertanya lagi ke siswa,
“Bagaimana dengan segitiga POP‟?” Jawab siswa, “ Berarti sin p sama dengan panjang sisi di hadapan sudut p dibagi dengan panjang sisi
miring, atau br”. Pada akhirnya, siswa dapat mentukan nilai sinus,