Faktor penentu pembangunan pulau kecil
pulau dan yang terdapat di sekitar pulau seperti ekosistem terumbu karang dan perairan pesisir saling terkait satu sama lain secara erat. Oleh karena
itu, keberhasilan usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan di lahan darat suatu pulau, jika tidak dikelola sesuai prinsip ekologis, dapat
merusakmematikan industri perikanan pantai dan pariwisata bahari di sekitar pulau tersebut.
5 Budaya lokal kepulauan kadang kala bertentangan dengan kegiatan pembangunan. Contohnya, di beberapa pulau kecil budaya yang dibawa
oleh wisatawan asing dianggap tidak sesuai dengan adat atau agama setempat. Ini menjadi kendala tersendiri.
Selain dihadapkan pada masalah karakteristik, pulau-pulau kecil memiliki peluang ekonomi yang terbatas khususnya skala ekonomi economics of scale.
Agar kegiatan ekonomi di pulau-pulau kecil mendapatkan skalanya yang sesuai maka pengembangan sektor perdagangan sangat diperlukan, walaupun tergantung
pula kepada infrastruktur yang ada di pulau-pulau kecil tersebut. Adapun kegiatan ekonomi yang memungkinkan untuk dilakukan di pulau-pulau kecil adalah
kegiatan ekonomi yang terspesialisasi sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Dalam beberapa hal, specialized economy seperti yang terjadi untuk pulau-
pulau kecil berdampak positif, khususnya yang terkait dengan konsep skala ekonomi. Dengan keanekaragaman spesialisasi ekonomi sebuah pulau kecil, maka
semakin meningkat pula tingkat ketahanan ekonomi dari pulau tersebut dari faktor eksternal sepanjang pengelolaan kegiatan ekonomi tersebut memperhitungkan
tingkat daya dukung pulau secara umum Hein, 1990., dalam Adrianto, 2004. Menurut Briguglio 1995, ada beberapa hal yang menjadi ciri keterbatasan
ekonomi wilayah pulau-pulau kecil terkait dengan ukuran fisik smallness, yaitu: 1 Terbatasnya sumber daya alam dan ketergantungan terhadap komponen
impor yang tinggi. 2 Terbatasnya substitusi impor bagi ekonomi pulau.
3 Kecilnya pasar domestik dan ketergantungan terhadap ekspor untuk menggerakkan ekonomi pulau.
4 Ketergantungan terhadap produk-produk dengan tingkat spesialisasi tinggi. 5 Terbatasnya kemampuan untuk mempengaruhi harga lokal.
6 Terbatasnya kemampuan untuk menentukan skala ekonomi. 7 Terbatasnya kompetisi lokal.
8 Persoalan yang terkait dengan administrasi publik. Lebih lanjut Briguglio 1995, mengungkapkan bahwa karakteristik
penting lain dari pulau-pulau kecil yang terkait dengan pengembangan ekonomi wilayah adalah tingkat insularitas. Pulau-pulau kecil memiliki tingkat insularitas
yang tinggi karena sebagian besar jauh dari daratan induknya. Persoalan ekonomi pulau-pulau kecil yang terkait dengan karakteristik insularitas ini terutama yang
terkait dengan persoalan transportasi dan komunikasi, lingkungan ekonomi yang cenderung monopolistik, melimpahnya sumber daya kelautan dan dominasi sektor
jasa. Adapun karakteristik pulau-pulau kecil yang dilihat dari sifat insularitas seperti yang disampaikan oleh Briguglio 1995, yaitu:
1 Biaya transportasi per unit produk. 2 Ketidakpastian suplai.
3 Volume stok yang besar. 4 Ketergantungan terhadap produk-produk dengan tingkat spesialisasi tinggi.
5 Terbatasnya kemampuan untuk mempengaruhi harga lokal. 6 Terbatasnya kemampuan untuk menentukan skala ekonomi.
7 Terbatasnya kompetisi lokal. 8 Persoalan yang terkait dengan administrasi publik.
Berdasarkan UNESCO-MAB Inter Oceanic Workshop on Small Island di Puerto Rico 1986, 20 isi kunci pembangunan pulau-pulau kecil meliputi:
1 Pembangunan yang berkelanjutan. Pulau kecil tidak mampu mengabsorbsi dampak lingkungan dibandingkan
dengan pulau besar continent. Oleh karenanya pemahaman dan implementasi strategi pembangunan yang berkelanjutan merupakan
tantangan utama bagi masyarakat pulau. 2 Keragaman karakteristik pulau-pulau kecil.
Penduduk pulau kecil sangat bervariasi, dari padat sampai hanya dihuni oleh beberapa keluarga. Demikian juga ukuran yang kecil, basis sumber daya
alam terbatas, serta kepekaan terhadap kekeringan dan bencana alam
menyebabkan masalah-masalah pulau kecil muncul dalam bentuk yang ekstrim.
3 Kekhasan perekonomian pulau-pulau kecil. Keterbukaan dan spesialisasi merupakan ciri khusus ekonomi pulau dan
bergantung pada kurs asing dari hasil ekspor hasil pertanian spesifik serta impor barang-barang konsumsi termasuk makanan merupakan kewajiban.
4 Perlunya keterlibatan sektor swasta. Sektor swasta perlu memiliki kontribusi yang besar terhadap kebijakan
pembangunan. Investor lokal, nasional maupun internasional memiliki tanggung jawab utama misalnya dalam pengelolaan limbah, pengawasan
bahan beracun dan konservasi energi. 5 Tingginya distorsi terhadap ekonomi pulau-pulau kecil.
Ekonomi pulau sangat peka terhadap distorsi karena motivasi secara ekonomi dan politik. Signifikansi dan efek distorsi ini tidak selalu diakui
penuh. 6 Keterbatasan transportasi.
Kebanyakan pulau-pulau kecil memiliki masalah transportasi eksternal yang serius. Pada pulau-pulau yang bergugus sering mengalami masalah dalam
mempertahankan pelayanan transportasi dengan kawasan lain. 7 Peka terhadap isu-isu kependudukan.
Pulau-pulau kecil sangat peka terhadap siklus perubahan penduduk yang cepat jauh dari keseimbangan angka kelahiran dan kematian alamiah.
8 Terbatasnya lapangan kerja. Karena jumlah penduduk yang kecil serta kecenderungan migrasi ke pusat-
pusat kegiatan ekonomi maka keseimbangan antara penawaran dan permintaan sumber daya manusia sering menjadi masalah.
9 Pembuatan keputusan. Keterpaduan konsep ilmiah dalam pengelolaan lingkungan pulau-pulau
kecil sering tidak menjadi prioritas politik. Hal ini sebagai akibat dari kurangnya informasi bagi pengambilan keputusan.
10 Sangat mengandalkan sumber daya alam. Sumber daya alam dimana pembangunan yang berkelanjutan merupakan
sektor yang paling peka dari asset suatu pulau. 11 Pola pengelolaan hutan yang spesifik.
Konservasi hutan sangat vital bagi pulau-pulau kecil untuk proteksi sumber air dan sebagai pencegahan terhadap erosi tanah.
12 Pola pemanfaatan lahan yang spesifik. Masalah-masalah penggunaan lahan muncul sebagai akibat dari konflik
antara perubahan dan pembangunan dengan sistem tradisional kepemilikan lahan menyebabkan peningkatan fragmentasi kepemilikan.
13 Keterbatasan sumber daya air tawar. Hanya pada pulau besar dan basah yang memiliki sumber daya air yang
cukup walaupun ada kekeringan pada musim-musim tertentu. 14 Ketergantungan sumber energi dan lain-lain.
Banyak pulau bergantung pada impor bahan bakar minyak walaupun penggunaan kayu terus berlanjut. Energi surya menjadi penting demikian
halnya dengan biogas. 15 Konservasi.
Pulau kecil menjadi tempat yang langka tetapi ekosistemnya peka banyak spesies yang punah akibat kurangnya kebijakan dalam bidang konservasi.
Introduksi spesies luar sering memberikan ancaman terhadap spesies asli. 16 Ekosistem laut dan pesisir.
Garis pantai pulau merupakan bagian yang paling berharga tetapi pengembangan industri dan turisme yang tidak teratur menyebabkan
kerusakan permanen. Pencemaran akibat aktivitas pertambangan dan kehutanan menyebabkan kerusakan yang meluas pada daerah pesisir dan
kehidupan laut. 17 Perikanan.
Perikanan pada pulau kecil kebanyakan berskala kecil. Kegiatan perikanan sering dihadapkan dengan masalah cold storage, pemasaran, alat tangkap
tradisional bahkan kekurangan stok ikan.
18 Pertanian. Sistem pertanian di pulau-pulau kecil berkisar dari yang subsistem sampai
produksi untuk kepentingan ekspor. Jatuhnya permintaan kopra misalnya dapat menciptakan masalah besar pada perekonomian di pulau.
19 Industri. Kecilnya pulau merupakan kendala yang serius dalam pembangunan
industri. 20 Memiliki potensi pariwisata dan jasa lingkungan yang besar.
Iklim dan pantai adalah daya tarik utama pulau terhadap wisatawan akan tetapi memerlukan investasi yang besar untuk pembangunan infrastruktur.