Komponen efektivitas dan dampak pengelolaan kawasan

Penyusunan kriteria untuk penetapan zonasi dilakukan terhadap 5 lima ekosistem utama yakni ekosistem pulau, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang dan ekosistem perairan terbuka. Komponen-komponen dalam penyusunan kriteria meliputi : a Keanekaragaman: jumlah, kepadatan, penyebaran ekosistem dan spesies. b Kekhasan: bentuk, warna, ukuran. c Kelangkaan: jumlah, kepadatan, penyebaran baik ekosistem maupun spesies d Keperwakilan: bentuk,warna, ukuran, penyebaran e Keaslian: bentuk, warna, ukuran, penyebaran. f Kerentanan: mencakup status, karakteristik dan sejarah pulau. g Kependudukan tingkat pemanfaatan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan masyarakat. h Wisatawan: jumlah, tujuan, tingkat persepsi, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. i Sarana dan prasarana: jumlah dan penyebaran j Pengembangan wilayah yang berkaitan dengan penyiapan sumber daya manusia, institusi, peraturan perundang-undangan dan pengembangan kawasan. 1 Tata kelola, yang berkaitan dengan kebijakan perlindungan dan atau normaadat yang mengatur proses-proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan, pelestarian sumber daya alam dan pemanfaatan secara lestari. 3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Sumber daya perikanan

Analisis ekosistem mangrove dilakukan untuk basal area digunakan pendekatan Cintron and Novelli, 1984. Untuk menghitung kerapatan dan dominansi digunakan rumus menurut English et al., 1997. Analisis persen tutupan lamun dilakukan dengan pendekatan Biosonic, 2010, sedangkan kerapatan, frekwensi kehadiran dianalisis menurut Fachrul, 2007. Identifikasi contoh karang akan dilakukan di laboratorium menurut petunjuk; Suharsono 1996 dan Veron 1986. Hasil pengukuran pada masing- masing transek garis, selanjutnya dihitung nilai penutupannya berdasarkan rumus menurut Gomez dan Yap, 1988. Kondisi terumbu karang dinilai dengan mengikuti kriteria yang dikemukakan Wilkinson et. al., 1992. Pendugaan stok ikan melalui metode sensus visual di bawah air dengan menggunakan perhitungan kelimpahan dan total areal transek yang digunakan. Jumlah individu ikan dihitung untuk menduga kelimpahan dengan menggunakan formula menurut Labrosse. at al., 2002. Hasil perhitungan kepadatan ikan yang kemudian diperoleh dan dikonversi ke dalam satuan luas ha untuk mendapatkan gambaran tentang sediaan cadang sumber daya ikan karang di perairan pesisir lokasi penelitian indm 2 x 1000. Untuk menghitung potensi besaran biomass ikan konsumsi perairan karang digunakan nilai konstanta yang direkomendasikan oleh Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan Djamali dan Mubarak, 1999, di mana biomassa tiap individu yang di konsumsi setara dengan 250 gram, selanjutnya dikonversi ke dalam satuan kg atau tonunit area ha. Data hidroakustik diperoleh melalui teknik echo-integration dan pengukuran luas penampang tubuh ikan secara akustik dengan kecepatan pengambilan data 3 kali per detik di sepanjang track pelayaran cruise track. Kepadatan ikan diperoleh dengan formula BioSonics, 2004;2010. 3.4.2 Karakteristik masyarakat perikanan Analisis potensi masyarakat perikanan kawasan mencakup Aspek kependudukan jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persepsi, struktur umur, pendidikan, agama, rasio beban tanggungan dan rasio jenis kelamin. aspek sosial ekonomi mata pencaharian, tingkat pendapatan dan pengeluaran serta sarana dan prasarana perekonomian dan aspek sosial budaya persepsi, struktur sosial, sarana benda dan nilai budaya masyarakat 3.4.3 Kebijakan pembangunan perikanan Data yang terkumpul dari lapangan diinventarisasi dan diklasifikasikan berdasarkan kategori pemenuhan karakteristik data yang sudah ditentukan terlebih dahulu dilakukan editing dan seterusnya ditabulasi berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan. Terhadap hasil tabulasi kemudian dilakukan pengecekan ulang untuk memastikan keakuratan dan kelogisan penyajiannya. Untuk data yang tidak valid dan tidak merepresentasikan keadaan sebenarnya dari responden akan dibuang.