Kebijakan pembangunan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru

e Peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan diimplementasikan secara sinergis lintas sektor, pusat, dan daerah. 2 Tujuan 2: Meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah dengan sasaran: a Terwujudnya iklim investasi dan iklim usaha di bidang kelautan dan perikanan yang kondusif sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan kesempatan kerja yang luas. b Meningkatnya ekspor hasil kelautan dan perikanan yang berdaya saing tinggi dan memberikan kontribusi pendapatan asli daerah dan devisa. c Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat perikanan terutama diprioritaskan terhadap upaya peningkatan kualitas hidup, daya beli masyarakat, serta kesempatan kerja dan berusaha. 3 Tujuan 3: Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan dengan sasaran: a Termanfaatkannya teknologi tepat guna dalam meningkatkan produktivitas sumber daya kelautan dan perikanan. b Meningkatnya daya saing produk hasil perikanan di pasar lokal, nasional maupun global. c Terwujudnya kawasan potensi perikanan menjadi kawasan minapolitan dengan usaha yang memiliki prasyarat yang dapat diterima oleh bank. d Terbangunnya sentra produksi kelautan dan perikanan dengan komoditas unggulan yang menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin. e Terbangunnya sarana dan prasarana kelautan dan perikanan serta tertatanya sistem jaringan transportasi secara terintegrasi. 4 Tujuan 4: Memperluas akses pasar domestik dan internasional dengan sasaran: a Terciptanya jaringan produksi, distribusi dan pemasaran hasil-hasil kelautan dan perikanan yang produktif, efektif dan efisien. b Tersedianya pasar yang mampu memfasilitasi penjualan hasil perikanan dan kelautan. c Berkembangnya kemitraan strategis dalam pengembangan pemasaran hasil-hasil perikanan dan kelautan. 5 Tujuan 5: Melindungi dan memulihkan sumber daya kelautan dan perikanan agar tetap lestari dengan sasaran: a Terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang bertanggung jawab, lestari dan berkelanjutan. b Terselenggaranya sistem pengawasan terpadu dan pengelolaan secara partisipatif. c Meningkatnya upaya mitigasi bencana alam laut serta prakiraan iklim laut. Strategi pembangunan kelautan dan perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2011-2015 sebagai berikut. Dalam upaya mewujudkan misi pertama: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menata kelembagaan bidang kelautan dan perikanan secara terintegrasi, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: 1 Meningkatkan partisipasi lembaga pendidikan formal dan non-formal untuk mencerdaskan dan memahirkan keterampilan masyarakat. 2 Meningkatkan kualitas SDM dan profesionalisme aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. 3 Revitalisasi pendidikan kepelatihan, keahlian, dan keterampilan mengenai budidaya perikanan, penangkapan, pengolahan dan pemasaran serta pembuatan proposal agar secara mandiri dapat berpartisipasi dalam membangun dan mengembangkan usaha kelautan dan perikanan secara produktif. 4 Membangun sistem berbasis data bidang kelautan dan perikanan dalam mendukung implementasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan yang terintegrasi. 5 Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui reformasi birokrasi, sistem informasi terpadu e-goverment, dan penjaminan mutu. 6 Meningkatkan pengawasan publik untuk menjamin akuntabilitas pelayanan publik. 7 Menetapkan regulasi-regulasi ekonomis yang dapat memberikan tingkat kepastian usaha sekaligus memberikan pemihakan yang tepat kepada segenap pelaku UMK nelayan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. 8 Menegakkan hukum secara tegas bagi setiap pelanggar peraturan perundang- undangan yang telah diterbitkan dilandasi oleh tanggung jawab yang menyeluruh untuk kesinambungan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Dalam upaya mewujudkan misi kedua: Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: 1 Menyediakan pelayanan publik berbasis teknologi komunikasi dan informasi yang efektif dan efisien dalam perijinan investasi bidang kelautan dan perikanan. 2 Menciptakan iklim usaha yang kondusif sekaligus menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan UMK bagi masyarakat perikanan secara sistemik, mandiri, dan berkelanjutan. 3 Membangun kawasan khusus untuk mengembangkan industri kelautan dan perikanan di wilayah pulau-pulau kecil potensial atau wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga sehingga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis sumber daya kelautan dan perikanan. 4 Keterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional. 5 Meningkatkan perekonomian masyarakat perikanan berbasis komoditas lokal dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dalam upaya mewujudkan misi ketiga: Mengembangkan usaha perikanan tangkap dan budidaya yang berpihak kepada pemberdayaan nelayan skala kecil untuk menunjang industri perikanan lokal, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: 1 Meningkatkan penguasaan teknologi perikanan untuk sistem akuakultur, penangkapan, pengolahan dan pasca panen, serta teknologi kelautan untuk eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut serta adaptasi perubahan iklim bekerjasama dengan balai-balai pengembangan teknologi perikanan dan kelautan serta perguruan tinggi. 2 Mengembangkan usaha perikanan tangkap secara lestari dan efisien termasuk mengembangkan pemanfaatan sumber daya ikan pada wilayah laut di atas 12 mil ZEEI. 3 Menggalakkan perikanan budidaya yang diarahkan kepada budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 4 Menciptakan klaster industri kelautan dan perikanan berbasis usaha kecil menengah nelayan. 5 Menciptakan sistem penjaminan secara finansial terhadap operasional kegiatan usaha ekonomi produktif yang dijalankan oleh UMK nelayan. 6 Membentuk dan memperkuat lembaga keuangan mikro yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan nelayan setempat. 7 menyediakan bantuan teknis dan pendampingan secara manajerial guna meningkatkan status usaha UMK agar layak sekaligus memiliki prasyarat yang dapat diterima oleh bank dalam jangka panjang. 8 Mengembangkan investasi untuk membangun sarana dan prasarana kelautan dan perikanan serta menyediakan transportasi untuk mendukung jalur distribusi yang berwawasan lingkungan. Dalam upaya mewujudkan misi keempat: Memperluas akses pasar domestik dan internasional, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: 1 Melibatkan masyarakat lokal untuk meningkatkan promosi dan pemasaran komoditas kelautan dan perikanan. 2 Mengembangkan kerjasama usaha antar daerah, pusat, dan internasional melalui promosi secara nasional dan internasional 3 Memperluas pasar komoditas kelautan dan perikanan secara terpadu dengan industri pengolahannya yang berbasis klaster industri yang berkelanjutan. 4 Meningkatkan dan melakukan positioning merek produk-produk kelautan dan perikanan untuk meningkatkan nilai tawar dan menciptakan persepsi konsumen bahwa produk-produk kelautan dan perikanan Kabupaten Kepulauan Aru berkualitas tinggi. 5 menciptakan segmen-segmen pasar yang spesifik dan produk-produk kelautan dan perikanan yang berkarakter kuat dan unik. Dalam upaya mewujudkan misi kelima: Meningkatkan sistem pengawasan yang terpadu dan partisipatif terhadap pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: 1 Menciptakan pengelolaan kelautan dan perikanan secara terpadu yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha menuju ke arah pembangunan berkelanjutan. 2 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengamanan dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. 3 Menerapkan antisipasi, mitigasi, dan penanggulangan adaptasi teknologi bencana alat laut dan membangun kemampuan prediksi dan penyampaian informasi iklim laut. 2 Program dan kegiatan pembangunan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. Strategi dan Arah kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2010-2014 akan diimplementasikan ke dalam program, pendanaan indikatif, dan indikator kinerja sebagai berikut: Misi pertama : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menata kelembagaan bidang kelautan dan perikanan secara terintegrasi. 1. Program pelayanan administrasi perkantoran dengan kegiatan yaitu: a. Penyediaan jasa surat menyurat; b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; c. Penyediaan jasa kebersihan kantor, bahan dan alat pembersih; d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja; e. Penyediaan alat tulis kantor; f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan; g. Penyediaan komponen instalasi listrikpenerangan bangunan kantor; h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor: i. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan; j. Penyediaan bahan logistik kantor; k. Penyediaan makanan dan minuman; l. Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasitekniskeamanan; m. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah; 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan yaitu: a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor b. Pengadaan perlengkapan komputer; c. Pemeliharaan rutinberkala gedung kantor; d. Pemeliharaan rutinberkala kendaraan dinasoperasional; e. Pemeliharaan rutinberkala mebeler; f. Pemeliharaan rutinberkala alat-alat studio dan komunikasi; g. Rehabilitasi sedangberat rumah gedung kantor. 3. Program peningkatan disiplin aparatur dengan kegiatan: a. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; b. Penggunaan absen dengan sidik jari finger tip 4. Program peningkatan kapasitas SDM dengan kegiatan: a. Pendidikan dan pelatihan teknis; b. Pendidikan tugas belajar; Misi kedua : Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah. 1 Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program ini bertujuan untuk meningkatkan usaha-usaha ekonomi produktif perikanan masyarakat pesisir dengan sasaran berkurangnya separu jumlah masyarakat pesisir yang mempunyai pendapatan 1 US dolar per hari sebagaimana diamanatkan dalam kesepakatan MDGs. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir. b Pembangunan stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk nelayan. c Pengembangan kedai pesisir. d Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Budaya, Pelaku Usaha Perikanan dan Masyarakat Pesisir. e Peningkatan perlindungan terhadap nelayan dan pembudidaya ikan dan persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil. 2 Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan Program ini ditujukan untuk merevitalisasi sistem penyuluhan perikanan dan kelautan kepada masyarakat dengan sasaran tersedianya sistem penyuluhan perikanan dan kelautan yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Kajian sistem penyuluhan perikanan. b Pengembangan kapasitas tenaga penyuluh dan kelembagaan penyuluhan perikanan dan kelautan. c Pengembangan sistem penyuluhan untuk mendukung industrialisasi perikanan. 3 Program peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumbangan sektor kelautan dan perikanan bagi pertumbuhan ekonomi daerah secara ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan sasaran meningkatnya produksi perikanan, meningkatnya realisasi investasi bidang kelautan dan perikanan, serta meningkatnya ekspor hasil perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Pemberdayaan kelompok produktif pembudidaya ikan dan nelayan. b Pemerataan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat pesisir dan tenaga kerja perikanan dan kelautan. c Pengembangan pola kemitraan antara pembudidaya ikannelayan dengan pengusaha. d Pemberian jaminan harga ikan, diversifikasi teknologi dan usaha, serta perbaikan infrastruktur. e Pemberian jaminan harga ikan, diversifikasi teknologi dan usaha, serta perbaikan infrastruktur. f Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan kegiatan kelautan dan perikanan. Misi ketiga : Mengembangkan usaha perikanan tangkap dan budidaya yang berpihak kepada pemberdayaan nelayan skala kecil untuk menunjang industri perikanan lokal, terdiri dari : 1 Program pengembangan perikanan tangkap Program ini bertujuan untuk meningkatkan usaha perikanan tangkap dalam rangka peningkatan produksi perikanan dengan sasaran peningkatan produksi dan produktivitas perikanan tangkap untuk kesejahteraan masyarakat nelayan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap. b Pembangunan tempat pelelangan ikan. c Pengembangan lembaga usaha perdagangan perikanan tangkap. d Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan. e Pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan. f Pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib, dan berkelanjutan. g Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil. 2 Program pengembangan budidaya perikanan Tujuan program ini untuk mendorong peningkatan usaha budidaya perikanan dalam rangka peningkatan produksi perikanan dengan sasaran penataan usaha budidaya untuk peningkatan produksi perikanan volume dan nilai. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Pengembangan bibit ikan unggul. b Pendampingan kelompok perikanan budidaya. c Pengembangan sistem produksi perikanan. d Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan. e Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan. f Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan. 3 Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau, dan air tawar Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, pelaksanaan proses produksi, pengolahan dan pemasaran hasil serta pengelolaan lingkungan dalam suatu sistem yang mapan dengan sasaran mewujudkan sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Kajian kawasan budidaya laut, air payau, dan air tawar. b Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau, dan air tawar. c Realisasi kawasan dan sentra budidaya laut, air payau, dan air tawar dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kabupaten. Misi keempat : Meningkatkan nilai tambah produk perikanan yang berdaya saing melalui penerapan teknologi dan terciptanya sistem pemasaran terpadu. 1 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan dengan tetap memelihara dan melestarikan sumber daya perikanan dan kelautan dan ekosistem laut meningkatnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, nilai tambah produk perikanan, investasi, serta meningkatnya distribusi dan akses pemasaran hasil perikanan dengan sasaran meningkatnya hasil pasca pengolahan hasil ikan guna memenuhi standar ekspor, meningkatnya volume dan nilai ekspor hasil perikanan serta meningkatnya volume produk olahan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Revitalisasi industri pengolahan hasil perikanan. b Fasilitasi Pengembangan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. c Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Sistem Usaha dan Investasi Perikanan d Pemberdayaan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. e Bimbingan usaha mikro, kecil, dan menengah perikanan. f Pembinaan dan pengembangan jaringan usaha dan pemasaran hasil perikanan. g Pengembangan pemasaran dalam dan luar negeri serta ekspor hasil perikanan. h Peningkatan mutu dan pengembangan pengolahan hasil perikanan. i Pengembangan Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan SPAKU. j Pengembangan depo ikan segar atau pasar ikan higienis. 2 Program penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan. Tujuan program ini adalah menyiapkan ilmu, pengetahuan dan teknologi sebagai basis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran termanfaatkannya Iptek hasil penelitian dan pengembangan oleh para pemangku kepentingan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan tangkap dan budidaya. b Penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan. c Penelitian dan pengembangan IPTEK kewilayahan, dinamika dan sumber daya non hayati pesisir dan laut. d Penelitian dan pengembangan IPTEK pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan. e Penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Misi kelima : Meningkatkan sistem pengawasan yang terpadu dan partisipatif terhadap pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, terdiri dari : 1 Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan. Tujuan program ini meningkatkan pengawasan kegiatan ekonomi pesisir dengan melibatkan masyarakat pesisir melalui patroli keamanan wilayah laut dan pesisir berbasis masyarakat Siswasmas dengan sasaran terciptanya kegiatan penangkapan dan pengangkutan ikan serta pembudidayaan yang bertanggung jawab dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Pembentukan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumber daya kelautan, perikanan serta pulau-pulau kecil. b Pengembangan Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD. c Penerapan monitoring, controlling and surveillancevessel monitoring system MCSVMS. d Operasi pengawasan dan pengendalian sumber daya perikanan dengan sistem pemantauan dan pemeriksaan dokumen perijinan usaha perikanan secara rutin dan terpadu dengan instansi lain. e Pengendalian dan peningkatan pelayanan perijinan usaha perikanan. f Peningkatan peran serta masyarakat lokal terhadap daerah perlindungan laut. g Pengembangan konservasi laut dan rehabilitasi ekosistem yang rusak seperti terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun dan estuaria. 2 Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pengelolaan sumber daya laut Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran hukum bagi masyarakat serta menegakkan hukum secara tegas dan transparan dalam pengelolaan sumber daya laut secara berdaya guna dan berhasil guna dengan sasaran menurunnya kegiatan ilegal dan merusak di wilayah laut dan pesisir. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Penyuluhan hukum dalam pendayagunaan sumber daya laut. b Pengembangan budaya tertib hukum bidang kelautan dan perikanan. c Peningkatan dan pengembangan sarana pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. d Pengawasan dan penegakkan hukum eksploitasi sumber daya perikanan dan kelautan. e Pengendalian dan penindakan illegal fishing. 3 Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut. Tujuan program ini meningkatkan sistem mitigasi bencana dalam memberdayakan masyarakat untuk penanggulangan dini terhadap bencana alam laut dan prakiraan iklim laut dengan sasaran meningkatkan upaya antisipasi dan penanganan dampak bencana alam serta menurunnya kerusakan sumber daya kelautan dan perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Kajian mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut. b Peningkatan keselamatan, mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim. c Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana alam laut. 4 Program peningkatan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada masyarakat Tujuan program ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan potensi kelautan sasaran memelihara potensi dan lingkungan kelautan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Penyuluhan budaya kelautan. b Pemberian apresiasi kepada kelompok masyarakat, pemerintah, dan media massa yang mengembangkan kelautan dan perikanan. 5 Program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara lestari dengan sasaran peningkatan persentase pendayagunaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a Pengelolaan dan pengembangan konservasi kawasan dan jenis. b Penataan ruang dan perencanaan pengelolaan wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil c Pendayagunaan pesisir dan lautan. d Pendayagunaan pulau-pulau kecil. e Pelayanan usaha dan pemberdayaan masyarakat. f Peningkatan kemitraan dalam pengelolaan SD laut, pesisir dan pulau- pulau kecil Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan program dan kegiatan ditemukan sebanyak 73 program yang dikelompok atas 5 kebijakan diantaranya kebijakan yang menjawab persoalan sosial sebanyak 32 program, kebijakan bagi kepentingan pembangunan ekonomi masyarakat kawasan sebanyak 33 program, kegiatan untuk perbaikan lingkungan serta pembangunan fisik sebanyak 19 program dan untuk kepentingan politik dan hukum masing-masing sebanyak 4 dan 10 program Gambar 57. Gambar 57 Programkegiatan pembangunan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru yang ditetapkan A, dan implementasi di kawasan konservasi Aru Tenggara B. Berdasarkan pengelompokan tersebut, dari 73 program yang diimplementasikan pada kawasan konservasi Aru Tenggara untuk mendukung upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang sosial sebanyak 10 14 program; dalam bidang ekonomi sebanyak 6 8,2 program, untuk kepentingan perbaikan lingkungan dan atau pembangunan fisik sebanyak 1 1,3 program sedangkan untuk pengawasan dan pastian hukum atas berbagai pelanggaran yang terjadi di kawasan sebanyak 4 5,5 program, sehingga total program yang terimplementasi pada kawasan konservasi Aru Tenggara sebanyak 21 28,77 dari total kebijakan yang dicanangkan pemerintah kabupaten dalam pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Aru. Jika dikaji dari sisi jarak kawasan dengan ibukota kabupaten, maka kawasan konservasi Aru Tenggara merupakan kawasan terjauh dan terisolir dari berbagai aktivitas perkembangan, apalagi jika disandingkan dengan kondisi musim yang sangat tidak bersahabat baik pada musim Timur maupun Barat, dimana kawasan ini sulit untuk dijangkau. Di tetapkan A Di implementasikan B Dengan melihat keberadaan ini, sudah selayaknya kebijakan ke kawasan ini lebih diutamakan kepada dukungan transportasi yang cukup baik bagi akses distribusi orang dan barang dari dan ke Ibukota Kabupaten.

6.3.4 Implikasi kebijakan pembangunan perikanan di kawasan Konservasi

Aru Tenggara Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru dominan menempati wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, hal ini juga sama terjadi pada masyarakat di kawasan konservasi Aru Tenggara. Kendala bagi masyarakat di kawasan adalah kendala musimcuaca, keadaan fisik alam lokasi pemukiman yang banyak berbukit batu, serta kondisi pulau-pulau kecil yang terbatas wilayah daratan sebagai wilayah ekonomi dalam menunjang aktivitas perekonomian dan minimnya sarana transportasi membuat minimnya aksesibilitas antara masyarakat di pulau-pulau kecil dengan pusat-pusat pertumbuhan atau kemajuan, baik ke kota kecamatan maupun kabupaten, dan provinsi, telah menjadi faktor determinan penyebab ketertinggalan mereka. Masarakat di kawasan boleh dikatakan jauh dari perhatian pemerintah sehingga kurang mendapat sentuhan kebijakan pembangunan yang belum pro pada pembangunan masyarakat kawasan, kerena dihantui semacam asumsi bahwa pembangunan kawasan membutuhkan biaya tinggi serta terbatasnya areal darat untuk mengakomodasi kegiatan pembangunan, memiliki jumlah penduduk yang terbatas serta sumber daya alam kecil kandungannya dalam menunjang pembangunan nasional secara makro. Terbatasnya sarana transportasi perhubungan antarpulau membuat mereka terbatas dalam akses komunikasi, modal, jasa, informasi, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya Gambar 58. Jadi, faktor penyebab keterbelakangan dan kemiskinan untuk masyarakat di kawasan banyak ditentukan oleh kemiskinan akses yang sangat menonjol. Kondisi geografis kawasan serta keterbatasan akses masyarakatnya, telah menjadi 2 dua lipatan faktor pelemah yang determinan double weakness factors , dalam menentukan nilai tukar masyarakat kawasan, sehingga begitu kuat memberikan tekanan dalam kehidupan masyarakat. Artinya, kondisi geografis kewilayahan serta keterbatasan akses itu sendiri, telah memicu ekonomi biaya tinggi high social cost and financial cost yang harus ditanggung oleh masyarakat, sementara di sisi lain, kenyataan tersebut telah pula menjadi faktor determinan yang melemahkan nilai tukar masyarakat, di mana harga jasa maupun harga barang produk lokal dari masyarakat kurang memiliki nilai tukar sehingga begitu rendah dan kurang dihargai. Gambar 58 Kerangka masalah kebijakan perikanan di kawasan konservasi Aru Tenggara Sebagai konsekwensinya, jika peningkatan biaya terjadi pada sektor pendanaan pendidikan formal anak maka tentu saja terjadi pengurangan dalam pembiayaan jenis kebutuhan yang lain, karena pendapatan masyarakat dari sektor ekonomi tidaklah tetap dan hanya bersifat musiman saja. Akibatnya, mereka banyak terjebak dalam sistem ijon dan pola patriakhi yang sangat mendeterminasi kehidupan sosial perekonomiannya. Hal itu begitu menggejala kuat saat mereka Kondisi eksisting kawasan HubungaanPengaruh menghadapi musim panceklik, serta musim berombak yang membuat kondisi alam perairan kepulauan begitu sulit dilayari atau musim perpindahan tahun pengajaran dimana anak-anak mereka harus membutuhkan biaya dan peralatan sekolah. Selain hidup pada pesisir dan pulau-pulau kecil, masyarakat kawasan juga dikenal sebagai masyarakat beranda depan kawasan perbatasan antara Indonesia dan Australia. Umumnya pulau-pulau perbatasan di wilayah Maluku adalah tipe pulau-pulau kecil, dengan komposisi sosial sebagai masyarakat pesisir dengan jumlah populasi yang terbatas serta berjauhan dari pulau lainnya. Sebagai masyarakat pulau-pulau kecil yang tinggal di perbatasan negara tetangga dan terluar jauh dari pusat kekuasaan negaranya sendiri, membuat mereka, selain tidak nyaman dalam kehidupan karena begitu rentan terhadap gangguan keamanan dan aktivitas perekonomian, juga tekanan ekonomi biaya tinggi dan terbatas dari akses dengan pusat-pusat pertumbuhan atau kemajuan, baik ke kota kecamatan maupun kabupaten, dan provinsi di dalam negeri. Hal mana telah menjadi faktor determinan penyebab kemiskinan pada masyarakat pulau-pulau terluar atau perbatasan. Permasalahan sumber daya dan karakteristik masyarakat perikanan yang telah dijelaskan baik pada bab karakteristik sumber daya perikanan maupun pada bab karakteristik masyarakat perikanan, menunjukkan bahwa masyarakat dan lingkungan masih sangat kurang mendapatkan sentuhan kebijakan, sehingga implikasinya adalah terjadinya tekanan dalam masyarakat karena kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan upaya masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dengan segala cara melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Akibat dari hal tersebut terjadi penurunan sumber daya dan degradasi ekosistem pada kawasan konservasi Aru Tenggara. Implikasi pengelolaan yang dipikirkan dapat menjawab permasalahan tersebut telah digambarkan dalam diagram umpan balik causal loop, dimana hendaknya kebijakan pemerintah pada kawasan ini dilakukan melalui dua pendekatan yakni pendekatan sebagai masyarakat yang hidup di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan pendekatan yang menjadikan masyarakat kawasan sebagai masyarakat penerima tamu beranda depan antar negara Indoensia dan Australia, sehingga konsep pengembangan harus didasarkan atas 1 peningkatan ekonomi masyarakat, 2 pemenuhan kebutuhan dasar, 3 pembukaan akses pendidikan, kesehatan, penerangan dan transportasi serta pasar dan 4 penguatan kapasitas masyarakat untuk mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi Gambar 59. Jika kebijakan pemerintah diarahkan pada ketersediaan akses pendidikan, kesehatan dan penerangan, maka akan berpengaruhi terhadap pengeluaran masyarakat terhadap biaya pendidikan dan kesehatan serta penerangan yang tinggi, sehingga uang yang ada dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Penyediaan sarana transportasi barang dan orang, penyiapan depot BBM, dan pemberian modal usaha, maka masyarakat akan memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi yang dapat dijual ke pasar baik untuk pasar di tingkat kecamatan maupun kabupaten, sehingga akan mampu meningkatkan harga jual yang sekaligus berpengaruh pada peningkatan pendapatan, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat dibelanjai dan tekanan masyarakat akan menurun baik terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan ekologi kawasan R19. Jika pemerintah menetapkan kebijakan harga pembelian produk perikanan masyarakat, maka masyarakat akan lebih mudah menjual hasil di kawasan dengan harga standar yang telah ditetapkan dan tidak memerlukan biaya transportasi yang mahal untuk menjual hasil produksinya di kecamatan atau kabupaten. Hal lain yang perlu dilakukan bagi masyarakat adalah peningkatan kapasitas masyarakat baik untuk warga masyarakat maupun tokoh masyarakat, sehingga para tokoh masyarakat memiliki kapasitas yang kuat untuk mampu memberikan keputusan-keputusan bijak mengatasi permasalahan masyarakat maupun lingkungannya B4. Kemampuan tokoh masyarakat ini akan memberikan sumbangsi yang sangat besar dalam mendukung berbagai bentuk kebijakan pengelolaan lingkungan maupun sumber daya di kawasan konservasi Aru Tenggara. Diagram umpan balik ini akan disempurnakan melalui penetapan zonasi kawasan yang dikaji pada bab 8, sehingga kebijakan penetapan zonasi akan memberikan penambahan ruang bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya di kawasan secara lestari.