JASA KUSTODIAN CUSTODIAL SERVICES

NO P Q R S TUV NWR Q R X QW Y Q Z Q [ \ ] O PS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012, 2011 AND 2010 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Lampiran – 5102 – Schedule 45. SEGMEN OPERASI lanjutan

45. OPERATING SEGMENTS continued Segmen geografis

Geographical segment 2010 Jawa Barat Jakarta Lainnya Eliminasi Jumlah West Java Jakarta Others Elimination Total Penghasilan bunga-bersih 171,795 46,654 44,483 - 262,932 Net interest income Pembentukan cadangan Allowance for kerugian penurunan nilai impairment losses on atas aset keuangan dan financial and non- non keuangan 11,120 9,231 2,269 - 22,620 financial assets Pendapatan operasional lainnya 16,314 3,910 1,000 - 21,224 Other operating income Beban tenaga kerja 52,721 9,615 9,675 - 72,011 Personnel expense General and administrative Beban umum dan administrasi 71,719 20,747 13,150 - 105,616 expenses Laba operasional bersih 52,549 10,971 20,389 - 83,909 Net operating income Pendapatan dan beban Income and expenses bukan operasional 2,293 158 170 - 2,305 from non operations Income before Laba sebelum pajak penghasilan 50,256 11,129 20,219 - 81,604 income tax Beban pajak penghasilan 21,663 - - - 21,663 Income tax expense Laba bersih 28,593 11,129 20,219 - 59,941 Net income Jumlah aset 2,056,289 1,270,969 390,770 472,266 3,245,762 Total assets Jumlah liabilitas 1,697,849 1,239,114 387,491 472,266 2,852,188 Total liabilities 46. MANAJEMEN RISIKO 46. RISK MANAGEMENT Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, Bank senantiasa dihadapkan pada berbagai risiko finansial maupun risiko non-finansial. Perkembangan bisnis yang pesat pada lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan risiko kegiatan gusaha bank semakin kompleks sehingga Bank harus mampu menerapkan manajemen risiko yang baik agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan akan sangat mendukung Bank untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati. Prinsip-prinsip manajemen risiko tersebut pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang penerapannya diarahkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 521DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. In conducting its function as a financial intermediary institution, the Bank always faces financial and non- financial risks. The rapid development in banking business externally and internally have resulted in a more complex risk for banks which forces the Bank implement a proper risk management to adapt with the banking business. Therefore, the risk management principle implemented will highly support the Bank to operate in a prudent manner. The risk management principles have become a standard for banking industry which implementation is regulated by Bank Indonesia through BI regulation No. 58PBI2003 dated 19 May 2003 amended by BI regulation No. 1125PBI2009 dated 1 July 2009 concerning “Application of Risk Management for Commercial Bank” and BI Circular Letter No. 521DPNP dated 29 September 2003 concerning the implementation of “Risk Management for Commercial Bank”. _` a b c d efg _hc b c i bh j b k b l m n o ` ad CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012, 2011 AND 2010 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Lampiran – 5103 – Schedule 46. MANAJEMEN RISIKO lanjutan

46. RISK MANAGEMENT continued

Risiko kredit Credit risk Risiko kredit merupakan potensi kerugian yang terjadi disebabkan oleh kegagalan debitur maupun pihak lawan counterparty dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank terutama aktivitas perkreditan dan aktivitas tresuri baik yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Credit risk represents a potential loss arising from the failure of a debtor or a counterparty to fulfil their contractual obligation to the Bank. The credit risk could incur from several functional activities of the Bank particularly credit and treasury activities including those recorded in the banking book or trading book. Manajemen risiko kredit diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit yang berprinsip kehati-hatian prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan NPL, serta mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. Oleh karena itu, Bank Saudara menetapkan kebijakan dan pedoman tertulis yang mencakup Kebijakan Perkreditan Bank, Kebijakan Pelaksanaan Perkreditan, Kebijakan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kebijakan Surat Berharga dan Kebijakan Interbank Money Market Credit risk management is mainly to improve the balance of credit expansion and the prudent credit management that could mitigate the risk of the deterioration of loan quality or loans become non- performing loan, and to optimise the use of capital allocated for the credit risk. Therefore, the Bank sets a written policy and procedure which includes the Bank’s Credit Policy, Credit Implementation Policy, Non performing Loans Settlement Policy, Marketable Securities Policy, and Interbank Money Market Policy. Faktor utama yang berperan dalam pengendalian dan mengurangi risiko kredit adalah kemampuan satuan kerja perkreditan dalam membuat analisa kredit, sehingga pada akhirnya tercapai suatu keseimbangan antara pengelolaan risiko dengan pengembangan bisnis. Dalam penyaluran kredit Bank menentukan besaran maksimum angsuran kredit yang didasari atas kemampuan debitur. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portofolio dan risiko kredit merupakan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko. The main factor that controls and reduces credit risk is the ability of the credit unit to analyse the credit, which results in a balance between the credit risk and business development consideration. The Bank also set a maximum loan instalment based on the debtor’s capacity. At the same time, portfolio management and credit risk is the responsibility of the Risk Management Committee. i Pengukuran risiko kredit i Credit risk measurement Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan estimasi kerugian saat debitur kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajibannya dan estimasi kerugian atas kewajiban debitur yang telah wanprestasi. Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, secara rutin Bank melakukan analisa terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur. In determining the estimation of credit risk, the Bank considers the loss estimation when the debtor may not fulfil its obligation and loss estimation when the debtor has failed to pay. To manage and monitor the risk in loan disbursement, the Bank performs analysis of its loan portfolio on regular basis based on business segments and loan quality of its debtors.