149 dalam buku perlu dikaji terlebih dahulu disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan kedalaman dan manfaat materi yang dipelajari.
Seperti yang disampaikan M. Hosnan 2014: 139 bahwa guru yang profesioanal selalu mempertimbangakan bagaimana agar
materi yang disampaikan berjalan sesuai rencana dan tujuan pembelajaran. Guru harus mengorganisasikan materi pembelajaran
yang disajikan dengan baik. Bagaimanapun pemilihan materi akan menentukan keberhasilan proses belajar megajar. Materi yang
dianggap kurang menarik dapat disajikan dengan lebih menarik.
c. Alokasi Waktu Belajar
Banyaknya materi dan juga aktivitas belajar yang dituntut tidak pas dengan alokasi waktu yang digunakan. Akhirnya banyak
aktivitas belajar yang tidak tercapai. Pendidik menjadi kurang leluasa dalam menciptkan metode-metode pembelajaran yang
inovatif. Pendidik seharusnya bisa memanfaatkan waktu dan jadwal yang ada dengan baik serta disesuaikan dengan aktivitas belajar yang
dibutuhkan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Implementasi Kurikulum 2013 dalam M. Hosnan 2014: 106 menguraikan dalam kegiatan belajar mengajar terdapat sejumlah hal
yang mungkin dilakukan guru dalam mewujudkan gagasan dan perilaku kreatif dalam pemanfaatan waktu pembelajaran. Guru perlu
150 mengkaji kembali rencana pembelajaran dan susun pembagian waktu
yang tepat, tentukan bila perlu penggunaan tambahan waktu belajar, dan mengidentifikasi permasalahan dan hambatan.
d. Format Penilaian
Format penilaian dirasa masih rumit dan membingungkan meskipun dari sekolah sudah menyediakan aplikasi yang lebih
memudahkan pendidik
dalam membuat
format penilaian.
Ketidakpahaman pendidik
dengan format
penilaian akan
mengganggu proses pembelajaran, karena fokus pendidik dalam memberikan pembelajaran bagaimanapun juga akan terbagi sehingga
proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Pendidik harus paham dengan format penilaian yang digunakan.
Karakteristik penilaian dalam Kurikulum 2013 menurut M. Hosnan 2014: 423, yaitu:
1 Belajar Tuntas. Untuk kompetensi pada kategori
pengetahuan dan keterampilan, peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2 Autentik. Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang
diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakuakn peserta didik.
151 3 Berkesinambungan.
Tujuannya untuk
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar
peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan. 4 Berdasarkan acuan kriteria. Kemampuan peserta didik
tidak dibandingkan
dengan kelompoknya,
tetapi dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan.
5 Menggunakan teknik penilaian bervariasi. Penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
152
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan model pembelajaran konstruktivistik dalam Kurikulum 2013 di SD
Muhammadiyah Condongcatur maka dapat ditarik suatu kesimpulan, sebagai berikut:
1. Pelaksanaan model pembelajaran konstruktivistik dalam Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah Condongcatur meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti yang mencakup kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan, dan kegiatan penutup pembelajaran.
Pada kegiatan pendahuluan, pendidik memantapkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan
materi baru yang akan dipelajari. Kegiatan inti mengarah pada student centered learning melalui berbagai aktivitas belajar seperti; mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan hasil belajar serta memberikan
program pengayaan. 2. Kendala
yang terjadi
pada pelaksanaan
model pembelajaran
konstruktivistik dalam Kurikulum 2013 dapat digolongkan menjadi kendala kultural dan kendala struktural. Kendala kultural terdapat pada
proses pembelajaran, peran peserta didik, peran pendidik, sarana belajar dan evaluasi belajar. Sedangkan kendala struktural terdapat pada tugas