39 1 mengobservasi, 2 menyusun interpretasi, 3 kontekstualisasi,
4 masa belajar keahlian kognitif, yaitu melakukan observasi, interpretasi, dan kontekstualisasi dengan menggunakan permainan,
guru memberikan contoh membaca, menonton permainan, atau memberikan penjelasan, 5 kolaborasi, 6 interpretasi ganda, yaitu
interpretasi setelah berkolaborasi, dan 7 manifestasi ganda, yaitu memperoleh kemampuan berdasarkan interpretasi sebelumnya.
M. Hosnan 2014: 39 menguraikan bahwa aktivitas pembelajaran
yang dilaksanakan dalam Kurikulum 2013 meliputi:
a. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran
Dalam kegiatan
pendahuluan, ada
yang harus
diperhatikan oleh pendidik yaitu dengan menyiapkan peserta didik secara psikis, fisik, dan mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan diperlajari, menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyampaikan cakupan materi
kegiatan sesuai dengan silabus.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran.
40 1. Mengamati Observing
Kegiatan pertama pada pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran mengamati observing. Metode
observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli
dalam rangka membelajarakan peserta didik yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Peserta
didik akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang fenomena dan rahasia alam
yang senantiasa menantang. Metode ini mengedepankan pengamatan langsung objek yang akan dipelajari sehingga
peserta didik mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat
perkembangan peserta didik. Kemudian hasil analisis digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi
peserta didik. Menurut Novan Ardy 2013: 169, ketika peserta
menerima pesan dengan segala aktivitas indrawinya, mereka memproses dan menerima lebih dari 100 juta bit
data per detik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Menurut Hamzah dan Nurdin
2013: 40, panca indera peserta didik akan menyerap berbagai hal-hal yang terjadi disekitar dengan merekam,
41 mencatat, dan mengingat. Dengan metode observasi
peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Kegiatan
mengamati dalam
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor
81A Tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan; melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan melihat, membaca, mendengar hal yang
penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian,
dan mencari informasi. 2. Menanya Questioning
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar
dengan baik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik haruslah santun. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
42 pembelajar yang baik. Menanya mempunyai beberapa
fungsi yaitu: a Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik tentang suatu tema atau topic pembelajaran.
b Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari
dan untuk dirinya sendiri. c Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. d Menstrukturkan
tugas-tugas dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan
sikap, keterampilan,
dan pemahamannya
atas substansi pembelajaran yang diberikan.
e Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi
jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
f Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir,
dan menarik kesimpulan. g Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi
dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya
43 kosa kata, serta mengembangkan toleransi solusi
dalam hidup berkelompok. h Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan
cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang muncul tiba-tiba.
i Melatih kesantunan
dalam berbicara
dan membangkitkan kemampuan beremapati satu sama
lain. Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Adapun
kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat. 3. Mencoba Experimenting
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan
44 percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Eveline Siregar dan Hartini 2010: 108 menyatakan bahwa peserta didik dibina untuk memiliki
keterampilan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimannya pada hal-hal atau
masalah yang baru dihadapinya. Dengan demikian peserta didik mampu belajar mandiri.
Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, aktivitas
mencoba atau
mengumpulkan informasi
dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek kejadian, aktivitas
wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan
sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat. 4. Menalar Associating
Istialah menalar
dalam kerangka
proses pembelajaran
dalam Kurikulum
2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan
45 situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan “mengasosiasi mengolah informasi
menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas
dari hasil
kegiatan mengumpulkan eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan ini
dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun
kompetensi yang
diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
46 kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan. 5. Membentuk Jejaring Networking
Membentuk jejaring yang dimaksud sama dengan pembelajaran
kolaboratif. Kolaboratif
esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interkasi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk
memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Pada
pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih
aktif. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara ini akan tumbuh rasa aman, sehingga
memungkinkan pesert didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
Kegiatan membuat
jejaring atau
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor
81A Tahun
2013, adalah
menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
47 lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi
yang diharapkan
dalam kegiatan
ini adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Teguh Suyitno dalam bdksemarang.kemenag.go.id 07 Februari 2015 menyatakan bahwa kegiatan belajarnya
adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya. Pada tahapan ini peserta didik mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari
sementara peserta didik lain menanggapi. Tanggapan siswa lain biasa berupa pertanyaan, sanggahan, atau
dukungan tentang materi presentasi.
c. Kegiatan Penutup Pembelajaran