Metode Langsung ةقيرطلا Metode Pembelajaran Bahasa Arab

1 Walaupun tanpa terjemahan atau bahasa siswa, bahasa asing dapat secara langsung diajarkan dengan pengungkapan makna melalui peragaan. 2 Sejak awal siswa diajarkan untuk berpikir menurut bahasa asing yang diajarkan secara spontan. Belajar bahasa dimulai dengan ―di sini dan sekarangǁ here and now , menggunakan objek-objek yang ada di kelas dan tindakan-tindakan sederhana. Akhirnya bila siswa sudah belajar bahasa secara mencukupi, pelajaran bergerak kearah situasi dan setting umum tertentu. 3 Pelajaran menggunakan Metode Langsung biasanya berkembang di seputar gambar-gambar yang tersusun yang melukiskan kehidupan di mana bahasa target digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Gambar-gambar tersebut memungkinkan guru tidak menggunakan terjemahan, yang sama sekali dilarang di dalam kelas. Makna kosakata baru diberikan melalui penjelasan dalam bahasa target paraphrase atau dengan gerakan. 4 Dari permulaan pembelajaran, siswa mendengar kalimat-kalimat lengkap bermakna dalam wacana sederhana, yang sering mengambil bentuk tanya jawab secara bergantian. 5 Pelafalan yang benar, merupakan perhatian penting dalam metode ini, dan tekanan diletakkan pada pengembangan pelafalan yang tepat dari permulaan pembelajaran. Notasi fonetik sering digunakan untuk memperoleh tujuan ini. 6 Aturan gramatika tidak secara eksplisit diajarkan; mereka berasumsi bahwa hal tersebut dapat dipelajari siswa secara tidak langsung melalui latihan. Siswa dimotivasi untuk membuat generalisasi sendiri tentang gramatika melalui metode induktif . Gramatika diajarkan secara eksplisit menggunakan bahasa target apabila kemampuan siswa sudah memungkinkan untuk itu. 7 Tujuan-tujuan membaca juga diperkaya pemahaman ―langsungǁ dari teks tanpa menggunakan kamus atau terjemahan.

c. Metode Audio-Lingual ةقيرطلا ةيعمسلا ةيھفشلا

Metode ini muncul karena terlalu lama waktu yang ditempuhdalam belajar bahasa target. Padahal untuk kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat misalnya kunjungan, diplomasi, dan sebagainya. Metode ini sangat mengutamakan drill pengulangan. Bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata dan pelatihan pola kalimat berkali-kali secara intensif. Guru dalam metode ini dapat memaksa siswa untuk mengulang hingga siswa tidak lagi dapat mengulangi kesalahannya. Pengajaran bahasa yang didasarkan pada munculnya metode ini berjalan di atas premis-premis berikut: 1 Bahasa secara primer adalah suatu fenomena lisan. Bahasa tulisan merupakan representasi sekunder dari ujaran. 2 Linguistik menyangkut studi tentang pola-pola yang berulangulang dari bahasa. 3 Fokus utama dari studi adalah fonologi dan morfologi. 4 Bahasa diperoleh melalui belajar berlebihan overlearning dari pola-polanya. 5 Semua penutur asli mempelajari bahasa secara lisan sebelum belajar membaca. Oleh karena itu, bahasa asing atau bahasa kedua akan diajarkan dalam urutan yang alamiah: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. 6 Dalam pembelajaran bahasa, seorang siswa akan mulai dengan pola-pola bahasa daripada belajar kaidah-kaidah gramatikal secara deduktif.

d. Metode Komunikatif لا

ةقيرط ةيلاصتإا Metode komunikatif Comunicative Language TeachingCLT adalah pengajaran bahasa yang dilandasi oleh teori komunikatif atau fungsi bahasa seperti yang dikemukakan oleh Wilkins, Widowson, Candlin, Cristopher Brumfit dan ahli lainnya Junaidi,1996. Tujuan pengajaran metode ini adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pembelajaran keempat keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang saling berkaitan antara bahasa dan komunikasi. Richards dan Rodgers 1986 menyatakan bahwa walaupun CLT tidak menuntut suatu teori khusus dari pembelajaran bahasa sebagai dasarnya, terdapat beberapa premis teoretis tentang metode ini: 1 Prinsip Komunikasi. Aktivitas yang mencakup komunikasi dapat meningkatkan pembelajaran bahasa. 2 Prinsip Tugas. Aktivitas yang mencakup pelaksanaan tugastugas dunia nyata dapat meningkatkan pembelajaran bahasa.