c. Penyempurnaan pola pikir d. Penguatan tata kelola kurikulum
e. Penguatan materi Kurikulum 2013 dikembangkan untuk merespon dua tantangan di atas. Tantangan internal
antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan lain terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif yang berlimpah sebagai upaya untuk menjadikan mereka sebagai
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan. Sedangkan tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan sembilan pola pikir sebagai berikut:
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; b. Pola pembelajaran satu arah interaksi guru-peserta didik menjadi pembelajaran
interaktif interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber media lainnya;
c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet; d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains; e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasis tim;
f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan users dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal monodiscipline menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak multidisciplines; dan i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Penguatan tata kelola kurikulum dikuatkan dengan tiga penguatan tata kelola sebagai berikut:
a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader; dan
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
Penguatan materi pada kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memperdalam dan memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara operasional penguatan
materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
2. Standar Kompetensi Lulusan SKL, Kompetensi Inti KI, dan Kompetensi Dasar
KD
a. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud di atas, kemudian ditetapkan
berdasarkan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013. Setelah menjalani proses pembelajaran secara integral, lulusan Madrasah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut:
1
Lulusan Madrasah Ibtidaiyah
DI MENSI KUALI FI KASI KEMAMPUAN
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
2 Lulusan Madrasah Tsanawiyah
DI MENSI KUALI FI KASI KEMAMPUAN
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis.
3 Lulusan Madrasah Aliyah
DI MENSI KUALI FI KASI KEMAMPUAN
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
b. Kompetensi Inti Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program. Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai pada
kompetensi lulusan jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai pada jenjang Madrasah Aliyah. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga
memiliki multidimensi. Pada ranah sikap, Kompetensi Inti dipecah menjadi dua sikap: pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta
didik yang beriman dan bertakwa; kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran
berbagai kompetensi dasar dari sejumlah Mata pelajaran yang relevan. Tiap Mata pelajaran