Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab

Senada dengan hal tersebut, Arsyad menyebutkan bahwa ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, di antaranya adalah: Azhar, 1997:73 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan secara umum, mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif. 2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya dalam film dan grafik, memerlukan simbol dan kode yang berbeda, karenanya memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. 3. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal akan memakan waktu lama untuk memproduksinya. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. 4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun medianya, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. 5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan seterusnya. 6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

5.8 Prosedur Pemilihan Media

Dalam prosedur pemilihan media, Anderson lebih menitikberatkan pemilihan media yang didasarkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembanagn instruksional. Ia membagi media menjadi 10 kelompok, diantaranya adalah media audio, media cetak, media visual dan lain-lain. Prosedur pemilihannya dimulai dari informasi atau pesan yang akan disampaikan bersifat instruksional apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar media atau sarana mengajar peraga. Selanjutnya menentukan strategi instruksional, apakah ingin memberikan pengalaman belajar sikap, keterampilan fisik, atau kognitif. Asnawir dan M. Basyaruddin Usman, 2002: 129 Prosedur lain sebagaimana dikemukakan oleh Wilbur Schramm 1977 yang lebih menitik-beratkan pada keseuaian media yang akan digunakan dengan tingkat kesulitan pengendaliannya oleh pemakai. Asnawir dan M. Basyaruddin Usman, 2002: 129 Sedangkan Sadiman 1996: 86-87 menuturkan bahwa ada beberapa model dalam prosedur pemilihan media, diantaranya adalah: 1. Model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan. Model flowchart ini dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media rancangan. 2. Model matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi. Model matriks ini lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan. 3. Model checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Model checklist ini lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihamn media jadi.

5.9 Karakteristik Umum Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely 1971 dalam Azhar Arsyad 1997: 11-14, ciri-ciri media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Ciri fiksatif. Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Dengan ciri fiksatif ini, media dapat berupa suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pda satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. 2. Ciri manipulatif. Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit, misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu. Manipulasi kejadian atau obyek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif ini memerlukan perhatian sungguh-sungguh. Oleh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagain-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran.