Pentingnya PTK Konsep Dasar PTK

beberapa ahli penelitian sebagai berikut: Suyanto 2002:3 menyatakan bahwa “1 PTK menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme pengajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas; 2 PTK membuat pengajar dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan dalam kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi benar-benar permasalahan aktual; 3 PTK tidak membuat pengajar meninggalkan tugasnya, karena secara integrasi kegiatan penelitian dapat dilakukan; 4 PTK mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek, untuk itu seorang pengajar harus banyak membaca agar memiliki teori yang dapat dengan tepat digunakan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapinya”. Dengan demikian, manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan PTK ini adalah dapat menekan biaya yang sekecil mungkin dalam melakukan penelitian dalam bidang pendidikan, karena dengan PTK tidak memerlukan sampel dalam jumlah besar, analisis data dilakukan secara kualitatif, dan guru sebagai peneliti juga bertindak sebagai instrumen dalam pengumpul data; sehingga diperlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan penelitian formal lainnya. Dari sisi IPTEKS, kegiatan ini mampu menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan guru. Dengan demikian guru mampu mengembangkan potensi diri dan melakukan inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, sehingga diharapkan ditemukan metode-metode dan strategi pembelajaran yang lebih baik. Tujuan penting lainnya adalah: 1 meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah SDMI, SMPMTs, SMAMA dan SMK bahkan di perguruan tinggi; 2 membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas; 3 meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; 4 menumbuh- kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK FIP, STKIP, FKIP, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable; 5 meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya di sekolahmadrasah dalam melakukan PTK; dan 6 meningkatkan kerjasama profesional di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolahmadrasah dan LPTK.

c. Bidang Kajian PTK

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini merupakan masalah atau problem pembelajaran yang dirasakan oleh guru atau siswa pada umumnya, bukan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh siswa secara pribadi. Beberapa contoh masalah yang dapat dikaji melalui penelitian antara lain sebagaimana dituangkan dalam Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research Tahun Anggaran 2005 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2004 adalah 1 masalah belajar siswa di sekolah termasuk di dalam tema ini, antara lain: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi ; 2 desain dan strategi pembelajaran di kelas termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa; 3 alat bantu, media dan sumber belajar termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalamluar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat; 4 sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi, 5 pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya termasuk dalam tema ini antara lain: peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik- peserta didik dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri peserta didik; 6 masalah kurikulum termasuk dalam tema ini antara lain: implementasi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar. Dengan demikian output atau luaran umum yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah sebuah peningkatan atau perbaikan improvement and theraphy, berupa: 1 peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah; 2 peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di Kelas; 3 peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya; 4 peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa; 5 peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di sekolahmadrasah; dan 6 peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolahmadrasah.

2. Prinsip PTK

Suharsimi Arikunto, dkk Suharsimi Arikunto, dkk. 2008:6-9 mengemukakan 5 prinsip PTK, yaitu:

a. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin

PTK dilakukan oleh guru tanpa mengubah situasi. Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu PTK tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. Dengan demikian, PTK ini harus terkait dengan profesi guru, jika dilakukan oleh guru; terkait dengan tugas kepala sekolah, jika dilakukan oleh kepala sekolah; atau terkait dengan pengawas, jika dilakukan oleh pengawas.

b. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja

PTK didasarkan atas sebuah filosofis bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Jadi, PTK sifatnya dinamis, yaitu adanya perubahan. Juga PTK dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Guru melakukan PTK karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan sesudah itu tentunya ingin melakukan perbaikan. Adapun topik pokok bahasan dalam PTK biasanya menyangkut strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah kegiatan uji coba.

c. SWOT sebagai Dasar Berpijak

PTK harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas unsure-unsur S- Strength kekuatan, W-Weaknesses kelemahan, O-Opportunity kesempatan, T- Threat ancaman. Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Kekuatan strength dan kelemahan weaknesses yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diindentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain. Dua unsure yang lain, yaitu kesempatan opportunity dan ancaman threat, diidentifikasi