4. Maslahat Tambahan
Salah satu komponen penghasilan yang diberikan kepada guru dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah
pemberian maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi Pasal 15 ayat 1. Maslahat tambahan
merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk
memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1 Undang-undang Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh guru dari pemerintah danatau pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 19 ayat 2,
dimana pemerintah danatau pemerintah daerah menjamin terwujudnya maslahat tambahan bagi guru. Tujuan pemberian maslahat tambahan ini adalah untuk : 1 memberikan penghargaan
terhadap prestasi, dedikasi, dan keteladanan guru dalam melaksanakan tugas; 2 memberikan penghargaan kepada guru sebelum purna tugas terhadap pengabdiannya dalam dunia
pendidikan; dan 3 memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih baik dan bermutu kepada putraputri guru yang memiliki prestasi tinggi. Dengan demikian,
pemberian maslahat tambahan akan bermanfaat untuk: i mengangkat citra, harkat, dan martabat profesi guru; 2 memberikan rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang
profesi guru; 3 merangsang guru untuk tetap memiliki komitmen yang konsisten terhadap profesi guru hingga akhir masa bhakti; dan 4 meningkatnya motivasi guru dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional. Latihan dan Renungan
1.
Apa yang dimaksud dengan perlindungan hukum bagi guru, dan berikan contohnya?
2.
Apa yang dimaksud dengan perlindungan profesi bagi guru, dan berikan contohnya?
3.
Apa yang dimaksud dengan perlindungan K3 bagi guru, dan berikan contohnya?
4.
Apa yang dimaksud dengan perlindungan HaKI bagi guru, dan berikan contohnya?
5.
Sebutkan beberapa jenis penghargaan yang diberikan kepada guru
6.
Sebutkan beberara jenis tunjangan yang diterima oleh guru
7.
Apa yang dimaksud dengan pemberian kesejahteraan dan penghargaan kepada guru atas dasar prestasi kerja?
8.
Sebutkan beberapa alasan, mengapa guru yang bertugas di Daerah KhususTerpencil perlu diberi tunjangan khusus?
6.
Etika Profesi 6.1.
Profesi Guru sebagai Panggilan Jiwa Sebelum era sekarang, telah lama profesi guru di Indonesia dipersepsi oleh
masyarakat sebagai “profesi kelas dua”. Idealnya, pilihan seseorang untuk menjadi guru adalah “panggilan jiwa” untuk memberikan pengabdian pada sesama manusia
dengan mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar-mengajar serta pemberian bimbingan dan pengarahan kepada siswa
agar mencapai kedewasaan masing-masing. Dalam kenyataannya, menjadi guru tidak cukup sekadar untuk memenuhi panggilan jiwa, tetapi juga memerlukan seperangkat
keterampilan dan kemampuan khusus.
Guru adalah profesi yang terhormat. Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills 1966 mengatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan
kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani atau
memberikan advis pada orang lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
Guru profesional memiliki arena khusus untuk berbagi minat, tujuan, dan nilai-nilai profesional serta kemanusiaan mereka. Dengan sikap dan sifat semacam
itu, guru profesional memiliki kemampuan melakukan profesionalisasi secara terus-menerus, memotivasi-diri, mendisiplinkan dan meregulasi diri,
mengevaluasi-diri, kesadaran-diri, mengembangkan-diri, berempati, menjalin hubungan yang efektif. Guru profesional adalah pembelajar sejati dan menjunjung
tinggi kode etik dalam bekerja. Menurut Danim 2010 secara akademik guru profesional bercirikan seperti berikut ini.
1.
Mumpuni kemampuan profesionalnya dan siap diuji atas kemampuannya itu.
2.
Memiliki kemampuan berintegrasi antarguru dan kelompok lain yang “seprofesi” dengan mereka melalui kontrak dan aliansi sosial.
3.
Melepaskan diri dari belenggu kekuasaan birokrasi, tanpa menghilangkan makna etika kerja dan tata santun berhubunngan dengan atasannya.
4.
Memiliki rencana dan program pribadi untuk meningkatkan kompetensi, dan gemar melibatkan diri secara individual atau kelompok seminat untuk
merangsang pertumbuhan diri.
5.
Berani dan mampu memberikan masukan kepada semua pihak dalam rangka perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan
kebijakan bidang pendidikan.
6.
Siap bekerja secara tanpa diatur, karena sudah bisa mengatur dan mendisiplinkan dirinya.
7.
Siap bekerja tanpa diseru atau diancam, karena sudah bisa memotivasi dan mengatur dirinya.
8.
Secara rutin melakukan evaluasi-diri untuk mendapatkan umpan balik demi perbaikan-diri.
9.
Memiliki empati yang kuat.
10.
Mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa, kolega, komunitas SekolahMadrasah, dan masyarakat.
11.
Men unjung tinggi etika kerja dan kaidah-kaidah hubungan kerja.
12.
Men unjung tinggi Kode Etik organisasi tempatnya bernaung.
13.
Memiliki kesetiaan loyalty dan kepercayaan trust, dalam makna tersebut mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
14.
Adanya kebebasan diri dalam beraktualisasi melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.
Dari sisi pandang lain, dapat dijelaskan bahwa suatu profesi mempunyai seperangkat elemen inti yang membedakannya dengan pekerjaan lainnya. Seseorang
penyandang profesi dapat disebut profesional manakala elemen-elemen inti itu sudah