Prinsip-prinsip Pengembangan Bahan Ajar

1 Prinsip kebermaknaan. Ini berarti bahwa setiap bentuk bahasa yang disajikan harus jelas konteksnya, partisipannya, atau situasinya. 2 Prinsip pemakaian bahasa bukan pengetahuan bahasa. Oleh karena itu bahan ajar berupa unsur bahasa mufradat, qawaid harus tidak terpisah dengan konteks kalimat atau wacana, karena tujuannya bukan hanya untuk memahami mufradat atau kaidah melainkan menggunakannya dalam ungkapan komunikatif. 3 Prinsip kemenarikan bahan ajar. Dalam hal ini harus diperhatikan variasi bahan, minat dan kebutuhan pelajar. Ahmad Fuad Effendi, 2005: 66 Sementara faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan materi ajar bahasa Arab, yaitu: 1. Isi bahan ajar yang berhubungan dengan validitas atau kebenaran isi secara keilmuan. 2. Ketepatan cakupan yang berkaitan dengan isi bahan ajar dari sisi keluasan dan kedalaman isi. 3. Ketercernaan materi yang meliputi pemaparan yang logis, penyajian materi yang runtut, ada contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman, alat bantu yang memudahkan, format yang tertib dan konsisten, dan penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar. 4. Penggunaan bahasa. 5. Pengemasan. 6. Ilustari, dan 7. Kelengkapan komponen meliputi komponen utama, pelengkap dan evaluasi hasil belajar. H. Abdul Hamid dkk, 2008: 102-110

c. Bahan Ajar Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa

Pendekatan dijadikan pijakan dalam membuat desain yang berisi: tujuan pengajaran, pemilihan dan pengorganisasian bahan ajar, jenis kegiatan belajar mengajar, peran murid, peran pengajar, dan peran bahan ajar. Mukhshon Nawawi, 2010: 107 Bahan ajar komunikatif berbeda dengan bahan ajar yang berdasarkan metode Audiolingual. Perbedaan itu terletak pada pemilihan bahan ajar dan cara penyusunannya. Pemilihan bahan ajar untuk metode Audiolingual berdasarkan hasil analisisi konstraktif. Sedangkan pemilihan bahan ajar komunikatif berdasarkan kebutuhan pembelajar, karena melihat dari aspek latar belakang belajar bahasa asing dan motivasi yang ada dalam diri mereka. Subiyakto dalam Fuad Effendi mengklasifikasi bahan ajar pendekatan Komunikatif menjadi tiga: 1 bahan ajar yang berdasarkan teks, yaitu buku-buku pelajaran yang ditulis untuk menunjang keterampilan komunikatif pelajar, 2 bahan ajar yang berdasarkan tugas, ialah melibatkan permainan, simulasi, tugas-tugas wawancara, peran-peraga, dan sebagainya, dan 3 bahan ajar yang berdasarkan bahan otentik yang diambil dari surat kabar, majalah, buku, siaran radio dan televisi, berbagai macam kartu, tiket, menu, surat, pamflet, dan sebagainya. Ahmad Fuad Effendi, 2005: 66 Azies dan Alwasilah mengatakan bahwa ada tiga jenis utama bahan ajar yang banyak digunakan di dalam pengajaran bahasa komunikatif, yaitu 1 Bahan ajar Tekstual, seperti buku Communicate 1979 karangan Morrow dan Johnson, misalnya, yang tidak memiliki satu pun dialog, pengulangan, atau pola kalimat seperti biasanya. 2 Bahan ajar tugas, yaitu bahan ajar yang berisi permainan, simulasi, dan aktivitas berdasarkan tugas yang telah disiapkan untuk menunjang pengaran bahasa komunikatif. Dan 3 Realia, yaitu bahan-bahan ”otentik”, ”dari kehidupan” dalam ruang kelas. Misalnya bersumber dari majalah iklan, surat kabar; atau sumber-sumber visual dan grafis. Furqanul Azies dan A. Caedar Alwasilah, 2000: 75-76 dan Richard Rodger, 1992: 79-80 Sementara itu Nawawi memaparkan peran bahan ajar dalam metodologi pengajaran bahasa komunikatif yaitu: 1 bahan ajar akan fokus pada kemampuan komunikatif meliputi interpretasi, ekspresi, dan negoisasi; 2 bahan ajar akan fokus pada pertukaran informasi yang bisa dipahami, relevan, dan menarik, tidak sekedar menyajikan bentuk- bentuk gramatika; dan 3 bahan ajar akan terdiri atas berbagai jenis teks dan media yang dapat digunakan pembelajar guna mengembangkan kompetensi komunikatifnya melalui beragam kegiatan dan penugasan. Mukhshon Nawawi, 2010: 116-117 Sementara itu Thu’aimah dan al-Naqah mengatakan bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang mengarahkan kompetensi bahasa siswa kepada kompetensi komunikatif sesuai dengan kondisi. Terkadang di antara siswa ada yang sudah punya pengalaman terdahulu terhadap bahasa, terkadang pula tujuan belajar bahasa di antara mereka berbeda satu dengan yang lain. Juga kemampuan dan motivasi mereka yang berbeda. Itulah beberapa variabel yang dijadikan acuan dalam pembuatan bahan ajar. Dengan demikian pembuatan bahan ajar tersebut berdasarkan analisis yang mendalam terhadap kebutuhan para pembelajar. Thu’aimah dan al-Naqah, 2006: 75 Adapun tujuan analisis kebutuhan yang dilakukan dalam pembuatan bahan ajar adalah: 1 untuk menentukan kemampuan bahasa yang dibutuhkan oleh pelajar untuk melakukan peran tertentu. 2 Untuk membantu menentukan peran yang digunakan terhadap pemenuhan kebutuhan siswa yang bergabung dengan program ini.