Metode Tata Bahasa - Terjemahan ةقيرط دعاوقلا و ةمحرتلا

dianggap telah memiliki kompetensi berbahasa, bila sudah mampu menerjemahkan teks dengan baik. 4 Bahasa ibu dan bahasa target dibandingkan secara terus menerus. Tujuan pembelajarannya adalah mampu menerjemahkan dari bahasa ibu ke bahasa target atau sebaliknya. 5 Kesempatan latihan menyimak dan berbicara sangat sedikit kecuali dalam membaca teks dan kalimat-kalimat secara bersuara. Karena metode ini terfokus pada keterampilan membaca dan menerjemah, waktu banyak dihabiskan untuk membicarakan tentang bahasa, dan hampir tidak ada waktu untuk berbicara dalam bahasa target.

b. Metode Langsung ةقيرطلا

لا رشا م Setelah sekian lama digunakan di sekolah-sekolah, pada pertengahan abad ke-19 metode qawaid-terjemah mendapat tentangan dan penolakan dari sejumlah ahli bahasa yang berpendapat bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam berkomunikasi. Kemudian dari pandangan tersebut menghasilkan sebuah metode baru, yakni metode langsung atau direct method . Pendukung Metode ―aktifǁ ini percaya bahwa siswa belajar mengerti suatu bahasa dengan intensitas yang tinggi dalam mendengar bahasa tersebut. Mereka belajar berbicara melalui berbicara, khususnya jika berbicara diasosiasikan secara terus menerus dengan tindakan yang pantas. Metode ini didasarkan secara esensial pada cara anak kecil belajar bahasa ibu pertama mereka: bahasa dipelajari melalui asosiasi langsung kata dan frasa dengan objek dan tindakan tanpa menggunakan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar intervening variable. Berbagai metode oral dan alamiah telah bekembang sejak versi abad 20 dari metode ini. Metode langsung atau direct method adalah metode pembelajaran bahasa asing di mana selama pembelajaran berlangsung, guru menggunakan bahasa asing yang diajarkan dan bahasa siswa tidak boleh digunakan. Orientasi pada metode ini adalah penggunaan bahasa asing yang diajarkan di kelas. Metode ini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Walaupun tanpa terjemahan atau bahasa siswa, bahasa asing dapat secara langsung diajarkan dengan pengungkapan makna melalui peragaan. 2 Sejak awal siswa diajarkan untuk berpikir menurut bahasa asing yang diajarkan secara spontan. Belajar bahasa dimulai dengan ―di sini dan sekarangǁ here and now , menggunakan objek-objek yang ada di kelas dan tindakan-tindakan sederhana. Akhirnya bila siswa sudah belajar bahasa secara mencukupi, pelajaran bergerak kearah situasi dan setting umum tertentu. 3 Pelajaran menggunakan Metode Langsung biasanya berkembang di seputar gambar-gambar yang tersusun yang melukiskan kehidupan di mana bahasa target digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Gambar-gambar tersebut memungkinkan guru tidak menggunakan terjemahan, yang sama sekali dilarang di dalam kelas. Makna kosakata baru diberikan melalui penjelasan dalam bahasa target paraphrase atau dengan gerakan. 4 Dari permulaan pembelajaran, siswa mendengar kalimat-kalimat lengkap bermakna dalam wacana sederhana, yang sering mengambil bentuk tanya jawab secara bergantian. 5 Pelafalan yang benar, merupakan perhatian penting dalam metode ini, dan tekanan diletakkan pada pengembangan pelafalan yang tepat dari permulaan pembelajaran. Notasi fonetik sering digunakan untuk memperoleh tujuan ini. 6 Aturan gramatika tidak secara eksplisit diajarkan; mereka berasumsi bahwa hal tersebut dapat dipelajari siswa secara tidak langsung melalui latihan. Siswa dimotivasi untuk membuat generalisasi sendiri tentang gramatika melalui metode induktif . Gramatika diajarkan secara eksplisit menggunakan bahasa target apabila kemampuan siswa sudah memungkinkan untuk itu. 7 Tujuan-tujuan membaca juga diperkaya pemahaman ―langsungǁ dari teks tanpa menggunakan kamus atau terjemahan.

c. Metode Audio-Lingual ةقيرطلا ةيعمسلا ةيھفشلا

Metode ini muncul karena terlalu lama waktu yang ditempuhdalam belajar bahasa target. Padahal untuk kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat misalnya kunjungan, diplomasi, dan sebagainya. Metode ini sangat mengutamakan