Latar Belakang Kemitraan Bidan dan Dukun

101 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman 2. Sosialisasi Lintas ProgramLintas Sektoral dengan melibatkan masyarakat atau MSF kabupaten 3. Pembekalan teknis pelaksanaan program kemitraan Bidan dengan Dukun 4. Membantu Puskesmas menyusun MoU bersama masyarakat atau MSF dengan melihat dari praktek baik dari daerah lain. c Pertemuan dengan dukun dan bidan yang dihadiri oleh MSF yang tujuannya penyampaian maksud kemitraan. Pada sesi ini disepakati juga draft kerjasama yang meliputi hak dan kewajiban masing-masing minimum berisi: 1. Mekanisme rujukan informasi ibu hamil 2. Mekanisme rujukan kasus persalinan 3. Mekanisme pembagian biaya persalinan atau insentif lain 4. Jadwal pertemuan rutin bidan dengan dukun 5. Mekanisme pengaduan dan penanganan complaint diantara kedua belah pihak 6. Hak dan kewajiban sesuai dengan masa kehamilan dan persalinan.

i. Kehamilan:

1. Menganjurkanmerujuk ibu hamil untuk periksa kehamilan sesuai dengan usia kehamilan 2. Memberi penyuluhan tentang pentingnya imunisasi, gizi, perawatan payudara, IMD dan ASI eksklusif. ii. Persalinan: 1. Mengantar ibu yang mau bersalin kepada bidan 2. Memanggil bidan bila ibu melahirkan di rumah 3. Mendampingi bidan ketika ibu bersalin 4. Merawat bayi setelah IMD ketika bidan merawat ibu. iii. Nifas: 1. Menganjurkan ibu untuk tetap makan bergizi 2. Merawat ibu agar tetap menjaga kebersihan; 3. Menjaga ibu agar tetap memberi ASI kepada bayi 4. Mencegah pemberian yang bukan anjuran bidan pada tali pusat bayi 5. Memberitahukan segera kepada bidan bila ada perdarahan dan bayi sesak. d Penandatanganan kesepakatan atau MoU Kemitraan Bidan dan Dukun yang mencantumkan tentang kewajiban, tanggungjawab, dan hak masing-masing yang bermitra. Penandatanganan ini disaksikan oleh MSF, tokoh masyarakat, kepala desa, dan dinas kesehatan. Penandatanganan MoU bagi daerah yang belum mempunyai MoU, atau merevitalisasi kembali MoU bagi daerah yang telah mempunyai MoU kemitraan bidan dan dukun dengan melibatkan masyarakat dan stakeholder lain. Lampiran A - Uraian Substansi 102 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman e Pelaksanaan kesepakatan. 1. Sosialisasi Lintas ProgramLintas Sektoral dengan melibatkan masyarakat atau MSF kepada DPRD Dapil, Bappeda, KUA, Camat, Muspika, Kepala Desa, Bidan Desa, TP-PKK Kecamatan dan Desa, kader kesehatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan LSM. 2. Dukun dan bidan dapat berjalan sesuai dengan MoU. f Penyusunan rencana kerja puskesmas dan dinas kesehatan sesuai jadwal monitoring dan evaluasi.

5.3 Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menilai apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dibuat, yang hasilnya merupakan input untuk langkah perbaikan dan perencanaan periode berikutnya. a Pemantauan dilaksanakan secara periodik 3 bulan sekali dengan melibatkan masyarakat, dengan indikator: • Keterlibatan dukun dalam menolong persalinan. Dukun juga mencatat setiap rujukan kepada bidan sebagai akuntabilitas dari perjanjian yang ada. • Pelaksanaan pemberian insentif material dan non material. Pemberian insentif yang material harus dapat dipertanggungjawabkan seperti kuitansi pemberian. • Interaksi antara bidan dan dukun agar hubungannya tetap baik. b Evaluasi dilakukan oleh puskesmas bersama MSF baik semesteran maupun tahunan, dengan indikator: • Persentase dukun yang bermitra • Cakupan persalinan di tenaga kesehatan di suatu wilayah • Prosentase rujukan ibu hamil oleh dukun. • Penyebab dukun yang bermitra masih menolong persalinan; • Kelancaran pembayaran kepada dukun oleh bidan. • Peran aktif dari kepala desa • Kendala dari sisi masyarakat, puskesmas, dukun dan bidan dalam implementasi kemitraan bidan dan dukun. c Hasil monitoring dan evaluasi dilaporkan berjenjang kepada pengelola program KIA di puskesmas dan selanjutnya ke dinas kesehatan, serta kepada masyarakat dan MSF.