Dinas Kesehatan Puskesmas Bidan Bidan KoordinatorPembina wilayah

103 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman a Formulir monitoring No Aspek yang dipantau Hasil pemantauan Rencana tindak lanjut 1 Keterlibatan dukun dalam menolong persalinan 2 Pelaksanaan pemberian insentif materil dan non material 3 Interaksi antara bidan dan dukun 4 Frekuensi pertemuan rutin bidan dengan dukun 5 Pelaksanaan sistem rujukan 6 Keluhan yang mungkin ada diantara kedua belah pihak 7 Keterlibatan masyarakat dalam kemitraan bidan dan dukun 8 .................................... b Formulir evaluasi No Aspek yang dievaluasi Hasil Evaluasi Rekomendasi 1 Persentase dukun yang bermitra 2 Cakupan Linakes di suatu wilayah 3 Persentase rujukan bumil oleh dukun 4 ........................... 5 ............................

5.4 Contoh Formulir Monitoring

Lampiran A - Uraian Substansi 104 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman Contoh Praktek Baik

1. Kota Probolinggo

Proses Kemitraan Bidan dan Dukun di Kota Probolinggo dilakukan dengan tahapan: 1. Masing-masing kelompok bidan dan kelompok dukun melakukan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemitraan yang ada 2. Dilakukan konirmasi hasil analisis SWOT dengan kelompok lain hasil analisis SWOT oleh kelompok bidan dikonirmasikan ke dukun, demikian juga sebaliknya 3. Dilakukan kompilasi hasil terbaik untuk merumuskan pola kemitraan yang saling menguntungkan sesuai dengan kondisi lokal 4. Disusun draft nota kesepakatan MoU 5. Asistensi draft MoU dengan perwakilan kelompok dukun. Insentif bagi dukun diwujudkan dalam bentuk: 1. Pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga inti dukun khusus untuk pelayanan kesehatan dasar 2. Dukun yang merujuk ibu bersalin mendapatkan insentif dari bidan atau sumber yang disepakati oleh MSF dan Puskesmas.

2. Puskesmas Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara

Proses Kemitraan Bidan dan Dukun di Puskesmas Sukamaju di Kabupaten Luwu Utara dilakukan dengan tahapan: 1. Masing-masing kelompok bidan dan kelompok dukun melakukan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemitraan yang ada 2. Dilakukan konirmasi hasil analisis dengan kelompok lain 3. Dilakukan kompilasi hasil terbaik untuk merumuskan pola kemitraan yang saling menguntungkan sesuai dengan kondisi lokal 4. Disusun draf nota kesepakatan MoU dengan keterlibatan dukun 5. Dicetak foto-foto bidan dan dukun untuk menempel di dinding ruang KIA untuk memperlihat sistem kemitraan bidan dan dukun kepada pasien. Insentif bagi dukun diwujudkan dalam bentuk: 1. Dukun yang merujuk ibu bersalin mendapatkan insentif dari Puskesmas sekitar Rp. 50.000 per rujukan. 2. Dukun diperbolehkan masuk ruang bersalin dengan ibu bersalin untuk memberikan dukungan non-medis. Capaian: 1. Jumlah persalinan ditolong oleh dukun telah turun sejak adanya MoU Kemitraan Bidan dan