199
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
b Penentuan prioritas masalah dan analisis penyebab masalah
• Jawaban ‘tidak’ pada tabel di atas menunjukkan adanya masalah pada aspek
tersebut. • Dari beberapa masalah yang ditemukan,
temukan mana yang paling mudah diselesaikan.
• Sesuai dengan hasil prioritas masalah, lakukan diskusi untuk mencari akar
masalahnya dengan pertanyaan mengapa. “Mengapa hal tersebut terjadi?”
c Penyusunan Alternatif Pemecahan Masalah
• Susunlah alternatif pemecahan masalah berdasarkan temuan akar masalah.
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: “Bagaimana cara mengatasinya?”.
• Proses penyusunan alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan melibatkan
stakeholder terkait, terutama masyarakat MSF.
• Beberapa alternatif pemecahan yang ada, dibahas untuk memperoleh upaya yang
paling tepat untuk mengatasi masalah dengan melibatkan sumber daya yang
ada baik lintas programlintas sektor dan masyarakat multi aktor.
• Prioritas pemecahan yang dipilih hendaknya dapat diterima oleh masyarakat dan
puskesmas, serta yang memiliki dampak lebih efektif dan eisien bagi penyelesaian
masalah.
d Penyusunan rencana kerja POA=Plan of Action
• Berdasarkan prioritas pemecahan yang dipilih, susun rencana kerja.
• Beberapa pertanyaan yang harus dijawab adalah:
− Apa bentuk kegiatannya? − Apa tujuannya?
− Siapa sasarannya? − Bagaimana metode atau pendekatan
yang tepat?
− Berapa dana yang dibutuhkan? − Bagaimana jadwal kegiatannya?
− Siapa yang akan mengerjakan? − Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
2. Tahap Pelaksanaan
Penggerakan dan pelaksanaan: merupakan upaya yang dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan
yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilakukan adalah implementasi dari kegiatan terpilih.
Mekanisme penggerakan dan pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Menggerakkan keluarga pasien, seperti suami, anak atau saudaranya yang lain agar
mempunyai tanggungjawab sosial dengan aktif pada kelompok-kelompok yang peduli terhadap
kesehatan ibu dan bayi. Hal tersebut dilakukan melalui penyuluhan perorangan, penyuluhan
kelompok dan membuat gerakan peduli kesehatan agar kelompok sasaran
Lampiran A - Uraian Substansi
200
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
mempunyai pengetahuan yang benar tentang kesehatan ibu dan bayi, khususnya
tentang pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman. Diharapkan masyarakat
menjadi paham akan hak-hak kesehatan reproduksi mereka, sehingga kemudian
mereka bisa meminta pelayanan KIA tersebut kepada petugas kesehatan.
2. Peningkatan pengetahuan pasien ibu bersalin dan ibu menyusui melalui berbagai
kegiatan pembinaan. 3. Mengoptimalkan peran seluruh stakeholder
lain lintas program, lintas sektor, dunia usaha, masyarakat melalui integrasi
promosi kesehatan ke dalam kegiatan yang diselenggarakan. Misal sebagai
materi tambahan dalam salah satu mata pelajaran di sekolah, masuk sebagai materi
tambahan dalam wejangan nikah di KUA, sebagai indikator tambahan pada penilaian
lomba desa, mendorong dunia usaha agar mengakomodasi ibu hamil dan ibu pasca
bersalin bagi pekerja wanitanya melalui penerbitan kebijakan internal organisasi
tentang pengambilan cuti kehamilan dan cuti persalinan.
3. Tahap Monitoring Evalusi
• Evaluasi dilakukan di setiap tahapan manajerial, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil.
• Evaluasi dilaksanakan pada setiap pertengahan dan akhir tahun untuk menilai proses dan hasil
pelaksanaan promosi kesehatan. • Evaluasi dilaksanakan untuk menilai sejauh mana
kemajuan kegiatan dan hasil yang dicapai. • Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk
mengevaluasi diantaranya:
a Indikator input
1. Adatidaknya komitmen kepala puskesmas dan seluruh jajaran yang tercermin dalam
rencana promosi kesehatan puskesmas 2. Adatidaknya tenaga promosi kesehatan
yang sesuai dengan acuan dalam standar SDM promosi kesehatan puskesmas
3. Kecukupan pelatihan promosi kesehatan bagi petugas puskesmas
4. Kecukupan dan kelayakan sarana dan peralatan promosi kesehatan sesuai dengan
acuan standar 5. Kecukupan alokasi dana untuk promosi
kesehatan.
b Indikator proses
1. Frekuensi dan kualitas pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di dalam
gedung promosi kesehatan langsung oleh petugas kepada pasien yang dilayani,
penyuluhan kelompok kepada pasien yang sedang menunggu pelayanan, pemasangan
poster, dll 2. Kelayakan media promosi yang digunakan,
baik berupa poster, spanduk, lealet, dll dari sisi bentuk, kejelasan informasi, dll
3. Frekuensi dan kualitas pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di luar gedung,