175
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Pengaduan Janji Perbaikan Layanan
Status Realisasi
Janji Kegiatan yang
sudah dilakukan Tindak lanjut
1. Alat kontrasepsi
gratis masih diperjualbelikan
1.1. Puskesmas melakukan koordinasi dengan
Dinkes dan BPMPKB terkait distribusi Alkon
yang berlabel gratis Sudah
Kebutuhan alkon langsung
dikomunikasikan ke BPMPKB
1.2. Memberikan peringatan dan sanksi kepada
petugas puskesmas dan jaringannya apabila
memperjualbelikan alkon gratis
Sudah
2. Tidak ada tempat untuk
pelaksanaan di posyandu
2.1. Tidak ada tempat untuk pelaksanaan di
posyandu Sudah
2.2. Puskesmas mensosialisasikan dan
mendiskusikan kembali konsep posyandu
adalah milik masyarakat. Sudah
Puskesmas melakukan
koordinasi dengan stake holder terkait
lainnya seperti tomas, tokoh
agama untuk meningkatkan peran
dan pengembangan posyandu bersama
semua pihak.
Lampiran A - Uraian Substansi
176
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Pengaduan Janji Perbaikan Layanan
Status Realisasi
Janji Kegiatan yang
sudah dilakukan Tindak lanjut
3. Informasi tentang
Kesehatan Ibu dan Anak KIA
kurang 3.1. Meningkatkan KIE
petugas dan frekwensi sosialisasi tentang
Kesehatan Ibu dan Anak melalui kelas Ibu tingkat
kelurahan, misalnya dengan menggunakan
lembar balik, Buku KIA, Poster dll.
Sudah Pembuatan dan
pemasangan poster untuk sosialisasi
kelas ibu hamil. Pembuatan lembar
balik tentang IMD dan ASI Ekslusif
yang sekarang tersedia di loket.
3.2. Meningkatkan pelayanan konsultasi
KIA pada Bumil saat pemeriksaan kehamilan
dan kunjungan ke puskesmas, puskel,
poskeskel, posyandu. Belum
Diskusi antara staf Puskesmas
dan bidan desa tentang
penyuluhan yang
dibutuhkan. ….
…. ….
…. ….
Contoh Praktek Baik
a Pelaksanaan Kotak Saran di Puskesmas Batua, Kota Makassar
Kota Makassar telah menerapkan kotak saran di setiap Puskesmas di seluruh wilayahnya.
Kotaksaran tersebut dibuka dan dibahas setiap bulan dengan melibatkan kader posyandu dan MSF,
sehingga penyelesaian dan tindak lanjut disepakati dan dilakukan secara bersama sehingga beban
tidak hanya pada Puskesmas tetapi juga pada masyarakat. Kotak saran ini seharusnya terkunci,
dan kuncinya dipegang oleh staf kesehatan seperti bidan atau kader.
b Pelaksanaan SMS Gateway di Puskesmas Sungai Raya
Kepulauan, Kabupaten Bengkayang
Puskesmas Sungai Raya Kepulauan, di daerah pinggir laut di Kabupaten Bengkayang, Provinsi
177
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Kalimantan Barat, telah memiliki kotak saran sejak lama. Namun, staf Puskesmas mengakui jarang ada
saran dan pengaduan di dalamnya. Oleh karena ini, Kepala Puskesmas memutuskan
untuk melaksanakan SMS Gateway di Puskesmasnya. Semua staf menyepakati untuk
mengadakan dan mempublikasikan tiga nomor HP agar pasien dapat memberi pengaduan secara
langsung dan cepat. Dari nomor HP ini, satu dipegang oleh Kepala Puskesmas, satu dipegang
oleh Bidan Koordinator, dan satu dipegang staf lain. Sejak percetakan spanduk dengan informasi SMS
Gateway dan nomor HP tersebut, sudah sangat lebih banyak saran disampaikan oleh pasien kepada
staf Puskesmas. Semua saran dan pengaduan dicatat dalam buku pengaduan, dan kalau tidak
dapat langsung dibalas, saran tersebut dibahas pada lokakarya mini bulanan.
Lampiran A - Uraian Substansi
178
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
c Contoh Instrumen Pengaduan Kabupaten Bener Meriah
179
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
d Contoh Janji Perbaikan Layanan, Puskesmas Sekadau, Kab. Sekadau
Contoh Bahan Presentasi
Yang berikut adalah beberapa slide dari presentasi USAID-KINERJA. Seluruh presentasi dapat diakses di ile dalam CD yang terlampir.
Lampiran A - Uraian Substansi
180
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
181
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
183
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
7
7
Strategi Promosi Kesehatan untuk Persalinan Aman
Lampiran A - Uraian Substansi
184
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Strategi
Promosi
Kesehatan
untuk
Persalinan
Aman
Deskripsi Modul
Modul ini menguraikan tentang strategi promosi kesehatan yang digunakan KINERJA dalam program
Persalinan Aman, IMD dan ASI Ekslusif yang dapat diterapkan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas
untuk meningkatkan kinerja program menjadi lebih partisipatif, akuntabel, responsif, transparan dan
inovatif melalui pendekatan utama KINERJA dengan penguatan sisi demand dan supply. Oleh karena
itu modul ini juga membahas strategi promosi yang melibatkan masyarakat sebagai pengguna
layanan. Di samping dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan promosi kesehatan
oleh puskesmas dan dinas kesehatan, modul ini juga dimaksudkan sebagai acuan bagi fasilitator
dalam menyelenggarakan pelatihan tentang strategi promosi kesehatan yang efektif.
Sasaran Pengguna
1. Organisasi Mitra Pelaksana OMP 2. KonsultanPelatih
3. Fasilitator kesehatan 4. Staf Dinas Kesehatan
5. Kepala Puskesmas, bidan koordinator dan bidan desa
6. Masyarakat yang peduli kesehatan kader kesehatan, PKK, tokoh agama, tokoh
masyarakat, asosiasi, paguyuban.
Modul 7
........ membahas
strategi promosi yang melibatkan
masyarakat sebagai pengguna
layanan.
185
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Tujuan bagi peserta dalam pelatihan instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan: 1. Mampu menjelaskan pentingnya promosi
kesehatan 2. Mampu menjelaskan beberapa metode promosi
kesehatan dan perbedaannya 3. Mampu menganalisir kebutuhan wilayah
terhadap isu apa yang perlu dipromosikan 4. Mampu mendesain strategi promosi kesehatan,
termasuk sasaran, tujuan, dan metode promosi 5. Mampu melaksanakan kegiatan dan kampayne
promosi kesehatan.
Pokok Bahasan
1. Latar Belakang 2. Strategi Promosi Kesehatan
3. Jenis dan Media Promosi 4. Promosi Persalinan Aman
5. Komitmen Persalinan Aman
Metode
Sesi pelatihan
1. Pemaparan materi 2. Self-assessment
3. Diskusi dan tanya jawab 4. Latihan kelompok
5. Presentasi hasil latihan
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Tujuan lokakarya agar peserta mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi promosi
kesehatan yang inovatif sebagai upaya menjalankan manajemen pelayanan puskemas yang baik dengan
paradigma yang kuat pada pencegahan.
Tujuan Khusus
Tujuan bagi peserta dalam Training of Trainers TOT:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu menjadi fasilitator untuk memberikan
pelatihan kepada instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan.
Setelah mengikuti TOT, peserta akan: 1. Mampu menawarkan strategi dan metode
promosi kesehatan yang efektif dan partisipatif yang telah dilakukan di daerah lain praktek
baik 2. Mampu mendesain strategi dan metode promosi
kesehatan yang sesuai dengan kearifan lokal 3. Mampu memberikan penguatan terhadap
strategi promosi kesehatan 4. Mampu memberikan pemahaman tentang
pelaksanaan monitoring dan evaluasi promosi kesehatan
5. Mampu melaksanakan kegiatan dan kampanye promosi kesehatan.
Lampiran A - Uraian Substansi
186
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Sesi pelaksanaan:
1. Sosialisasi materi 2. Pembentukan kelompok kerja di Puskesmas
Dinas Kesehatan 3. Diskusi kelompok terfokus dengan melibatkan
lintas sektor dan para pemangku kepentingan.
Alat dan bahan
1. LCD Projector 2. Laptop
3. FlipchartKertas PlanoMetaplanwhite board 4. Alat tulis
5. Materi Presentasi.
Waktu
Sesi pelatihan: Satu hari
Hari I:
Waktu Pokok Bahasan
1 x 45 menit Pembukaan
Penjelasan singkat tentang Program KINERJA dan pengantar
pelatihan Promosi Kesehatan Bina Suasana
1 x 45 menit Self-assessment: Diskusi
kelompok identiikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
pelaksanaan promosi kesehatan saat ini
2 x 45 menit Penyajian materi: Promosi
kesehatan: konsep, strategi, dan pelaksanaannya
Diskusi dan tanya jawab
Proses Fasilitasi Kegiatan Pelatihan
a Pengantar
• Fasilitator membuka sesi dengan menyampaikan pentingnya promosi
kesehatan sebagai bagian dari pelaksanaan pelayanan puskesmas yang partisipatif,
akuntabel, responsive, transparan dan inovatif. Penyusunan dan penerapan strategi
promosi kesehatan dengan melibatkan berbagai unsur termasuk masyarakat
merupakan salah satu mekanisme untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam program, sehingga pencapaian SPM menjadi lebih mudah.
• Fasilitator menjelaskan desain kegiatan secara umum, yaitu akan diselenggarakan
selama 1 hari, dengan alokasi waktu 8 x 45 menit per hari. Peserta diharapkan aktif
dalam setiap sesi, baik sesi penyajian materi maupun sesi diskusi dan penugasan.
• Fasilitator melakukan bina suasana untuk mencairkan situasi sebelum memulai
pelatihan. Kegiatan yang bisa dilakukan misalnya: perkenalan, mapping harapan
Waktu Pokok Bahasan
3 x 45 menit Diskusi kelompok: Menyusun
rencana promosi kesehatan untuk program Persalinan Aman
Pemaparan hasil diskusi 1 x 45 menit
Rencana tindak lanjut Penutupan
187
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
menyusun rencana promosi kesehatan untuk program Persalinan Aman. Rencana
ini disusun dengan memperhatikan hasil self-assessment yang telah dilakukan
sebelumnya, dan diperkaya dengan materi yang disampaikan narasumber.
c Penutup
Setelah semua sesi berakhir, susun rencana tindak lanjut pelatihan dengan melibatkan
kontribusi aktif peserta. Rencana tindak lanjut yang dimaksud berupa uraian langkah
konkrit yang akan dilakukan baik oleh OMP, LPSS, MSF, maupun Puskesmas dan Dinas
Kesehatan untuk mulai menerapkan beberapa pendekatan strategi promosi kreatif untuk
program Persalinan Aman. Selanjutnya fasilitator menutup sesi dengan menarik kesimpulan
dari hasil presentasi dan tanya jawab, serta menekankan kembali beberapa hal yang akan
dilakukan sesuai dengan rencana tindak lanjut yang telah disusun.
peserta dan permainan yang memotivasi peserta.
b Proses pelatihan
Fasilitator atau nara sumber menyajikan materi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Gunakan media pembelajaran yang sesuai untuk memudahkan penangkapan peserta.
Bahan presentasi dapat menggunakan bahan yang tersedia dalam modul ini. Gunakan metode
interaktif, dengan mengutamakan peran aktif dari seluruh peserta. Minta peserta untuk
menyampaikan pendapatnya terkait dengan topik yang tengah dibahas.
Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk mengajukan pertanyaan. Tawarkan dulu
komentar atas pertanyaan peserta kepada peserta yang lain, agar suasana diskusi tidak
hanya berjalan 1 arah. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi proses diskusi dan mengarahkan
jika ada proses diskusi yang menyimpang. Rincian aktivitas per sesi adalah sebagai berikut:
• Sesi I: Sudah dijelaskan dalam pengantar • Sesi II: Melaksanakan self-assessment
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, serta capaian
pelaksanaan promosi kesehatan saat ini. • Sesi III: Nara sumber menyajikan materi
tentang konsep, strategi dan pelaksanaan promosi kesehatan, khususnya dalam
program Persalinan Aman • Sesi IV: Minta kelompok untuk melakukan
diskusi secara berkelompok. Dengan tujuan
Lampiran A - Uraian Substansi
188
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
Uraian Substansi
1. Latar Belakang
Dari hasil penelitian WHO pada tahun 2012, Indonesia masih memiliki Angka Kematian Ibu AKI
yang terlalu tinggi, dimana 359 ibu per 100.000 kehidupan lahir meninggal dunia tiap tahun. Angka
Kematian Bayi AKB di Indonesia juga sangat tinggi, dengan 34 bayi yang meninggal per 1.000 kelahiran
hidup, atau sekitar 80.000 anak bayi baru lahir meninggal dunia saat berusia kurang dari sebulan.
Apabila pemahaman masyarakat terhadap Persalinan Aman masih rendah, maka pemanfaatan
pemeriksaan kehamilan, persalinan dengan tenaga kesehatan terlatih dan di fasilitas kesehatan,
penerapan IMD, dan pemberian ASI Eksklusif secara langsung akan rendah pula. Terbatasnya
pengetahuan ini juga mengakibatkan masyarakat tidak dapat memahami dengan baik apakah
pelayanan yang diberikan kepadanya sudah sesuai dengan standar yang ada seperti standar yang
diatur oleh Standar Pelayanan Minimal. Untuk itu, perlu ada upaya yang efektif dari
pemerintah dan unit layanan kesehatan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Promosi
kesehatan menjadi bagian penting dan melekat dalam tugas pokok dan fungsi dari sebuah instansi
penyedia layanan kesehatan. Sebenarnya komitmen untuk melaksanakan promosi
kesehatan yang selalu digaungkan mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat kecamatan masih
sangat rendah. Terbukti dari rendahnya pendanaan, kapasitas SDM yang tersedia dan memahami
strategi promosi kesehatan, serta strategi promosi kesehatan yang masih sangat lemah. Kalangan
kesehatan lebih banyak melakukan strategi promosi secara generik seperti memberi penyuluhan secara
tradisional dengan menggunakan cara lisan pada kegiatan posyandu, atau menggunakan alat bantu
poster dan lealet. Kalangan kesehatan juga sangat jarang melakukan evaluasi terhadap dampak dari
strategi promosi kesehatan yang sudah dijalankan selama ini.
Selain itu, promosi kesehatan selama ini terbatas didominasi dilakukan oleh petugas kesehatan,
padahal petugas kesehatan belum tentu memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Keterlibatan
masyarakat dan lintas sektor untuk melakukan promosi kesehatan masih rendah. Padahal
masyarakat LSM, ulama, media, akademisi, swasta, dan lainnya serta lintas sektor Dinas Pendidikan
dan Kementerian Agama di daerah memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi masyarakat
terhadap perilaku dan persepsi yang kurang mendukung kesehatan individu dan masyarakat.
Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang dengan tujuan melakukan perubahan atau
perbaikan baik secara perorangan maupun bersama dalam masyarakat, organisasi dan lingkungan yang
diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Di dalam KMK No. 1114
MenkesSKVII2005 disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
189
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan yang dilakukan dengan baik akan mampu meningkatkan
kemampuan pemberdayaan masyarakatdalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Promosi kesehatan ibu dan anak dimaksudkan untuk mencerdaskan masyarakat mengenai kesehatan
ibu dan bayi, yang dalam paket dukungan KINERJA terbatas pada Persalinan Aman, IMD dan ASI
Eksklusif. Dengan demikian, masyarakat memahami hak-haknya terhadap pelayanan tersebut sehingga
masyarakat dapat mengawasi dan menuntut hak- haknya ketika mereka menggunakan pelayanan
kesehatan baik di fasilitas publik maupun swasta. Sebagai program pemberdayaan masyarakat,
diperlukan langkah-langkah efektif untuk memberikan penyadaran dan pencerdasan
kepada masyarakat tentang pentingnya persalinan aman. Paket dukungan KINERJA membangun
kesadaran tentang manfaat pemeriksaan kehamilan minimal empat kali, dan persalinan dengan tenaga
kesehatan dan di fasilitas kesehatan. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-
kelompok potensial yang sudah mengakar di masyarakat, serta melibatkan seluruh komponen-
komponen masyarakat. Proses tersebut dilakukan dengan berbagai upaya untuk mempengaruhi
lingkungan yang menyangkut pendidikan, organisasi, termasuk kebijakan dan peraturan
perundangan.
2. Strategi Promosi
Dalam mengembangkan strategi promosi kesehatan diperlukan keterlibatan dinas kesehatan, puskesmas
dan masyarakat. Strategi tersebut dipersyaratkan menjadi bagian program Dinas Kesehatan Bidang
Pelayanan terutama Sub-Bidang Promosi Kesehatan yang dianggarkan secara rutin tiap tahun dalam
jumlah yang memadai, termasuk kegiatan promosi KIA. Kegiatan dalam strategi promosi dilakukan
dengan target meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang informasi teknis terkait KIA
supply side dan kegiatan penyebaran informasi bagi masyarakat terutama bagi keluarga yang
memiliki ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Strategi promosi akan efektif dan dapat menjadi
booster sehingga seorang atau sekelompok orang lebih mudah memahami jika memenuhi beberapa
kriteria berikut ini: 1. Anchor, dilakukan pada momen yang mudah
orang ingat. Misal, acara nikah hari penting bagi pasangan,
2. Massa, yaitu menciptakan gerakan banyak massa yang terlibat. Misal, festival atau gelar
seni, facebook, dan social media lainnya 3. Si lemah melawan yang kuat, yaitu kondisi
promosi kesehatan yang membela kaum lemah ibu dan anak yang tidak berdaya. Misal,
ibu dan anak ditindas oleh keluarga untuk memberikan susu formula;
4. Penyampai yang menarik dan menjadi panutan masyarakat, misal ulama atau tokoh masyarakat
yang menyampaikan akan lebih didengar dari pada bukan tokoh masyarakat.
Lampiran A - Uraian Substansi
190
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
5. Terus menerus repetitive, promosi yang dapat dilihat, didengar dan dibaca setiap hari atau
momen oleh masyarakat. Misal, baliho yang komunikatif pada tempat-tempat strategis.
6. Singkat, padat, dan mudah diingat, yaitu suatu pesan tulisan dan atau gambar yang mudah
dipahami dalam konsep awam tetapi gambar dan kalimat itu menjadi khas. Jika orang
mengulang kalimat itu sudah menunjukkan kekhasan isu itu.
Sedangkan dalam Kepmenkes 5852007 dijelaskan adanya 4 strategi dasar promosi kesehatan yang
meliputi1 Pemberdayaan, 2 Bina suasana, 3 Advokasi, dan 4 Kemitraan. Promosi kesehatan
di Puskesmas hendaknya dikembangkan dengan mengacu pada 4 strategi dasar tersebut disesuaikan
dengan sasaran, kondisi puskesmas, dan tujuan promosi.
3. Jenis dan Media Promosi
Promosi kesehatan ibu dan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara baik penyampaian informasi
langsung melalui ceramah, diskusi, penyuluhan dan konseling ataupun melalui media cetak
dan elektronik. Informasi teknis yang disajikan dalam media promosi disesuaikan dengan paket
KINERJA yaitu Persalinan Aman, ASI Ekslusif dan Menyusu Dini. Informasi sedapat mungkin dikemas
dengan bahasa yang ringkas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat dan berdampak pada perubahan prilaku keluarga dari ibu hamil dan ibu menyusui.
Informasi teknis yang sebaiknya disajikan dalam media kampanye adalah:
• Pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan minimal empat kali, serta standar yang mesti
diberikan • Resiko kehamilan dan persoalan kehamilan
resiko tinggi • Makanan yang bergizi untuk ibu hamil dan ibu
pasca bersalin • Persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
• Persalinan di fasilitas kesehatan • Kemitraan bidan dan dukun.
Jenis dan media promosi yang digunakan dalam mempromosikan kesehatan ibu dan anak dapat
berupa:
3.1 PenyuluhanKonseling
Umumnya penyuluhan dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan atau
kader posyandu saat pelayanan kesehatan di puskesmas, kegiatan puskesmas keliling,
posyandu bulanan, kelas ibu hamil ataupun saat melakukan kunjungan rumah.Penyuluhan
dapat dilakukan melalui diskusi, ceramah dengan bantuan alat peraga berupa gambar, ilm
maupun praktek langsung. Perlu memperhatikan konteks lokal sehingga penyuluhan bisa
berkelanjutan. Selain penguatan pengetahuan teknis bagi
tenaga kesehatan dan kader posyandu, perlu dipersiapkan juga media promosi yang akan
digunakan dalam melakukan penyuluhan.
191
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
3.2 Kampanye melalui Duta ASI
Duta ASI di daerah dipilih dari tokoh masyarakat pejabat daerah yang memiliki pengaruh besar
bagi masyarakat baik dengan kehadiran secara personal maupun himbauan yang disampaikan
oleh duta tersebut di media elektronik maupun melalui media cetak yang memunculkan nama
atau fotonya. Duta ASI Eksklusif perlu juga diberikan
pengetahuan teknis mengenai Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif sehingga beliau dapat
memberikan penyuluhan dan pencerdasan langsung pada kegiatan yang melibatkan
masyarakat.
3.3 Pendidikan Rekan Sebaya
Persalinan Aman juga dapat dipromosikan dengan membentuk kelompok kegiatan
ibu hamil dan ibu menyusui. Dimana selain replikasi praktek baik perawatan kehamilan
dan persalinan aman antar sesama ibu, dapat juga terjadi diseminasi informasi dari tenaga
kesehatan maupun kader posyandu.
3.4 Media cetak Brosur Pamlet Lealet Poster Koran dll dan radio
Berisi informasi teknis untuk mengkampanyekan kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu menyusui,
bayi dan balita. Pesan yang disampaikan harus mudah dibaca dengan tulisangambar yang
menarik dan cerita yang mudah dimengerti. Bahan informasi bisa juga cerita atau himbauan
dari tokoh masyarakat atau pejabat daerah yang menjadi Duta ASI dengan slogan praktis
terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan dan persalinan dengan tenaga kesehatan
terlatih.
4. Promosi Persalinan Aman
4.1 Tujuan
Sebagai upaya untuk membantu masyarakat untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan
aman sebagai gaya hidup yang sehat dan cerdas, maka promosi pemberian persalinan
aman mempunyai tujuan pengubahan gaya hidup yang mendorong masyarakat
khususnya ibu melahirkan dan keluarganya dalam membuat keputusan yang cerdas untuk
mencapai keseimbangan kesehatan isik, sosial, spiritual dan intelektual. Pengubahan gaya hidup
dapat difasilitasi melalui penggabungan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung,
mengubah perilaku dan meningkatkan kesadaran dalam pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman.
4.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi persalinan aman adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan pengetahuan tentang segala hal terkait pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman, penekanannya pada upaya untuk perubahan perilaku melalui
Lampiran A - Uraian Substansi
192
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan yang ada:
• Di lingkungan keluarga suami, orang tua, mertua
• Di lingkungan sekolah • Di lingkungan tempat kerja
• Di tempat-tempatfasilitas umum • Di lingkungan penyedia layanan
kesehatan. 2. Pemasaran sosial, ditekankan pada
pengenalan tentang manfaat pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman melalui
kampanye. 3. Penyuluhan komunikasi dan informasi
yang ditekankan pada penyebaran informasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
dan persalinan aman. 4. Peningkatan cakupan pemeriksaan
kehamilan dan persalinan aman, penekanannya pada upaya pemeliharaan
dan peningkatan KIA. 5. Advokasi pemeriksaan kehamilan
dan persalinan amandengan upaya mempengaruhi lingkungan atau pihak lain
agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan KIA melalui legislasi atau
pembuatan peraturan, dukungan anggaran dan dukungan suasana di berbagai bidang
sektor dalam penyiapan sarana dan prasarana untuk persalinan aman.
6. Upaya melalui pengorganisasian masyarakat, pengembangan
masyarakat, penggerakan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat yang
penekanannya adalah untuk edukasi dan meningkatan kemampuan advokasi.
4.3 Strategi Promosi
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari peningkatan derajat kesehatan ibu menyusui dan
bayi baru lahir, maka diperlukan cara yang efektif dan eisien.Beberapa strategi yang dapat dilakukan
untuk promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman adalah:
a Kebijakan berwawasan KIA
• Mengupayakan tersedianya kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur
pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman • Mengalokasikan anggaran pemerintahdaerah
untuk program peningkatan jumlah ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman.
b Advokasi
Perangkat kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempengaruhi para pembuat keputusan agar dapat
mempercayai dan meyakini bahwa pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman perlu mendapat
dukungan melalui kebijakan keputusan.
c Dukungan sosial
• Kerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan penyedia layanan secara lintas program dan
lintas sektoral yang memiliki kaitan dengan pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman
• Kerjasama dengan pihak eksternal seperti Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak
• Kemitraan dengan pihak swasta seperti
193
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
produsen makanan sebagai pihak yang dapatmempengaruhi persoalanpersalinan aman.
d Keterampilan individu
• Peningkatan keterampilan informasi dan edukasi petugas kesehatan untuk mampu
menjelaskan, mendampingi, dan konseling tentang pemeriksaan kehamilan dan persalinan
aman. • Pemberian ketrampilan kepada masyarakat
terutama ibu hamil dan keluarga inti, serta orang tua terkait pengetahuan tentang manfaat
pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman.
e Pemberdayaan masyarakat
Dilakukan dengan pendekatan edukatif yang ditekankan pada proses dan upaya melalui:
• Sosialisasi kepada para stakeholder untuk promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan
amanterkait bahwa dengan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali dapat tenaga
kesehatan dan ibu tahu dengan cepat kalau ada resiko kepada ibu maupun bayinya
• Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya persalinan aman persalinan dengan
tenaga kesehatan terlatih dan di fasilitas kesehatan terhadap keselamatan ibu maupun
bayinya
4.4 Langkah-langkah promosi pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman
Tahapan promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman meliputi:
a Menentukan tujuan promosi:
1. Apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu berkaitan dengan tujuan program,
misalnya yang terkait dengan peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan dan persalinan
aman. 2. Apa yang akan dicapai untuk mengatasi
masalah rendahnya pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman tujuan pendidikan. Berkaitan
dengan peningkatan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman. 3. Pembelajaran apa yang harus dicapai
yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap tujuan perilaku.
Berkaitan dengan peningkatan perilaku masyarakat terhadap pemeriksaan kehamilan
dan persalinan aman.
b Menentukan sasaran promosi
Menyangkut kelompok yang menjadi sasaran promosi seperti individu atau kelompok atau
kombinasi keduanya.
Lampiran A - Uraian Substansi
194
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
c Menentukan isi atau materi promosi
Materi promosi harus dibuat sesederhana mungkin, bisa dalam bentuk cerita, permainan, drama, gambar
atau dengan bahasa setempat sehingga sasaran promosi mudah memahami dan mau melaksanakan
isi pesan tersebut .
d Menentukan metode promosi
• Untuk tujuan pengetahuan: menggunakan penyuluhan langsung, pemasangan poster,
spanduk, penyebaran lealet • Untuk tujuan perilaku: memberikan contoh
konkrit yang dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap sasaran promosi berupa foto, slide
atau video • Untuk tujuan meningkatkan ketrampilan:
melakukan praktek seperti deteksi resiko dan persoalan dalam kehamilan.
Metode perlu mempertimbangkan sumber daya seperti anggaran dan manusia.
e Menetapkan media promosi
• Media yang digunakan dapat mempermudah pembelajaran
• Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan, tujuan yang ingin
dicapai, metode yang digunakan serta sumber daya yang tersedia.
f Menyusun rencana evaluasi pelaksanaan promosi
Sebagai upaya untuk melihat berhasil tidaknya pelaksanaan promosi pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman, dengan menjabarkan kapan, di mana dan siapa yang akan melakukan evaluasi
serta sasaran mana yang akan dievaluasi.
g Menyusun jadwal pelaksanaan
Penjabaran tentang waktu, tempat dan pelaksanaan promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan
aman.
4.5 Sasaran promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman
Pentahapan upaya promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman meliputi tiga kelompok sasaran
yang harus dicakup yaitu: 1. Sasaran primerumum, adalah masyarakat yang
terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan para suami.
2. Sasaran sekunder, adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat serta orang relevan
dalam kegiatan promosi pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman. Harapannya para tokoh
ini dapat menyampaikan kembali tentang pengetahuan dan keterampilannya kepada
masyarakat di lingkungan sekitarnya. 3. Sasaran tersier, adalah para pembuat keputusan
atau penentu kebijakan, dengan harapan keputusan atau kebijakan yang dikeluarkan akan
195
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
memiliki pengaruh dan dampak bagi upaya yang dilakukan pada kelompok sasaran sekunder dan
primer. Ketiga sasaran ini dipersyaratkan untuk dilakukan
karena kan terkait satu dengan yang lainnya dalam sebuah promosi kesehatan.
5. Komitmen Persalinan Aman
5.1 Kebutuhan komitmen
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yakni sejak
bulan pertama kehamilan. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas manusia adalah persalinan aman. Dengan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali dan
persalinan dengan tenaga kesehatan terlatih dan di fasilitas kesehatan, keselamatan ibu dan bayi dapat
lebih terjamin. Persalinan aman berarti seorang ibu dapat
melahirkan bayinya dengan selamat oleh karena keadaan tenaga, fasilitas, alat dan obat yang
dapat digunakan kalau terjadi komplikasi. Tenaga kesehatan terlatih dapat langsung menangangi
persoalan yang muncul, karena telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan.
Namun, cakupan pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman sangat tergantung pada
pemahaman, pengetahuan dan komitmen dari berbagai pihak yang perduli terhadap terwujudnya
generasi penerus yang selamat dan sehat, terutama ibu melahirkan, lingkungan dimana si ibu berada
serta masyarakat pada umumnya, dan petugas kesehatan yang mempunyai kewajiban untuk
memberikan advokasi tentang pentingnya dan manfaat pemeriksaan kehamilan dan persalinan
aman.
5.2 Kunci Keberhasilan Program Persalinan Aman
1. Menciptakan komitmen, kepedulian, kesungguhan dan kemauan semua stakeholder.
2. Dukungan eksekutif dan legislatif. 3. Ada unsur SDM penggerak program di tingkat
lokal. 4. Menjaga keberlanjutan program.
5.3 Kebijakan Daerah
Sebagai program pemerintah pusat, kabupatenkota perlu mengaturnya dalam sebuah kebijakan untuk
menjamin terlaksananya program pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman dalam bentuk
kegiatan konkrit sebagai upaya pencapaian tujuan. Untuk memberikan arahan atau petunjuk
operasional tentang organisasi, personil, dan prosedur, dapat berbentuk Surat Keputusan SK,
Peraturan BupatiWalikota PerbupPerwali, atau Peraturan Daerah Perda.
Kebijakan tentang pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman diharapkan dapat:
Lampiran A - Uraian Substansi
196
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
1. Memberikan perlindungan dan kesempatan bagi ibu untuk mendapat pemeriksaan kehamilan
minimal empat kali dan yang sesuai dengan standar
2. Memberikan perlindungan dan kesempatan bagi ibu untuk melahirkan dengan selamat dan aman
3. Memberikan perlindungan dan kesempatan bagi untuk melahirkan dengan tenaga kesehatan
terlatih dan di fasilitas kesehatan 4. Mendorong peran dan dukungan keluarga,
masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah daerah terhadap pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman. Agar kebijakan kepala daerah tersebut berjalan
efektif dalam pelaksanaannya maka langkah- langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Perumusan: perumusan naskah akademik 2. Advokasi: pembahasan dengan semua pihak
terkait termasuk masyarakat sebagai pengguna layanan melalui pendekatan persuasif,
presentasi, diskusi, negosiasi 3. Penetapan: proses pengesahan
4. Pelaksanaan: sosialisasi kebijakan dan penerapan kebijakan oleh para pihak yang
terkait 5. Monitoring: memantau pelaksanaan apakah
sudah sesuai dengan aturankebijakan 6. Evaluasi: apakah kebijakan tersebut dapat
mengurangi masalah yang mempengaruhi kinerja yang diharapkan.
5.4 Para Pihak Terkait dalam program pemeriksaan kehamilan dan
persalinan aman
Dengan telah diundangkannya kebijakan terhadap pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman, maka
hal yang terpenting adalah komitmen dari semua pihak terkait baik dari pemberi layanan, ibu hamil
dan keluarga sebagai target dan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk bisa memprioritaskan
pemeriksaan kehamilan dan persalinan aman. Beberapa pihak yang diharapkan turut berkomitmen
dalam mendorongpemeriksaan kehamilan dan persalinan aman adalah:
a Keluarga terdekat ibu
Dukungan suami diberikan dengan selalu menjaga suasana batin si ibu seperti membina isteri untuk
memeriksa kehamilan, menemani isteri ketika diperiksa kehamilan, membina isteri untuk makan
makanan bergizi, membina isteri untuk bersalin dengan tenaga kesehatan terlatih dan di fasiltas
kesehatan, membina isteri untuk mengikuti kelas ibu hamil, dan menemani isteri pada saat bersalin.
Orang tuamertua keluarga harus memberikan ibu hak untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi
bayinya, tidak memaksakan untuk bersalin dengan dukun bayi, tidak melarang makanan tertentu terkait
tradisi selama kehamilan, dan memberikan ibu semangat dan dorongan agar ibu percaya diri untuk
pergi memeriksakan kehamilan dan bersalin dengan tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.